Resensi Buku Doppaland, Mengenal Uighur Dalam Petualangan Eldar dan Elnur
30 May 2025 |
08:00 WIB
Nama Uighur mungkin masih asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Padahal, mereka adalah salah satu kelompok etnis Turki yang tinggal di wilayah Xinjiang, China. Mayoritas beragama Islam, komunitas ini telah lama menghadapi berbagai bentuk diskriminasi sejak wilayah tersebut berada di bawah kendali pemerintah China.
Sejarah panjang konflik memaksa banyak orang dari Turkestan Timur ini hijrah ke luar negeri untuk mengamankan diri dari kejahatan kemanusian yang dilakukan pemerintah setempat. Padahal, tempat tinggal etnis Uighur begitu indah dan diberkati banyak sumber daya alam.
Baca juga: Resensi Buku Kartu Pos Bergambar dari Buitenzorg Ajak Berkelana ke Masa Lalu
Guzelya Marisova mencoba menggali nostalgia tentang kampung halamannya itu melalui buku berjudul Doppaland: Petualangan ke Negeri Uighur yang Menakjubkan. Sebuah buku cerita bergambar, yang dikemas dengan narasi sederhana untuk menjadi pengantar terutama bagi generasi muda, mengenal salah satu suku muslim yang terpinggirkan di China.
Sebagai keturunan Uighur yang belum pernah menginjakkan kakinya di Turkestan timur, Guzelya berupaya membangun narasi dari setiap cerita indah yang didengarkannya sejak masa kecil. Cerita tentang tempat yang menjadi sejarah orang-orang Uighur tinggal dan berjuang mempertahankan wilayah mereka.
Sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Kazakhstan, Mongolia, Kashmir, Kyrgyzstan, India, Afghanistan, dan Tajikistan, membuatnya menjadi jalur perdagangan, pariwisata, dan pembangunan. Lebih dari pada itu, provinsi ini telah melahirkan banyak peradaban, ilmu pengetahuan, budaya, dan kekuasaan.
Doppaland menceritakan sepasang anak kembar keturunan Uighur yang tinggal di Paris, Eldar dan Elnur. Suatu hari, hal ajaib terjadi. Sepasang topi yang disebut doppa, mengajak mereka terbang ke negeri yang memukau.
Ternyata, negeri tersebut adalah tempat nenek moyang mereka berasal. Sebuah dunia yang penuh pemandangan indah dan kaya akan budaya. Mereka melintasi pergunungan tinggi yang dilapisi salju, padang rumput yang berwarna-warni, dan gurun pasir yang berbisik.
Ya, buku cerita bergambar ini akan mengajak pembaca terutama anak-anak menggali pengetahuan tentang kebudayaan suku Uighur melalui kisah perjalanan fantasi. Dengan ilustrasi menarik, anak-anak pastinya tidak akan bosan untuk mengikuti perjalanan Eldar dan Elnur ke Negeri Uighur.
Buku ini juga bisa menjadi pengingat bagi anak-anak diaspora untuk mengenali identitasnya melalui budaya. Guzelya berharap buku ini bisa menjadi pemicu mereka untuk mulai merasakan kerinduan dan keinginan untuk mencari tempat dari mana mereka berasal, serta kemampuan untuk belajar tentang identitasnya.
Selain itu, Doppaland juga bisa menjadi wadah bagi anak-anak lainnya memahami dan merangkul keragaman dunia. Bahwa ternyata, ada juga etnis muslim di China dengan tanah kelahirannya yang indah.
Seperti yang disampaikan Zaskia Adya Mecca, penerjemah Doppaland: Petualangan ke Negeri Uighur yang Menakjubkan. Buku ini menjadi wadah untuk mengenal saudara sesama muslim di negara lain.
Buku kedua dari Guzelya tersebut diyakini tidak hanya menarik bagi anak-anak tetapi orang dewasa karena membawa cerita ringan tetapi juga dalam, berkat banyaknya informasi tentang etnis Uighur yang tergambarkan. Adapun 100% royalti penulis akan disalurkan ke proyek yang mendukung komunitas Uighur di seluruh dunia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Sejarah panjang konflik memaksa banyak orang dari Turkestan Timur ini hijrah ke luar negeri untuk mengamankan diri dari kejahatan kemanusian yang dilakukan pemerintah setempat. Padahal, tempat tinggal etnis Uighur begitu indah dan diberkati banyak sumber daya alam.
Baca juga: Resensi Buku Kartu Pos Bergambar dari Buitenzorg Ajak Berkelana ke Masa Lalu
Guzelya Marisova mencoba menggali nostalgia tentang kampung halamannya itu melalui buku berjudul Doppaland: Petualangan ke Negeri Uighur yang Menakjubkan. Sebuah buku cerita bergambar, yang dikemas dengan narasi sederhana untuk menjadi pengantar terutama bagi generasi muda, mengenal salah satu suku muslim yang terpinggirkan di China.
Sebagai keturunan Uighur yang belum pernah menginjakkan kakinya di Turkestan timur, Guzelya berupaya membangun narasi dari setiap cerita indah yang didengarkannya sejak masa kecil. Cerita tentang tempat yang menjadi sejarah orang-orang Uighur tinggal dan berjuang mempertahankan wilayah mereka.
Sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Kazakhstan, Mongolia, Kashmir, Kyrgyzstan, India, Afghanistan, dan Tajikistan, membuatnya menjadi jalur perdagangan, pariwisata, dan pembangunan. Lebih dari pada itu, provinsi ini telah melahirkan banyak peradaban, ilmu pengetahuan, budaya, dan kekuasaan.
Doppaland menceritakan sepasang anak kembar keturunan Uighur yang tinggal di Paris, Eldar dan Elnur. Suatu hari, hal ajaib terjadi. Sepasang topi yang disebut doppa, mengajak mereka terbang ke negeri yang memukau.
Ternyata, negeri tersebut adalah tempat nenek moyang mereka berasal. Sebuah dunia yang penuh pemandangan indah dan kaya akan budaya. Mereka melintasi pergunungan tinggi yang dilapisi salju, padang rumput yang berwarna-warni, dan gurun pasir yang berbisik.
Ya, buku cerita bergambar ini akan mengajak pembaca terutama anak-anak menggali pengetahuan tentang kebudayaan suku Uighur melalui kisah perjalanan fantasi. Dengan ilustrasi menarik, anak-anak pastinya tidak akan bosan untuk mengikuti perjalanan Eldar dan Elnur ke Negeri Uighur.
Buku ini juga bisa menjadi pengingat bagi anak-anak diaspora untuk mengenali identitasnya melalui budaya. Guzelya berharap buku ini bisa menjadi pemicu mereka untuk mulai merasakan kerinduan dan keinginan untuk mencari tempat dari mana mereka berasal, serta kemampuan untuk belajar tentang identitasnya.
Selain itu, Doppaland juga bisa menjadi wadah bagi anak-anak lainnya memahami dan merangkul keragaman dunia. Bahwa ternyata, ada juga etnis muslim di China dengan tanah kelahirannya yang indah.
Seperti yang disampaikan Zaskia Adya Mecca, penerjemah Doppaland: Petualangan ke Negeri Uighur yang Menakjubkan. Buku ini menjadi wadah untuk mengenal saudara sesama muslim di negara lain.
Buku kedua dari Guzelya tersebut diyakini tidak hanya menarik bagi anak-anak tetapi orang dewasa karena membawa cerita ringan tetapi juga dalam, berkat banyaknya informasi tentang etnis Uighur yang tergambarkan. Adapun 100% royalti penulis akan disalurkan ke proyek yang mendukung komunitas Uighur di seluruh dunia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.