Menjaga Warisan Pelopor Puisi Mbeling Lewat Pameran Remy Sylado 23761
26 March 2023 |
17:02 WIB
Tak terasa sudah 3 bulan sejak sastrawan serba bisa Remy Sylado berpulang. Demi menjaga warisan Remy untuk generasi muda, Perpustakaan Jakarta Cikini dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin menggelar acara pameran Remy Sylado, 23761, sejak Jumat (17/3/23).
Berlokasi di lantai 4 perpustakaan Jakarta Cikini dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, acara ini digelar dalam rangka mengenang 100 hari wafatnya sastrawan nyentrik itu. Sejumlah karya seperti lukisan, memorabilia, dan arsip karya pelopor puisi mbeling itu turut dipamerkan di sana.
Baca juga: ROH Galeri Mengadakan Pameran Tunggal New Obsolescence: ADITYAVOVALI
Bukan tanpa alasan Perpustakaan Jakarta Cikini mengenang sosok serba bisa ini. Selama hidupnya, Remy telah menekuni kerja kreatif di berbagai bidang seni. Mulai dari sastra, musik, film, seni rupa, hingga jurnalistik.
Hal ini pun tercermin lewat 13 karya lukisan yang terpampang di lobi Perpustakaan Jakarta Cikini yang mayoritas didominasi warna hitam putih. Adapun, yang cukup meneror mata adalah lukisan bertajuk Anjing Menunggumu Kafilah Belum berlalu (120 X 90 cm), dan Pertemuan (80 X 50 cm).
Lukisan tanpa tahun dan medium yang tidak diketahui itu sepintas menggambarkan dua lanskap yang sama. Yaitu, bulan purnama, dan pohon yang meranggas dengan latar belakang gedung tinggi serta pegunungan. Namun, keduanya juga mengesankan visual yang sepi lewat penggunaan warna kontras.
Tak hanya itu, ada juga lukisan bertajuk AI, (tanpa tahun) yang menggambarkan sosok perempuan dengan warna mencolok. Lewat lukisan berukuran 100 X 80 cm ini Remy menggambarkan tiga perempuan dengan gincu tebal, dan rambut berwarna-warni yang sedang tersenyum.
"Keunikan dari lukisan Remy memang kebanyakan didominasi warna hitam putih. Ini yang jarang dieksplorasi para perupa di Indonesia. Kalau ditilik ini sebenarnya berangkat dari teori yin-yang atau baik dan buruk," papar seniman Jose Rizal Manua, salah satu sahabat Remy saat ditemui Hypeabis.id, Minggu, (26/3/23).
Selain lukisan, dalam pameran tersebut juga ada memorabilia milik almarhum, seperti mesin tik, kamera analog, manuskrip, dan alat musik. Ada juga naskah drama, koleksi batu cincin, dan kostum jas putih dengan not hitam putih di bagian kerah yang biasa dipakai Remy Sylado saat beraksi di atas panggung.
Adapun, untuk lebih mempermudah mengenal sosok Remy, pengunjung bisa melihat lini masa kehidupan ahli bahasa itu lewat berbagai peristiwa penting di kehidupannya. Termasuk momentum kelahiran puisi mbeling pada dekade 1970-an hingga saat dia memenangkan nominasi aktor pendukung terbaik Festival Film Indonesia pada 1990-an.
"Keragaman dan rentang kekaryaan Remy Sylado dalam pameran ini diharapkan dapat membawa generasi muda untuk lebih mengenal sosok dan karyanya dengan kacamata yang lebih luas," demikian pernyataan Perpustakan Jakarta dalam siaran tertulis.
Pameran Remy Sylado, 23761 gratis dan terbuka untuk umum hingga 7 April 2023. Adapun, bagi yang berminat untuk melihat pameran ini dapat mengunjungi laman perpustakaan.jakarta.go.id untuk melakukan reservasi kunjungan sesuai jam operasional perpustakaan.
Sekadar informasi, Remy Sylado merupakan tokoh penggagas puisi mbeling yang populer sekitar 1970-an di Indonesia. Penyair serba bisa ini meninggal dunia saat berusia 77 tahun pada 12 Desember 2022, setelah dua tahun menderita strok.
Remy lahir pada 12 Juli 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan. Nama asli Remy adalah Jubal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong. Adapun penggunaan nama Remy muncul dari intro lagu Beatles And I Love Her yang bernada 23761 alias re-mi-si-la-do.
Baca juga: Pameran Fotografi Closer to Ecuador Digelar di Galeri Nasional
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berlokasi di lantai 4 perpustakaan Jakarta Cikini dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, acara ini digelar dalam rangka mengenang 100 hari wafatnya sastrawan nyentrik itu. Sejumlah karya seperti lukisan, memorabilia, dan arsip karya pelopor puisi mbeling itu turut dipamerkan di sana.
Baca juga: ROH Galeri Mengadakan Pameran Tunggal New Obsolescence: ADITYAVOVALI
Bukan tanpa alasan Perpustakaan Jakarta Cikini mengenang sosok serba bisa ini. Selama hidupnya, Remy telah menekuni kerja kreatif di berbagai bidang seni. Mulai dari sastra, musik, film, seni rupa, hingga jurnalistik.
Hal ini pun tercermin lewat 13 karya lukisan yang terpampang di lobi Perpustakaan Jakarta Cikini yang mayoritas didominasi warna hitam putih. Adapun, yang cukup meneror mata adalah lukisan bertajuk Anjing Menunggumu Kafilah Belum berlalu (120 X 90 cm), dan Pertemuan (80 X 50 cm).
Lukisan tanpa tahun dan medium yang tidak diketahui itu sepintas menggambarkan dua lanskap yang sama. Yaitu, bulan purnama, dan pohon yang meranggas dengan latar belakang gedung tinggi serta pegunungan. Namun, keduanya juga mengesankan visual yang sepi lewat penggunaan warna kontras.
Tak hanya itu, ada juga lukisan bertajuk AI, (tanpa tahun) yang menggambarkan sosok perempuan dengan warna mencolok. Lewat lukisan berukuran 100 X 80 cm ini Remy menggambarkan tiga perempuan dengan gincu tebal, dan rambut berwarna-warni yang sedang tersenyum.
Lukisan bertauk AI, tanpa tahun karya Remy Sylado (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)
Selain lukisan, dalam pameran tersebut juga ada memorabilia milik almarhum, seperti mesin tik, kamera analog, manuskrip, dan alat musik. Ada juga naskah drama, koleksi batu cincin, dan kostum jas putih dengan not hitam putih di bagian kerah yang biasa dipakai Remy Sylado saat beraksi di atas panggung.
Adapun, untuk lebih mempermudah mengenal sosok Remy, pengunjung bisa melihat lini masa kehidupan ahli bahasa itu lewat berbagai peristiwa penting di kehidupannya. Termasuk momentum kelahiran puisi mbeling pada dekade 1970-an hingga saat dia memenangkan nominasi aktor pendukung terbaik Festival Film Indonesia pada 1990-an.
"Keragaman dan rentang kekaryaan Remy Sylado dalam pameran ini diharapkan dapat membawa generasi muda untuk lebih mengenal sosok dan karyanya dengan kacamata yang lebih luas," demikian pernyataan Perpustakan Jakarta dalam siaran tertulis.
Pameran Remy Sylado, 23761 gratis dan terbuka untuk umum hingga 7 April 2023. Adapun, bagi yang berminat untuk melihat pameran ini dapat mengunjungi laman perpustakaan.jakarta.go.id untuk melakukan reservasi kunjungan sesuai jam operasional perpustakaan.
Sekadar informasi, Remy Sylado merupakan tokoh penggagas puisi mbeling yang populer sekitar 1970-an di Indonesia. Penyair serba bisa ini meninggal dunia saat berusia 77 tahun pada 12 Desember 2022, setelah dua tahun menderita strok.
Remy lahir pada 12 Juli 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan. Nama asli Remy adalah Jubal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong. Adapun penggunaan nama Remy muncul dari intro lagu Beatles And I Love Her yang bernada 23761 alias re-mi-si-la-do.
Baca juga: Pameran Fotografi Closer to Ecuador Digelar di Galeri Nasional
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.