Begini Kata Rifat Sungkar Soal Elektrifikasi Mobil di Indonesia
27 March 2023 |
16:36 WIB
Industri otomotif semakin maju salah satunya kehadiran era mobil listrik yang kini mulai jamak digunakan oleh masyarakat. Beberapa negara maju di dunia bahkan sudah mulai masif menggunakan mobil beremisi nol tersebut. Sementara, di Indonesia teknologi ini juga mulai sering terlihat di kota-kota besar dan digunakan oleh publik.
Pembalap Rifat Sungkar mengatakan penggunaan mobil listrik di Tanah Air memang sedang dalam masa transisi dari segi penggunaan. Hal ini dikarenakan ekosistemnya yang belum dibangun secara menyeluruh dan masif di Indonesia.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Orang Membeli Mobil Listrik
Adapun, dari segi penggunaan dia menuturkan keuntungan dari mobil listrik memang banyak. Namun, agar benefit tersebut dapat dinikmati masyarakat, hal pertama yang harus dilakukan pemangku kebijakan adalah membangun infrastruktur yang tepat jika ingin mengadopsi mobil listrik.
"Mobil listrik ini memiliki benefit sosial, finansial, dan masih banyak lagi. Jadi, ada hal-hal yang perlu disosialisasikan pada masyarakat, tentu harus beriringan dengan pembangunan infrastruktur yang tepat," papar Rifat Sungkar, senin (27/3/2023) di Wisma Bisnis Indonesia.
Mengenai infrastruktur, Rifat mencontohkan salah satunya adalah terkait pengisian ulang baterai mobil yang belum terintegrasi oleh sistem. Ini berbeda dengan pemerintah di negara-negara Eropa yang cukup masif menyediakan prakondisi termasuk stasiun pengisian daya, agar masyarakatnya segera beralih ke mobil listrik.
Menurut juara Nasional Sprint Rally itu belum siapnya prakondisi inilah yang membuat masyarakat masih enggan berpindah ke mobil listrik. Selain itu, informasi mengenai teknologi terbarukan ini terhadap masyarakat juga masih belum tersampaikan secara tepat.
Kendati begitu, Rifat mengungkap sebenarnya ada banyak pilihan menuju masa transisi penggunaan mobil listrik. Salah satunya adalah kendaraan hybrid yang memiliki dua mesin penggerak, yakni mesin bensin konvensional dan motor listrik.
Kendaran hybrid menurutnya bisa menjembatani minimnya stasiun isi ulang baterai ketika energi yang digunakan untuk menggerakan mesin habis. Pasalnya, pengguna bisa beralih dulu menggunakan mesin konvensional hingga mencapai stasiun isi ulang baterai terdekat.
Tak hanya itu menurut Rifat, teknologi mobil hybrid juga bisa menjadi salah satu langkah yang dapat memuluskan elektrifikasi otomotif di Tanah Air. Walaupun hingga saat ini dia tidak menampik bahwa kendaraan jenis ini juga memiliki harga yang lebih tinggi dibanding mobil listrik.
"Kalau menurut pandangan saya untuk saat ini mobil listrik memang tidak untuk menggantikan [mobil konvensional],melainkan hanya sebatas pilihan. Barulah nanti setelah ekosistemnya terintegrasi dengan baik akan mulai masif digunakan oleh mereka," jelas Rifat.
Baca juga: Berminat Beli Mobil Listrik? Cek 5 Hal Ini Dulu Yuk!
Sekadar informasi, pemerintah Indonesia sedang gencar meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Salah satunya dengan memberikan subsidi bagi masyarakat saat mereka hendak membeli mobil listrik.
Tujuan dari subsidi ini adalah untuk menekan disparitas harga mobil listrik yang belum terjangkau oleh masyarakat. Adapun, total subsidi yang diberikan pemerintah berkisar antara Rp25 juta sampai Rp80 juta bagi yang ingin membeli kendaraan listrik.
Editor: Fajar Sidik
Pembalap Rifat Sungkar mengatakan penggunaan mobil listrik di Tanah Air memang sedang dalam masa transisi dari segi penggunaan. Hal ini dikarenakan ekosistemnya yang belum dibangun secara menyeluruh dan masif di Indonesia.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Orang Membeli Mobil Listrik
Adapun, dari segi penggunaan dia menuturkan keuntungan dari mobil listrik memang banyak. Namun, agar benefit tersebut dapat dinikmati masyarakat, hal pertama yang harus dilakukan pemangku kebijakan adalah membangun infrastruktur yang tepat jika ingin mengadopsi mobil listrik.
"Mobil listrik ini memiliki benefit sosial, finansial, dan masih banyak lagi. Jadi, ada hal-hal yang perlu disosialisasikan pada masyarakat, tentu harus beriringan dengan pembangunan infrastruktur yang tepat," papar Rifat Sungkar, senin (27/3/2023) di Wisma Bisnis Indonesia.
Rifat Sungkar dalam acara Bincang-bincang Eectric Vehicle di Wisma Bisnis Indonesia (sumber gambar Hypeabis.id/ Abdurachman)
Mengenai infrastruktur, Rifat mencontohkan salah satunya adalah terkait pengisian ulang baterai mobil yang belum terintegrasi oleh sistem. Ini berbeda dengan pemerintah di negara-negara Eropa yang cukup masif menyediakan prakondisi termasuk stasiun pengisian daya, agar masyarakatnya segera beralih ke mobil listrik.
Menurut juara Nasional Sprint Rally itu belum siapnya prakondisi inilah yang membuat masyarakat masih enggan berpindah ke mobil listrik. Selain itu, informasi mengenai teknologi terbarukan ini terhadap masyarakat juga masih belum tersampaikan secara tepat.
Kendati begitu, Rifat mengungkap sebenarnya ada banyak pilihan menuju masa transisi penggunaan mobil listrik. Salah satunya adalah kendaraan hybrid yang memiliki dua mesin penggerak, yakni mesin bensin konvensional dan motor listrik.
Kendaran hybrid menurutnya bisa menjembatani minimnya stasiun isi ulang baterai ketika energi yang digunakan untuk menggerakan mesin habis. Pasalnya, pengguna bisa beralih dulu menggunakan mesin konvensional hingga mencapai stasiun isi ulang baterai terdekat.
Tak hanya itu menurut Rifat, teknologi mobil hybrid juga bisa menjadi salah satu langkah yang dapat memuluskan elektrifikasi otomotif di Tanah Air. Walaupun hingga saat ini dia tidak menampik bahwa kendaraan jenis ini juga memiliki harga yang lebih tinggi dibanding mobil listrik.
"Kalau menurut pandangan saya untuk saat ini mobil listrik memang tidak untuk menggantikan [mobil konvensional],melainkan hanya sebatas pilihan. Barulah nanti setelah ekosistemnya terintegrasi dengan baik akan mulai masif digunakan oleh mereka," jelas Rifat.
Baca juga: Berminat Beli Mobil Listrik? Cek 5 Hal Ini Dulu Yuk!
Sekadar informasi, pemerintah Indonesia sedang gencar meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Salah satunya dengan memberikan subsidi bagi masyarakat saat mereka hendak membeli mobil listrik.
Tujuan dari subsidi ini adalah untuk menekan disparitas harga mobil listrik yang belum terjangkau oleh masyarakat. Adapun, total subsidi yang diberikan pemerintah berkisar antara Rp25 juta sampai Rp80 juta bagi yang ingin membeli kendaraan listrik.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.