Jangan Abaikan Ban Berdecit, Ini 5 Penyebabnya
06 April 2023 |
07:47 WIB
1
Like
Like
Like
Bunyi decit ban ketika berbelok terkadang timbul saat kendaraan tengah berbelok dengan cepat, mengerem, atau berakselerasi. Decitan itu sesuatu yang normal. Namun, suara itu bisa menjadi indikasi masalah pada ban ketika tetap terdengar saat mobil dalam kecepatan rendah.
National Sales Manager PT. Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono mengatakann ban bisa menghasilkan suara decit karena tapak ban bersentuhan dengan permukaan jalan untuk mendapatkan traksi. Kondisi ini adalah sesuatu yang normal, terlebih ketika kendaraan melewati permukaan yang licin atau dilapisi cat seperti area parkir gedung bertingkat.
Meskipun begitu, decitan ban mobil bisa menjadi indikasi bahwa terdapat kondisi yang salah dengan komponen kendaraan yang dimiliki saat berbelok dalam kecepatan yang tidak tinggi. Komponen yang bermasalah seperti bantalan rem atau suspensi yang telah aus ketika kondisi tersebut terjadi.
Baca juga: Pantau 4 Penyebab Ban Mobil Sering Kempes
Dengan begitu, maka penyebab-penyebab yang membuat ban mengeluarkan suara decit tidak boleh diabaikan. Pengendara harus segera mengatasi segala faktor pembuat komponen bundar itu mengeluarkan suara. Tujuannya adalah agar tidak menimbulkan masalah serius bagi kendaraan yang dikendarai.
Untuk bisa mengatasinya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui berbagai penyebab ban mengeluarkan decit. Berikut berbagai macam faktor yang dapat membuat mengeluarkan suara decit.
Kondisi itu menyebabkan tapak ban akan mencoba menemukan kontak yang tepat dengan permukaan jalan. Saat ini terjadi, karet ban akan melorot ke samping karena bentuk jalan yang berbelok. Kemudian, bunyi decit saat berbelok di tikungan tidak bisa terhindarkan.
Jadi, penting untuk mengetahui tekanan yang diperlukan untuk mobil. Untuk mobil jenis city car, rekomendasi tekanan angin adalah 30-36 pounds per square inch (Psi), sementara untuk mobil SUV adalah 35-40 Psi.
Tapak ban menjadi kunci kendaraan untuk mendapatkan traksi yang cukup. Saat aus tidak merata, ban akan mengeluarkan suara berdecit, bahkan sebelum melewati belokan.
“Untuk menghindari keausan tidak rata ban perlu diperiksa secara berkala, mulai dari balancing dan rotasi, tekanan angin ban, suspensi, hingga kondisi tapak paling luar untuk menghindari adanya paku atau kerikil yang menancap,” ujarnya.
Pengaturan camber dan toe pada roda membantu posisi roda sejajar antara satu sama lain dan juga dengan permukaan jalan. Camber merupakan sudut kemiringan roda secara vertikal saat dilihat dari posisi depan dan belakang mobil.
Sementara toe adalah sudut roda ketika dilihat dari atas kendaraan. Jika salah satu komponen tidak sejajar, ban akan mengalami keausan tidak merata dan menyentuh permukaan jalan dengan posisi yang salah.
Penting untuk diingat bahwa penyelarasan roda berbeda dan penyeimbangan ban. Prosedur yang dijalankan juga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Penyelarasan roda akan mempengaruhi posisi suspensi. Sementara itu, penyeimbangan ban dilakukan dengan distribusi bobot di dalam ban.
Sabuk mesin adalah komponen mesin yang berfungsi menyalurkan putaran mesin ke komponen lainnya, seperti power steering, AC, hingga water pump. Kerusakan sabuk mesin ditandai dengan suara decitan ban saat berbelok seiring dengan kecepatan yang meningkat.
Kondisi tersebut juga menjadi salah satu penyebab kerusakan pompa power steering, yang ditandai dengan setir yang terasa berat saat dikemudikan.
Selain karena kondisi komponen, cara mengemudi yang buruk juga bisa menjadi penyebab ban berdecit. Untuk memastikan kemudi, suspensi, roda, dan ban dalam kondisi prima dan bertahan lebih lama, individu sebaiknya tidak melakukan akselerasi dan pengereman mendadak.
Kedua aktivitas mengemudi itu akan membuat karet ban menjadi kikis dan menyebabkan keausan. Saat melewati tikungan, pengemudi sebaiknya berada dalam kecepatan rendah. Kecepatan yang tinggi dapat membuat ban dan titik arah mobil mengalami perbedaan, sehingga berdecit.
Tidak hanya itu, suhu juga akan mengalami peningkatan dengan cepat dan dapat menyebabkan ban mengalami penuaan sebelum waktunya.
Baca juga: Kondisi Ban Ternyata Berpengaruh ke Risiko Aquaplaning
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
National Sales Manager PT. Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono mengatakann ban bisa menghasilkan suara decit karena tapak ban bersentuhan dengan permukaan jalan untuk mendapatkan traksi. Kondisi ini adalah sesuatu yang normal, terlebih ketika kendaraan melewati permukaan yang licin atau dilapisi cat seperti area parkir gedung bertingkat.
Meskipun begitu, decitan ban mobil bisa menjadi indikasi bahwa terdapat kondisi yang salah dengan komponen kendaraan yang dimiliki saat berbelok dalam kecepatan yang tidak tinggi. Komponen yang bermasalah seperti bantalan rem atau suspensi yang telah aus ketika kondisi tersebut terjadi.
Baca juga: Pantau 4 Penyebab Ban Mobil Sering Kempes
Dengan begitu, maka penyebab-penyebab yang membuat ban mengeluarkan suara decit tidak boleh diabaikan. Pengendara harus segera mengatasi segala faktor pembuat komponen bundar itu mengeluarkan suara. Tujuannya adalah agar tidak menimbulkan masalah serius bagi kendaraan yang dikendarai.
Untuk bisa mengatasinya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui berbagai penyebab ban mengeluarkan decit. Berikut berbagai macam faktor yang dapat membuat mengeluarkan suara decit.
1. Ban kurang angin.
Kekurangan tekanan angin rentan membuat ban menjadi rusak selain kempes. Dengan begitu, maka kemampuan traksi ban makin buruk. Tekanan angin ban yang kurang dapat membuat tidak ada perlawanan yang cukup terhadap kekuatan fisik dalam ban saat mobil berbelok.Kondisi itu menyebabkan tapak ban akan mencoba menemukan kontak yang tepat dengan permukaan jalan. Saat ini terjadi, karet ban akan melorot ke samping karena bentuk jalan yang berbelok. Kemudian, bunyi decit saat berbelok di tikungan tidak bisa terhindarkan.
Jadi, penting untuk mengetahui tekanan yang diperlukan untuk mobil. Untuk mobil jenis city car, rekomendasi tekanan angin adalah 30-36 pounds per square inch (Psi), sementara untuk mobil SUV adalah 35-40 Psi.
2. Keausan yang tidak merata.
Tapak ban menjadi kunci kendaraan untuk mendapatkan traksi yang cukup. Saat aus tidak merata, ban akan mengeluarkan suara berdecit, bahkan sebelum melewati belokan.“Untuk menghindari keausan tidak rata ban perlu diperiksa secara berkala, mulai dari balancing dan rotasi, tekanan angin ban, suspensi, hingga kondisi tapak paling luar untuk menghindari adanya paku atau kerikil yang menancap,” ujarnya.
3. Roda yang tidak sejajar.
Pengaturan camber dan toe pada roda membantu posisi roda sejajar antara satu sama lain dan juga dengan permukaan jalan. Camber merupakan sudut kemiringan roda secara vertikal saat dilihat dari posisi depan dan belakang mobil.Sementara toe adalah sudut roda ketika dilihat dari atas kendaraan. Jika salah satu komponen tidak sejajar, ban akan mengalami keausan tidak merata dan menyentuh permukaan jalan dengan posisi yang salah.
Penting untuk diingat bahwa penyelarasan roda berbeda dan penyeimbangan ban. Prosedur yang dijalankan juga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Penyelarasan roda akan mempengaruhi posisi suspensi. Sementara itu, penyeimbangan ban dilakukan dengan distribusi bobot di dalam ban.
4. Kerusakan sabuk mesin (fan belt).
Sabuk mesin adalah komponen mesin yang berfungsi menyalurkan putaran mesin ke komponen lainnya, seperti power steering, AC, hingga water pump. Kerusakan sabuk mesin ditandai dengan suara decitan ban saat berbelok seiring dengan kecepatan yang meningkat.Kondisi tersebut juga menjadi salah satu penyebab kerusakan pompa power steering, yang ditandai dengan setir yang terasa berat saat dikemudikan.
5. Kebiasaan mengemudi yang buruk.
Selain karena kondisi komponen, cara mengemudi yang buruk juga bisa menjadi penyebab ban berdecit. Untuk memastikan kemudi, suspensi, roda, dan ban dalam kondisi prima dan bertahan lebih lama, individu sebaiknya tidak melakukan akselerasi dan pengereman mendadak.Kedua aktivitas mengemudi itu akan membuat karet ban menjadi kikis dan menyebabkan keausan. Saat melewati tikungan, pengemudi sebaiknya berada dalam kecepatan rendah. Kecepatan yang tinggi dapat membuat ban dan titik arah mobil mengalami perbedaan, sehingga berdecit.
Tidak hanya itu, suhu juga akan mengalami peningkatan dengan cepat dan dapat menyebabkan ban mengalami penuaan sebelum waktunya.
Baca juga: Kondisi Ban Ternyata Berpengaruh ke Risiko Aquaplaning
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.