Suasana Kehidupan warga China (Sumber gambar: Unsplash/Nuno Alberto)

6 Film Berkisah tentang Keluarga Tionghoa yang Cocok Ditonton saat Imlek

29 January 2025   |   13:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Film telah lama dikenal sebagai medium yang efektif untuk menggambarkan dan melihat lebih dekat keragaman budaya dan etnis di sebuah tempat. Dalam beberapa tahun terakhir, sineas Indonesia juga mulai sering menggali lebih dalam kekayaan budaya tersebut lewat film-film yang diproduksi.

Salah satu yang cukup sering dieksplorasi ialah tema-tema tentang budaya dan komunitas China di Indonesia. Hal menariknya, munculnya budaya China di film-film Indonesia tak hanya terkait dengan tarian atau ritual tertentu.

Lebih jauh dari itu, sineas-sineas Indonesia juga mengeksplorasi cerita-cerita unik lain. Dari kisah keluarga hingga mimpi atlet keturunan yang mencoba meraih mimpi dengan membawa bendera Indonesia.

Baca juga: Hypereport: Melihat Potret & Makna Perayaan Imlek Kiwari

Untuk merayakan momen spesial Imlek, ada beberapa film yang dapat menjadi pilihan menonton lantaran mengangkat kisah-kisah menarik dari budaya serta kehangatan keluarga China di Indonesia.


1. Ca-Bau-Kan (2002)


Disutradarai oleh Nia Dinata, film Ca-Bau-Kan akan membawa penonton ke era kolonial. Cerita yang diusung di film ini cukup unik karena melintas batas budaya.  Film ini mengungkap berbagai aspek kehidupan sosial dan politik pada masa itu melalui kisah cinta yang rumit..

Film ini akan mengikuti kehidupan wanita Indonesia keturunan China yang telah lama tinggal di Belanda. Suatu hari, dia memutuskan kembali ke Indonesia dan mencari tahu tentang asal-usulnya. Ternyata, ibunya adalah wanita pribumi yang menikah dengan pengusaha China yang sukses di bidang perdagangan.


2. Gie (2005)


Film Gie diangkat dari kisah hidup Soe Hok Gie, pemuda keturunan China, yang dikenal sebagai aktivis dan penulis yang kritis pada dekade 1960-an. Film produksi Miles Films serta SinemArt Pictures ini dibintangi oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, dan Wulan Guritno.

Disutradarai oleh Riri Riza, film biopik ini berfokus pada sosok Soe Hok Gie dalam melawan ketidakadilan di Indonesia. Dia adalah sosok yang jujur dan tidak kenal kompromi. Namun, di balik sikap dan perjuangannya, Gie tetap punya sisi lain yang begitu mencintai alam Indonesia. Dia diketahui merupakan pendiri dari Mapala UI yang sering kali mendaki gunung.


3. The Photograph (2007)


Film The Photograph diustradarai oleh Nan Achnas. Film ini mencoba menyoroti dua manusia beda generasi dan latar belakang yang kompleks dalam memandang dunia. Dalam film ini, Achnas banyak memainkan bahas visual yang memikat dengan tempo penceritaan yang terbilang pelan. Tiap shot filmnya cukup banyak memainkan kamera statis, dengan sesekali pergerakan kamera di momen-momen khusus.

Film ini akan berfokus pada dua tokoh utama, Sita, seorang ibu muda yang merantau jauh ke kota untuk mencari nafkah. Dia banting tulang sepanjang malam hingga akhirnya mengalami masalah. Dia kemudian bekerja di tempat Pak Johan, fotografer keturunan China yang selalu dibayangi memori kematian istri dan anaknya.


4. Cek Toko Sebelah (2016)


Cek Toko Sebelah disutradarai oleh Ernest Prakasa. Film drama keluarga ini memiliki kompleksitas yang unik. Filmnya membahas dinamika yang terjadi dalam keluarga pedagang China, terutama soal regenerasi.

Film ini bercerita tentang Erwin (Ernest Prakasa), putra dari keluarga Tionghoa Koh Afuk (Chew Kin Wah). Sang anak yang telah sukses kuliah dengan ilmu tinggi, mesti menghadapi dilema karena dituntut balik ke rumah dan meneruskan toko ayahnya.


5. The Last Barongsai (2017)


Disutradarai oleh Ario Rubbik, film The Last Barongsai dibintangi oleh Tio Pakusadewo dan Dion Wiyoko. Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Rano Karno. The Last Barongsai membawa pesan pelestarian budaya barongsai yang belakangan tergerus.

Baca juga: Jangan Salah Kostum, Ini Pilihan Warna Baju yang Dianjurkan dan Dihindari ketika Imlek

Film The Last Barongsai berfokus pada kehidupan Aghuan, seorang pemuda keturunan Tionghoa. Pada satu titik dalam hidupnya, dia mesti menghadapi dilema antara melanjutkan pendidikan ke Singapura atau mencoba untuk mempertahankan tradisi barongsai. Sebab, ayahnya, Kho Huan, merupakan pemilik sanggar barongsai besar.


6. Susi Susanti: Love All (2019)


Film Susi Susanti: Love All menceritakan kisah Susi Susanti, atlet bulu tangkis legendaris Indonesia yang merupakan keturunan Tionghoa. Dibintangi oleh Laura Basuki, film ini mencoba menceritakan perjuangan atlet meraih impiannya sekaligus menggambarkan realitas etnis China pada masa orde baru.

Disutradarai oleh Sim F, cerita filmnya akan terbagi ke dalam beberapa babak. Mulai Susi Susanti yang mencitai bulu tangkis sejak usia 14 tahun, meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992, sempat  kesulitan mendapatkan identitas kewarganegaraan Indonesia, hingga ketika sang atletberada dalam situasi Indonesia saat krisis yang menimbulkan sentimen terhadap etnis tertentu.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Mengenal Wayang Potehi, Pertunjukan Tradisional Boneka Kain Khas Tionghoa

BERIKUTNYA

5 Inspirasi Gaya Outfit Anti-Mainstream untuk Rayakan Imlek

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: