Global Indigenous Runway 2023 (Sumber Foto: Contentro PR)

Keren, Kain Ulos Dipamerkan pada Ajang Global Indigenous Runway 2023 di Australia

20 March 2023   |   20:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Wastra Indonesia kembali dipamerkan dalam gelaran Global Indigenous Runway 2023. Sebuah ajang fesyen independen yang merupakan bagian dari PAYPAL Melbourne Fashion Festival 2023. Kali ini diperlihatkan keindahan kain ulos yang merepresentasikan budaya Batak. 

Desainer Merdi Sihombing menampilkan karya terbarunya yang diangkat dari kekayaan budaya Indonesia dalam koleksi 'Ulos Sitolu Huta'. Kain Ulos itu dibuat melalui proses tenun konvensional dengan pola tradisional dan pewarnaan yang identik dengan alam, kemudian dikolaborasikan dengan sentuhan modern.
 
“Ulos merupakan lambang keberkahan, kasih sayang, dan persatuan, sesuai dengan peribahasa Batak 'Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong',” kata Merdi Sihombing, dalam rilisnya Senin (20/3/2023). 

Baca juga: 5 Tips Merawat Kain Batik Agar Terjaga Keindahannya

Peribahasa tersebut mengandung makna jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batang, maka ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama. Adapun koleksi 'Ulos Sitolu Huta' karya Merdi menonjolkan kesan segar dan dinamis, serta tersedia mulai dari busana untuk acara santai sampai busana formal untuk kerja. 
 

Merdi Sihombing dan Model (Sumber Foto: Contentro PR)

Merdi Sihombing dan Model (Sumber Foto: Contentro PR)

Tina Waru, CEO Global Indigenous Management mengapresiasi kain ulos rancangan desainer Merdi Sihombing. Disebutkan olehnya 'Ulos Sitolu Huta' menampilkan warna, tekstur, dan fesyen mewah yang spektakuler. "Busana tersebut mampu menciptakan gebrakan baru dan membuat para penggemar fesyen yang menyaksikan langsung jadi tertegun," kata Tina. 

Sementara itu, Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia juga menyampaikan apresiasinya untuk desainer asal Indonesia tersebut. Menurutnya, Merdi telah membuktikan bahwa masa depan busana ada pada sustainable fashion yang bertumpu pada kekayaan budaya tradisional. 
 
Dia melanjutkan, ada proses panjang untuk membawa tenun Ulos ke kancah internasional. Merdi sendiri kerap mengunjungi masyarakat pengrajin di kampung-kampung di Sumatra Utara dan memberdayakan mereka dalam serangkaian kerja padat karya berbasis potensi lokal.

"Pagelaran ini merupakan cerminan dari komitmennya bagi busana berkelanjutan yang berperspektif kebudayaan,” kata Hilmar.
 
Merdi memang dikenal sebagai desainer yang terbiasa mengolah tekstil tradisional dan pewarnaan alami menjadi busana dan kain siap pakai. Kariernya di bidang fesyen, tekstil, dan aksesori dimulai dengan perjalanannya di Bunka ketika mempelajari Fashion Science.

Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan Fashion Design di ESMOD, dan Fine Arts Textile Handicraft di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Sampai saat ini, Merdi terus menciptakan karya-karya yang terinspirasi dari budaya Indonesia
 
Sementara itu, gelaran Global Indigenous Runway menampilkan 9 desainer dari berbagai negara di dunia. Ajang tersebut merupakan bagian dari PAYPAL Melbourne Fashion Festival 2023 yang digelar di Mt Duneed Estate di Waurn Ponds, Melbourne, Australia.

Festival tersebut menggabungkan musik, tarian, dengan fesyen. Uniknya, orang-orang yang memamerkan koleksi busana di runway ternyata bukanlah model profesional. Mereka representasi dari berbagai kalangan dan suku bangsa, mulai dari remaja, dewasa, transgender, non-biner, dan plus size. 

Baca juga: Motif Baru Batik Magelang Mejeng di IFW 2023, Usung Keberlanjutan Tanpa Potongan Kain

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

5 Tips Jitu Mengatasi Kelebihan Bagasi Pesawat

BERIKUTNYA

4 Buku Puisi Terbaik Karya Sapardi Djoko Damono yang Harus Dibaca Anak Muda

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: