Daging Sapi Asap Angkat Popularitas Kuliner Khas Kupang
14 July 2021 |
07:18 WIB
Se’i merupakan kuliner asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, yaitu irisan daging sapi asap yang dipanggang dengan batok kelapa selama berjam-jam. Tren kuliner ini kemudian mulai berkembang tidak hanya di tempat asalnya tetapi juga sejumlah kota besar di Indonesia.
Se’i Sapi Kana menjadi salah satu pionir se’i daging sapi karena sebelumnya Se’i selalu menggunakan daging babi di tempat asalnya.
Saat pertama kali diluncurkan di Yogyakarta pada 2019 lalu, Se’i Sapi Kana terus mempopulerkan masakan khas Indonesia Timur ini dengan menyediakan berbagai macam variasi menu.
Untuk sambalnya sendiri, mereka mempertahankan sambal asli dari Indonesia Timur, Sambal Lu’at sebagai menu andalannya dan juga menyediakan varian lain seperti rica-rica, lada hitam, sambal hijau dan sambal matah.
Variasi menu ini tidak disangka sangat digemari dan diterima oleh masyarakat yang lebih luas dan berkontribusi atas popularitas Se’i Sapi Kana secara umum. Perjalanan membawa Se’i ke industri kuliner Indonesia makin berkembang karena didukung dengan kehadiran bisnis dan peluang di ranah digital.
Banyubiru, Head of Marketing & RnD dari Se’i Sapi Kana menyatakan dalam mengembangkan bisnisnya, mereka fokus menggunakan media sosial sebagai alat promosi merek dengan menjalankan berbagai strategi pemasaran dan periklanan.
Selain media sosial, Se’i Sapi Kana juga terus memanfaatkan peluang yang diberikan oleh platform digital yang menawarkan layanan pesan-antar online seperti GrabFood untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
"Kehadiran Se’i Sapi Kana di platform digital telah menghasilkan awareness atau kesadaran pasar yang lebih baik, dan juga mendorong penjualan dine-in," tuturnya.
Dengan makin tingginya awareness pasar, Se’i Sapi yang dulunya menjadi menu yang cukup sulit ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia kini makin popular di masyarakat.
"Eksposur dari GrabFood telah membantu Se’i Sapi Kana dalam mempopulerkan makanan ini di kalangan pengguna Grab," ungkapnya.
Kini masyarakat bisa menikmati hidangan ini di 100 gerai di kota-kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Semarang, Malang, Bali dan kota lainnya di seluruh Indonesia.
Ketika Se’i Sapi Kana mencapai puncak popularitasnya, sulit untuk mengelola permintaan yang masuk untuk layanan dine-in.
Kini, proporsi pesanan dine-in dan GrabFood di Se’i Sapi Kana seimbang, bahkan terkadang lebih mengarah ke GrabFood dengan perbandingan 60:40.
Editor: Fajar Sidik
Se’i Sapi Kana menjadi salah satu pionir se’i daging sapi karena sebelumnya Se’i selalu menggunakan daging babi di tempat asalnya.
Saat pertama kali diluncurkan di Yogyakarta pada 2019 lalu, Se’i Sapi Kana terus mempopulerkan masakan khas Indonesia Timur ini dengan menyediakan berbagai macam variasi menu.
Untuk sambalnya sendiri, mereka mempertahankan sambal asli dari Indonesia Timur, Sambal Lu’at sebagai menu andalannya dan juga menyediakan varian lain seperti rica-rica, lada hitam, sambal hijau dan sambal matah.
Variasi menu ini tidak disangka sangat digemari dan diterima oleh masyarakat yang lebih luas dan berkontribusi atas popularitas Se’i Sapi Kana secara umum. Perjalanan membawa Se’i ke industri kuliner Indonesia makin berkembang karena didukung dengan kehadiran bisnis dan peluang di ranah digital.
Banyubiru, Head of Marketing & RnD dari Se’i Sapi Kana menyatakan dalam mengembangkan bisnisnya, mereka fokus menggunakan media sosial sebagai alat promosi merek dengan menjalankan berbagai strategi pemasaran dan periklanan.
Selain media sosial, Se’i Sapi Kana juga terus memanfaatkan peluang yang diberikan oleh platform digital yang menawarkan layanan pesan-antar online seperti GrabFood untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
"Kehadiran Se’i Sapi Kana di platform digital telah menghasilkan awareness atau kesadaran pasar yang lebih baik, dan juga mendorong penjualan dine-in," tuturnya.
Dengan makin tingginya awareness pasar, Se’i Sapi yang dulunya menjadi menu yang cukup sulit ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia kini makin popular di masyarakat.
"Eksposur dari GrabFood telah membantu Se’i Sapi Kana dalam mempopulerkan makanan ini di kalangan pengguna Grab," ungkapnya.
Kini masyarakat bisa menikmati hidangan ini di 100 gerai di kota-kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Semarang, Malang, Bali dan kota lainnya di seluruh Indonesia.
Ketika Se’i Sapi Kana mencapai puncak popularitasnya, sulit untuk mengelola permintaan yang masuk untuk layanan dine-in.
Kini, proporsi pesanan dine-in dan GrabFood di Se’i Sapi Kana seimbang, bahkan terkadang lebih mengarah ke GrabFood dengan perbandingan 60:40.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.