Ekonomi Gonjang-ganjing, Kolektor Seni 'Wait & See' Menahan Transaksi di Art Jakarta Gardens 2025
25 April 2025 |
06:59 WIB
Memasuki hari ketiga penyelenggaraan Art Jakarta Gardens (AJG) 2025, geliat penjualan karya seni menunjukkan dinamika yang menarik. Meski para pengunjung tetap menunjukkan antusiasmenya hadir di ajang ini, proses transaksi karya seni terbilang landai, tak secepat tahun lalu.
Bertempat di Hutan Kota by Plataran, pameran seni tahunan itu kembali memadukan atmosfer taman hijau dengan sajian karya kontemporer dari galeri-galeri terkemuka Tanah Air. Pada gelaran 2025, sejumlah galeri besar, seperti Gajah Gallery, A+ Works of Art, CGartspace, hingga Gudang Gambar kembali ambil bagian, memajang karya-karya seniman mapan maupun talenta baru.
Namun, berbeda dengan euforia tahun lalu yang langsung terasa sejak hari pertama, geliat transaksi tahun ini cenderung sedikit melambat. Kolektor tampak mengambil waktu lebih lama sebelum memutuskan pembelian.
“Antusiasme pembeli karya dibanding tahun lalu a bit slow, tetapi masih oke sih. Karena kalau dibandingkan tahun lalu, sejak hari pertama kan cepet banget gitu ya. Tapi, ya, masih ada kolektor yang datang untuk berbelanja sih,” ungkap CO Founder Gudang Gambar Ramdhan Djuhara saat ditemui di Art Jakarta Gardens, Kamis, (24/4/2025).
Baca juga: First Timer? Pahami Do & Don’t Saat Berkunjung ke Art Jakarta Gardens 2025
Ramdhan memaparkan tahun ini galerinya membawa 11 seniman, dengan 9 di antaranya merupakan seniman eksklusif dan 3 lainnya guest artist. Setiap seniman umumnya memamerkan sekitar 3 lukisan. Dengan demikian, ada 33 karya yang dibawanya ke pameran ini.
Di galeri ini, umumnya hanya akan menampung sebagian karya dari seniman tersebut. Adapun, karya lainnya akan ditampilkan bergiliran pada hari berikutnya. Sistem rolling ini dilakukan untuk penyegaran sekaligus pengenalan karya-karya baru.
Di Art Jakarta Gardens 2025, Gudang Gambar untuk pertama kalinya menghadirkan karya seniman dari Bali, Rojikin. Respons kolektor pun rupanya cukup positif.
Selain dari yang terpajang di stand, dirinya juga tak menutup kemungkinan untuk para kolektor melihat koleksi lain galerinya. Biasanya, jika ada kolektor yang suka seniman tertentu dan ingin melihat karya lain, akan diarahkan untuk melihatnya secara digital terlebih dahulu melalui tablet.
“Soal penjualan karya, tiga hari ini dibilang oke, ya oke sih. Sudah ada sekitar 11 lukisan sudah sold out,” paparnya.
Dia menjelaskan bahwa mayoritas kolektor yang membeli karya di Gudang Gambar berasal dari kelompok usia di atas 40 tahun. Meski begitu, mulai terlihat minat dari kolektor muda berusia 20 hingga 30 tahun. Menurutnya, hal ini dimungkinkan karena harga sejumlah karya, terutama seniman muda, yang ditawarkan galeri masih tergolong terjangkau, sehingga mampu menarik minat dari berbagai lapisan kolektor.
Mengenai prospek pasar seni di Indonesia, Ramdhan mengakui bahwa galerinya sempat mengalami perlambatan pada paruh pertama tahun 2024. "Mudah-mudahan kuartal kedua mulai membaik berkat adanya acara seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Pendiri Galeri Vice & Virtue Wilian Robin mengatakan tahun ini merupakan pertama kali galerinya berpartisipasi di Art Jakarta Gardens. Sebelumnya, galeri yang dibuatnya hanya mengikuti Art Jakarta. Menurutnya, sejauh ini geliat pengunjung dan kolektor seni di Art Jakarta Gardens cukup baik. Tak sedikit kolektor muda bermunculan dan mengoleksi karya mereka.
“Tahun ini kita memutuskan untuk ikut karena pengen berpartisipasi sebanyak-banyak di event seni seperti ini. Biar lebih eksis juga di publik dan kalangan pencinta seni,” ungkapnya.
Dalam gelaran Art Jakarta Gardens ini, Wilian punya strategi menarik. Selama tiga hari pertama, galerinya hanya memajang karya-karya dari seniman asal Jepang, Takasimura. Tiga hari berikutnya, barulah galerinya memajang seniman lokal.
Secara keseluruhan, dia membawa sekitar 80 karya dari 8 seniman. Akan tetapi, tidak semua karya langsung dipamerkan sekaligus. Menurutnya, hanya sebagian yang ditampilkan, dan karya-karya tersebut akan digilir dan dipajang bergantian setiap harinya. Sisanya, akan dipamerkan dalam katalog biasa.
“Kali ini cukup happy sih dengan apa yang terjual kali ini. Karena tiga hari kita juga bawa nama besar kan. Yang sold out sejauh ini di angka belasan ya,” tuturnya.
Secara demografi, lanjutnya, kolektor yang membeli karya pada tahun ini cukup beragam. Beberapa adalah anak muda, tetapi lebih banyak mereka yang sudah punya anak atau bahkan cucu. Sebab, kebutuhan karya seni kini meluas, bisa jadi bukan untuk diri sendiri saja, tetapi untuk anak atau bahkan cucu mereka di kamar.
Baca juga: Kenalan dengan Istilah-Istilah Seni Biar Paham Karya-karya di Art Jakarta Gardens 2025
Tak jauh berbeda, Manajer galeri dari Gajah Gallery Jakarta, Liza Markus, menyampaikan bahwa dari segi mobilitas, arus pengunjung cukup stabil dan baik sejak hari pertama hingga hari ketiga. Dia menambahkan, suasana biasanya akan ramai ketika hari pembukaan, penutupan, serta saat digelarnya acara-acara privat.
Tahun ini, Gajah Gallery Jakarta membawa 7 seniman dengan total karya sekitar 70-an. Setiap hari, karya akan dipajang sebagian, dan akan ditampilkan secara bergilir. Akan tetapi, setiap harinya akan ada penampilan khusus dari seniman.
Dalam gelaran kali ini, Gajah Gallery Jakarta juga menyiapkan strategi khusus. Tahun ini, galerinya hanya menunjukkan solo atau duet booth, berbeda dari sebelum-sebelumnya yang selalu presentasi grup.
Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan penggunaan ruang di stand, sehingga setiap seniman mendapat peluang yang maksimal untuk menampilkan karyanya. Saat ditanya soal penjualan karya, Liza hanya memberikan jawaban singkat, “Bisa lebih baik,” katanya.
Dia menambahkan bahwa aktivitas transaksi seni tahun ini belum bisa sepenuhnya dibandingkan dengan tahun lalu, mengingat pameran kali ini belum mencapai hari terakhir. Biasanya, menurutnya, keputusan pembelian banyak terjadi pada hari terakhir, saat pengunjung kembali untuk mempertimbangkan dan memutuskan.
Dalam pameran seni yang berlangsung cukup panjang, tren transaksi memang cenderung terjadi di awal dan akhir acara. Setidaknya, lanjutnya, pola tersebut yang umum terlihat sejauh ini.
Art Jakarta Gardens 2025 tahun ini memasuki edisi ke-4. Diselenggarakan di Hutan Kota by Plataran Jakarta, pameran ini kembali menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung yang ingin menikmati karya seni di tengah hijau taman di tengah kota.
Dalam art fair kali ini, setidaknya ada 28 patung karya seniman terkenal yang ditampilkan dalam konsep taman patung. Karya-karya ini tersebar di berbagai sudut taman yang indah di pusat Kota Jakarta tersebut. Total, terdapat 23 galeri turut berpartisipasi tahun ini.
Baca juga: 4 Instalasi Seni yang Mencuri Perhatian di Art Jakarta Gardens 2025
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Bertempat di Hutan Kota by Plataran, pameran seni tahunan itu kembali memadukan atmosfer taman hijau dengan sajian karya kontemporer dari galeri-galeri terkemuka Tanah Air. Pada gelaran 2025, sejumlah galeri besar, seperti Gajah Gallery, A+ Works of Art, CGartspace, hingga Gudang Gambar kembali ambil bagian, memajang karya-karya seniman mapan maupun talenta baru.
Namun, berbeda dengan euforia tahun lalu yang langsung terasa sejak hari pertama, geliat transaksi tahun ini cenderung sedikit melambat. Kolektor tampak mengambil waktu lebih lama sebelum memutuskan pembelian.
“Antusiasme pembeli karya dibanding tahun lalu a bit slow, tetapi masih oke sih. Karena kalau dibandingkan tahun lalu, sejak hari pertama kan cepet banget gitu ya. Tapi, ya, masih ada kolektor yang datang untuk berbelanja sih,” ungkap CO Founder Gudang Gambar Ramdhan Djuhara saat ditemui di Art Jakarta Gardens, Kamis, (24/4/2025).
Baca juga: First Timer? Pahami Do & Don’t Saat Berkunjung ke Art Jakarta Gardens 2025
Karya Asmudjo J Irianto - Forever Sleep, Even Through He Always Wakes Up (Sumber gambar: Hypeabis.id/Robby Fathan)
Di galeri ini, umumnya hanya akan menampung sebagian karya dari seniman tersebut. Adapun, karya lainnya akan ditampilkan bergiliran pada hari berikutnya. Sistem rolling ini dilakukan untuk penyegaran sekaligus pengenalan karya-karya baru.
Di Art Jakarta Gardens 2025, Gudang Gambar untuk pertama kalinya menghadirkan karya seniman dari Bali, Rojikin. Respons kolektor pun rupanya cukup positif.
Selain dari yang terpajang di stand, dirinya juga tak menutup kemungkinan untuk para kolektor melihat koleksi lain galerinya. Biasanya, jika ada kolektor yang suka seniman tertentu dan ingin melihat karya lain, akan diarahkan untuk melihatnya secara digital terlebih dahulu melalui tablet.
“Soal penjualan karya, tiga hari ini dibilang oke, ya oke sih. Sudah ada sekitar 11 lukisan sudah sold out,” paparnya.
Dia menjelaskan bahwa mayoritas kolektor yang membeli karya di Gudang Gambar berasal dari kelompok usia di atas 40 tahun. Meski begitu, mulai terlihat minat dari kolektor muda berusia 20 hingga 30 tahun. Menurutnya, hal ini dimungkinkan karena harga sejumlah karya, terutama seniman muda, yang ditawarkan galeri masih tergolong terjangkau, sehingga mampu menarik minat dari berbagai lapisan kolektor.
Mengenai prospek pasar seni di Indonesia, Ramdhan mengakui bahwa galerinya sempat mengalami perlambatan pada paruh pertama tahun 2024. "Mudah-mudahan kuartal kedua mulai membaik berkat adanya acara seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Pendiri Galeri Vice & Virtue Wilian Robin mengatakan tahun ini merupakan pertama kali galerinya berpartisipasi di Art Jakarta Gardens. Sebelumnya, galeri yang dibuatnya hanya mengikuti Art Jakarta. Menurutnya, sejauh ini geliat pengunjung dan kolektor seni di Art Jakarta Gardens cukup baik. Tak sedikit kolektor muda bermunculan dan mengoleksi karya mereka.
“Tahun ini kita memutuskan untuk ikut karena pengen berpartisipasi sebanyak-banyak di event seni seperti ini. Biar lebih eksis juga di publik dan kalangan pencinta seni,” ungkapnya.
Dalam gelaran Art Jakarta Gardens ini, Wilian punya strategi menarik. Selama tiga hari pertama, galerinya hanya memajang karya-karya dari seniman asal Jepang, Takasimura. Tiga hari berikutnya, barulah galerinya memajang seniman lokal.
Secara keseluruhan, dia membawa sekitar 80 karya dari 8 seniman. Akan tetapi, tidak semua karya langsung dipamerkan sekaligus. Menurutnya, hanya sebagian yang ditampilkan, dan karya-karya tersebut akan digilir dan dipajang bergantian setiap harinya. Sisanya, akan dipamerkan dalam katalog biasa.
“Kali ini cukup happy sih dengan apa yang terjual kali ini. Karena tiga hari kita juga bawa nama besar kan. Yang sold out sejauh ini di angka belasan ya,” tuturnya.
Secara demografi, lanjutnya, kolektor yang membeli karya pada tahun ini cukup beragam. Beberapa adalah anak muda, tetapi lebih banyak mereka yang sudah punya anak atau bahkan cucu. Sebab, kebutuhan karya seni kini meluas, bisa jadi bukan untuk diri sendiri saja, tetapi untuk anak atau bahkan cucu mereka di kamar.
Baca juga: Kenalan dengan Istilah-Istilah Seni Biar Paham Karya-karya di Art Jakarta Gardens 2025
Tak jauh berbeda, Manajer galeri dari Gajah Gallery Jakarta, Liza Markus, menyampaikan bahwa dari segi mobilitas, arus pengunjung cukup stabil dan baik sejak hari pertama hingga hari ketiga. Dia menambahkan, suasana biasanya akan ramai ketika hari pembukaan, penutupan, serta saat digelarnya acara-acara privat.
Tahun ini, Gajah Gallery Jakarta membawa 7 seniman dengan total karya sekitar 70-an. Setiap hari, karya akan dipajang sebagian, dan akan ditampilkan secara bergilir. Akan tetapi, setiap harinya akan ada penampilan khusus dari seniman.
Dalam gelaran kali ini, Gajah Gallery Jakarta juga menyiapkan strategi khusus. Tahun ini, galerinya hanya menunjukkan solo atau duet booth, berbeda dari sebelum-sebelumnya yang selalu presentasi grup.
Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan penggunaan ruang di stand, sehingga setiap seniman mendapat peluang yang maksimal untuk menampilkan karyanya. Saat ditanya soal penjualan karya, Liza hanya memberikan jawaban singkat, “Bisa lebih baik,” katanya.
Patung karya Budi Santoso bertajuk Life for Love di Art Jakarta Gardens di Hutan Kota by Plataran (Sumber gambar: Hypeabis.id/Robby Fathan)
Dalam pameran seni yang berlangsung cukup panjang, tren transaksi memang cenderung terjadi di awal dan akhir acara. Setidaknya, lanjutnya, pola tersebut yang umum terlihat sejauh ini.
Art Jakarta Gardens 2025 tahun ini memasuki edisi ke-4. Diselenggarakan di Hutan Kota by Plataran Jakarta, pameran ini kembali menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung yang ingin menikmati karya seni di tengah hijau taman di tengah kota.
Dalam art fair kali ini, setidaknya ada 28 patung karya seniman terkenal yang ditampilkan dalam konsep taman patung. Karya-karya ini tersebar di berbagai sudut taman yang indah di pusat Kota Jakarta tersebut. Total, terdapat 23 galeri turut berpartisipasi tahun ini.
Baca juga: 4 Instalasi Seni yang Mencuri Perhatian di Art Jakarta Gardens 2025
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.