Pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi di Teater Salihara, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pergulatan Batin Perempuan dalam Pertunjukan Teater Boneka "Jalinan Kusam di Lemari Sosi"

25 March 2023   |   09:17 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Nama boneka itu adalah Sosi. Secara bentuk, wujud boneka yang dibuat menggunakan material kain ini menyerupai sosok perempuan tua. Mengenakan pakaian berwarna ungu, tubuh Sosi tampak keriput dan rapuh dengan rambut yang memutih.

Sosi merupakan objek boneka yang digunakan oleh kelompok teater Flying Balloons Puppet dalam lakon pertunjukan Jalinan Kusam di Lemari Sosi. Grup teater asal Yogyakarta itu terpilih menjadi salah satu dari empat kelompok teater boneka yang berkesempatan menampilkan karya pertunjukan mereka di acara Helateater 2023 yang digagas oleh Komunitas Salihara.

Pentas ini menyajikan permainan boneka di atas meja yang digabungkan dengan aktor dan manipulasi benda-benda keseharian. Hubungan aktor dengan objek dikembangkan ke dalam tiga kemungkinan, yakni aktor sebagai dalang, aktor menggunakan objek sebagai properti pentas dan aktor adalah objek yang dimanipulasi oleh ruang dan aktor lainnya.

Baca juga: Yuk Kenalan dengan 5 Kelompok Teater yang Tampil di Helateater Salihara 2023

Pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi mengangkat tema memori dan tantangan bagi perempuan terkait dunia domestik yang membesarkannya sekaligus kungkungan dunia sosial di sekitarnya. Ide cerita ini berawal dari keresahan sang sutradara, Meyda Bestari, ketika melihat ibu angkatnya yang kian menua.

Sejak kecil, dia terlanjur mengenal sang ibu yang dipanggilnya 'mamak' itu sebagai sosok perempuan mandiri yang bisa membawa dirinya meraih karier cemerlang sesuai keinginannya. Namun, seiring waktu, dengan segala pergulatan dengan lingkungan sosial termasuk memorinya, Meyda melihat ibunya yang kini sudah semakin senja menjadi sosok yang berbeda.

Kesepian, mulai linglung, tapi juga masih diselimuti dengan memori-memori masa kecil yang sesekali memanggil. Kondisi ini menjadi permenungan tersendiri bagi Meyda. Melihat ibu angkatnya membuat dia berpikir akan bagaimana kehidupan masa tuanya kelak sebagai perempuan.
 

Pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi di Teater Salihara, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi di Teater Salihara, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Menurutnya, perempuan kerap kali menjadi tidak mengenal dengan dirinya sendiri akibat tanggung jawab dalam dunia domestik yang diembannya di hampir sepanjang usianya. Hal-hal yang dialaminya itupun akhirnya turut membentuk dirinya ketika mulai tua. Permenungan inilah yang coba Meyda dan tim Flying Balloons Puppet tuangkan ke dalam pertunjukan yang reflektif lewat boneka Sosi.

Seperti judulnya, Jalinan Kusam di Lemari Sosi mencoba mengurai memori-memori masa lalu Sosi yang tersimpan lama di dalam laci-laci yang dihadirkan di atas panggung. Satu per satu laci itu dibuka untuk menampilkan semacam jalinan cerita pertunjukan kepada penonton. Melihat cerita Sosi secara tidak langsung seperti melihat pergulatan kehidupan perempuan.

"Tempelan-tempelan sosial yang diberikan kepada perempuan seringkali membuat kita kehilangan kunci untuk mencari diri, memori, masa lalu, juga cita-cita," kata Meyda.

Berbeda dengan pertunjukan teater pada umumnya, pada teater boneka, pementasan tidak menggunakan dialog. Jantung pertunjukan ada pada penyajian cerita dan penggunaan objek. Dalam hal ini, peran aktor sebagai dalang yang menggerakkan boneka menjadi sangat penting dalam menyampaikan gagasan pertunjukan.

Selain sebagai sutradara, Meyda juga menjadi aktor sekaligus pemain boneka dalam pementasan Jalinan Kusam di Lemari Sosi bersama Rangga Dwi Apriadinnur yang juga bertindak sebagai asisten sutradara. Rangga mengatakan menjadi seorang aktor sekaligus pemain boneka memiliki tantangan tersendiri dimana dia harus berlakon dengan ekstra.


Tantangan Aktor

Jika biasanya seorang aktor hanya perlu mempelajari karakter dalam sebuah lakon untuk dirinya sendiri, maka sebagai pemain boneka, dia juga harus bisa mentransfer 'ruh' karakter tersebut ke dalam objek yang dimainkan. "Perasaan sedih yang saya rasakan, itu harus saya transfer lagi ke boneka. Jadi itu yang saya maksud kerja dua kali," katanya.

Meski menantang, Rangga mengaku dia justru menemukan kesenangan tersendiri sebagai pemain teater boneka. Menurutnya, boneka sebagai objek dalam satu pertunjukan bisa menjadi media baginya untuk mewadahi imajinasinya yang terkadang terbatas ketika dia hanya bertindak sebagai aktor.

Sebagai pemain boneka, dia belajar untuk bisa memaklumi dirinya sendiri sekaligus menerima kehadiran boneka sebagai bagian yang tak terlepaskan dari dirinya sebagai aktor pertunjukan. "Itu yang akhirnya menjadi tantangan dan otokritik untuk saya bahwasannya siapapun kamu pasti memiliki  keterbatasan," ucap pria lulusan ISI Yogyakarta itu.
 

Pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi di Teater Salihara, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi di Teater Salihara, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Hal itu jugalah yang membawanya konsisten untuk mengeksplorasi teater boneka dengan Flying Balloons Puppet, kelompok teater yang digagasnya sejak 2015. Hingga kini, Flying Balloons Puppet sudah menampilkan lebih dari 15 pementasan, baik karya tunggal maupun kolaborasi dengan sejumlah pelaku seni dan kelompok kesenian.

Beberapa diantaranya karya tunggal berjudul Cerita Origami Merah Muda yang dipentaskan di Festival Teater Remaja Nusantara, ISI Yogyakarta, dan pentas kolaborasi The Bird bersama Les Rémouleurs dari Prancis dan Sori in the Land of Lembuna bersama Gwen Knoxx  dari Australia.

Jefri Mugi selaku dramaturg mengatakan salah satu tantangan dalam menggarap pertunjukan teater boneka Jalinan Kusam di Lemari Sosi adalah membagi porsi ketika aktor memainkan boneka atau aktor memainkan properti. Pasalnya, kedua hal tersebut membutuhkan penyajian yang berbeda di atas panggung.

"Dalam satu pertunjukan ini, para aktor harus bergantian secara simultan atau terus-menerus untuk melakukan dua hal itu. Jadi kami harus pelan-pelan merajut semua itu untuk menjadi pertunjukan yang utuh," jelasnya.

Tahun ini, Helateater, program yang rutin diadakan oleh Komunitas Salihara, mengangkat tema Teater Objek. Ini merupakan sebuah gagasan yang mengedepankan pertunjukan dengan memanfaatkan objek seperti wayang, boneka atau benda sehari-hari sebagai jantung utama pementasan.

Kurator Teater Komunitas Salihara, Hendromasto Prasetyo, mengatakan Indonesia sebenarnya telah memiliki sejarah yang panjang dengan teater objek yang berbentuk dalam pertunjukan wayang. Namun, menurutnya, saat ini perkembangan teater objek tidak begitu menonjol di Tanah Air.

Hal itulah yang melatarbelakangi Salihara untuk mengangkat kembali teater objek ke khalayak luas. Mengusung format undangan terbuka untuk menjaring beberapa kelompok teater,  pria yang akrab disapa Hendro itu mengatakan bahwa ada sebanyak 54 grup dari berbagai daerah di Indonesia yang mendaftar. Akhirnya, setelah melakukan proses penyaringan, terpilihlah 4 kelompok yang tampil di Helateater 2023.

Mereka adalah Flying Balloons Puppet (Yogyakarta), Sekat Studio (Bekasi), Wayang Suket Indonesia (Tuban), dan Institute Tingang Borneo Theater (Palangka Raya). Karya-karya mereka dinilai paling menjanjikan keberhasilan sebuah pentas teater berbasis objek seturut konsep karya masing-masing.

"Empat karya itu menawarkan pertunjukan yang kuat pada cerita dan berbeda satu sama lain, juga memiliki ansambel permainan objek yang rapi dan terukur," jelas Hendro.

Baca juga: Tampil di Teater Musikal Internasional, Dira Sugandi Terlibat dalam Pertunjukan The Jungle Book di Belgia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Solois Idgitaf Lebih Eksplorasi Bermusik dalam Single Baru Berjudul Dermaga

BERIKUTNYA

Sukses Berbisnis Tas Pria, Intip Strategi Brand ANT Project Tingkatkan Penjualan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: