Komposer Njo Kong Kie Bakal Gelar Pertunjukan Musik di Indonesia, Cek Informasinya!
10 March 2023 |
09:20 WIB
Seniman dan komposer Njo Kong Kie bakal mengadakan pertunjukan musik di Teater Salihara, Jakarta, pada 17 Maret 2023. Mantan direktur kelompok tari La La La Human Steps itu akan menyuguhkan karya terbarunya berjudul I Swallowed a Moon Made of Iron kepada para penonton Tanah Air.
Njo Kong Kie mengatakan, bahwa karya terbarunya itu dibuat sebagai persembahan khusus untuk penyair asal China, Xu Lizhi, yang hidup pada 1990-2014. Lizhi dikenal kerap menyuarakan nasib jutaan pekerja tidak hanya di daratan Tiongkok, tapi juga seluruh dunia.
“Dan keberadaannya [Xu Lizhi] sering dilupakan,” katanya dalam keterangan resmi, seperti dikutip Hypeabis.id, Jumat (10/3).
Baca juga: Daftar Konser Maret 2023, Dari BLACKPINK Hingga Kings of Convenience
Terinspirasi dari syair Lizhi yang kuat, menghantui, menyayat hati, dan banyak berbicara mengenai kehidupan para migran pembuat elektronik di lini perakitan Shenzhen, karya ini menjadi sebuah penghormatan bagi mereka yang perjuangannya tidak terlihat. Namun, banyak memberikan kemudahan dalam kehidupan masa kini.
Menurutnya, banyak orang mengetahui tentang merek gawai pintar atau barang elektronik lainnya yang terkenal di dunia. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bagaimana beragam alat komunikasi itu dibuat. “Di luar sana, seseorang bekerja begitu keras untuk menciptakan telepon genggam, laptop, atau televisi dari balik pabrik.” imbuhnya.
Xu Lizhi adalah seorang penyair China yang lahir di Provinsi Guangdong, China. Pada usia yang ke-20 tahun, dia bekerja sebagai pembuat komponen elektronik untuk perangkat digital. Ketika meninggal pada usia yang masih muda, yakni 24 tahun, dia meninggalkan 200 puisi yang “berbicara” mengenai kehidupan para migran pekerja di pabrik.
Karya-karya puisinya menggambarkan sedikit dari kehidupan sang seniman yang singkat, baik dari sisi harapan, mimpi, dan perjuangannya akan hidup sebagai buruh pabrik di lingkungan kerja dengan kondisi yang ekstrem. Lewat karya-karya yang ditinggalkannya itu, sang penyair mendapatkan pengakuan sebagai salah satu penyair terbaik di Negeri Panda.
Adapun, Kong Kie yang fokus pada musik teater atau pertunjukan itu berharap I Swallowed a Moon Made of Iron dapat membuat pencinta seni meratapi sekaligus mempertanyakan ulang nasib manusia pada era digital.
Pertunjukan musik Njo Kong Kie yang akan terselenggara di Jakarta merupakan gelaran kedua dari Tur Asia Tenggara yang dijalani. Selain Indonesia, dia juga akan mengadakan penampilan di Singapura, Thailand, dan Malaysia. Pria yang sudah banyak mengisi scoring untuk berbagai televisi, film, dan produksi digital lainnya itu akan tampil pada pukul 20.00 WIB.
Pertunjukan yang akan dilakoninya merupakan pertunjukan berbayar. Tiket pertunjukan sang seniman yang bisa didapatkan di laman Komunitas Salihara dibanderol seharga Rp100.000 untuk umum dan Rp75.000 untuk pelajar. Para penikmat seni akan menikmati sajian teater, musik, lagu, dan puisi ketika menyaksikan pertunjukan ini.
Njo merupakan seniman kelahiran Indonesia yang pindah bersama keluarga ke Macau pada usia muda. Dia kemudian belajar di Kanada dan Portugal. Latihan artistik sang seniman fokus pada pembuatan dan penampilan partitur orisinilnya untuk panggung.
Tidak hanya itu, dia juga menggubah soundtrack untuk televisi, film, dan media digital lainnya. Salah satunya adalah film dokumenter CBC: China Rises. Pria yang kini tinggal di Toronto, Kanada itu juga telah merilis dua album, yakni Picnic in the Cemetery dan I Swallowed a Moon Made of Iron.
Baca juga: Konser Musik dengan Teknologi AI dan Metaverse Kian Marak, dari Ariana Grande hingga Glenn Fredly
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Njo Kong Kie mengatakan, bahwa karya terbarunya itu dibuat sebagai persembahan khusus untuk penyair asal China, Xu Lizhi, yang hidup pada 1990-2014. Lizhi dikenal kerap menyuarakan nasib jutaan pekerja tidak hanya di daratan Tiongkok, tapi juga seluruh dunia.
“Dan keberadaannya [Xu Lizhi] sering dilupakan,” katanya dalam keterangan resmi, seperti dikutip Hypeabis.id, Jumat (10/3).
Baca juga: Daftar Konser Maret 2023, Dari BLACKPINK Hingga Kings of Convenience
Terinspirasi dari syair Lizhi yang kuat, menghantui, menyayat hati, dan banyak berbicara mengenai kehidupan para migran pembuat elektronik di lini perakitan Shenzhen, karya ini menjadi sebuah penghormatan bagi mereka yang perjuangannya tidak terlihat. Namun, banyak memberikan kemudahan dalam kehidupan masa kini.
Menurutnya, banyak orang mengetahui tentang merek gawai pintar atau barang elektronik lainnya yang terkenal di dunia. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bagaimana beragam alat komunikasi itu dibuat. “Di luar sana, seseorang bekerja begitu keras untuk menciptakan telepon genggam, laptop, atau televisi dari balik pabrik.” imbuhnya.
Seniman Njo Kong Kie (Sumber gambar: rilis/ Dahlia Katz)
Karya-karya puisinya menggambarkan sedikit dari kehidupan sang seniman yang singkat, baik dari sisi harapan, mimpi, dan perjuangannya akan hidup sebagai buruh pabrik di lingkungan kerja dengan kondisi yang ekstrem. Lewat karya-karya yang ditinggalkannya itu, sang penyair mendapatkan pengakuan sebagai salah satu penyair terbaik di Negeri Panda.
Adapun, Kong Kie yang fokus pada musik teater atau pertunjukan itu berharap I Swallowed a Moon Made of Iron dapat membuat pencinta seni meratapi sekaligus mempertanyakan ulang nasib manusia pada era digital.
Tur Asia Tenggara
Pertunjukan musik Njo Kong Kie yang akan terselenggara di Jakarta merupakan gelaran kedua dari Tur Asia Tenggara yang dijalani. Selain Indonesia, dia juga akan mengadakan penampilan di Singapura, Thailand, dan Malaysia. Pria yang sudah banyak mengisi scoring untuk berbagai televisi, film, dan produksi digital lainnya itu akan tampil pada pukul 20.00 WIB.Pertunjukan yang akan dilakoninya merupakan pertunjukan berbayar. Tiket pertunjukan sang seniman yang bisa didapatkan di laman Komunitas Salihara dibanderol seharga Rp100.000 untuk umum dan Rp75.000 untuk pelajar. Para penikmat seni akan menikmati sajian teater, musik, lagu, dan puisi ketika menyaksikan pertunjukan ini.
Njo merupakan seniman kelahiran Indonesia yang pindah bersama keluarga ke Macau pada usia muda. Dia kemudian belajar di Kanada dan Portugal. Latihan artistik sang seniman fokus pada pembuatan dan penampilan partitur orisinilnya untuk panggung.
Tidak hanya itu, dia juga menggubah soundtrack untuk televisi, film, dan media digital lainnya. Salah satunya adalah film dokumenter CBC: China Rises. Pria yang kini tinggal di Toronto, Kanada itu juga telah merilis dua album, yakni Picnic in the Cemetery dan I Swallowed a Moon Made of Iron.
Baca juga: Konser Musik dengan Teknologi AI dan Metaverse Kian Marak, dari Ariana Grande hingga Glenn Fredly
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.