Olaharaga Pilates Makin Diminati, Bantu Bikin Postur Tubuh Ideal
04 March 2023 |
09:00 WIB
Rutinitas kerja di kantor yang mengharuskan duduk dan terpaku lama di depan layar monitor membuat Hania Salsabila (25) kerap merasakan sakit di bagian leher hingga punggungnya. Tanpa disadari, postur tubuhnya juga kian buruk dari waktu ke waktu yang terlalu membungkuk efek dari rutinitasnya tersebut.
Sadar kondisi itu dapat menjadi ancaman bagi kesehatan sekaligus kebugaran tubuhnya, dia akhirnya mulai mencoba olahraga pilates guna memperbaiki postur tubuh. Ritme olahraga yang tak menuntut kecepatan itu membuatnya betah untuk melakukan pilates karena tubuhnya terasa makin bugar.
Baca juga: Berbeda dengan Yoga, Ini 7 Manfaat Pilates untuk Kesehatan
Selama hampir enam bulan menekuni olahraga yang berasal dari Jerman itu, Hania mengaku mulai merasakan dampak positifnya bagi kesehatan tubuhnya. "Penyakit punggung yang dulu sering kurasakan sudah jarang kambuh ya setelah ikut pilates," kata karyawan swasta ini.
Pertama kali dikembangkan pada sekitar abad 20-an oleh seorang atlet veteran asal Jerman bernama Joseph Pilates, olahraga pilates merupakan latihan fisik yang berfokus pada rehabilitasi dan penguatan tubuh. Berbeda dengan yoga, pilates merupakan olahraga low impact yang latihannya ditopang dengan menggunakan sejumlah peralatan seperti matras, reformer, chair, dan barrel.
Lead Instructor Pilates, Chesaria Purnamasari, mengatakan olahraga pilates saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat dunia tak terkecuali di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali. Salah satu yang menjadi indikator adalah kian menjamurnya studio-studio pilates dengan berbagai level di dua kota tersebut.
Kebanyakan praktisi pilates merupakan kalangan usia produktif yang rentan memiliki persoalan kesehatan, yang diakibatkan oleh rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Selain berolahraga, mereka juga ingin memperbaiki postur tubuh. Meski begitu, kalangan lansia dengan berbagai kebutuhan kesehatan juga tak luput dalam menggeluti pilates.
"Jadi sebenarnya pilates itu universal buat segala level dan usia," katanya kepada Bisnis.
Pilates terbagi menjadi beberapa jenis yang menyesuaikan dengan kebutuhan atau program yang ingin dijalani oleh praktisi. Seperti physical therapy, sport medicine, dan fitness professional. Program physical therapy biasanya diambil oleh praktisi yang tengah dalam masa rehabilitasi akibat berbagai hal seperti kecelakaan atau operasi.
Sementara untuk program sport medicine lebih berfokus pada perbaikan struktural tubuh agar ideal. Adapun, pada program fitness professional dijalani oleh para atlet untuk menunjang performa tubuh mereka agar maksimal saat menjalani satu turnamen.
Ada beragam manfaat yang bisa dicapai dengan menekuni pilates diantaranya memperbaiki postur tubuh, melatih kekuatan dan kestabilan otot tubuh, fleksibilitas, serta koordinasi. Jika dilakukan dengan gerakan yang tepat, pilates akan membantu seseorang mendapatkan fungsi gerak tubuh yang ideal.
Sebagai jenis olahraga, pilates tergolong unik. Pasalnya, latihan-latihan yang diberikan dalam olahraga ini akan mengikuti kondisi kesehatan tubuh praktisinya. Dengan kata lain, gerakannya akan mengikuti kemampuan praktisi, mulai dari level pemula sampai latihan yang cukup kompleks bahkan dengan bentuk-bentuk gerakan yang akrobatik.
"Fokus dalam pilates itu adalah [latihan] otot dan pernapasan. Hal ini akan berpengaruh pada fleksibilitas dan keseimbangan dalam gerakan-gerakan pilates. Jadi komplit dan kompleks," ujar perempuan yang akrab disapa Chesa ini.
Hal inilah yang membuat kebanyakan orang lebih memilih kelas pilates secara privat, agar latihan yang dijalani sesuai dengan kebutuhan badannya. Chesa mengatakan di Jakarta, biaya kelas privat pilates berada pada kisaran Rp4 juta-Rp15 juta untuk 10 sesi. Biaya ini tergantung dari kualifikasi atau level sertifikasi dari pelatih pilates.
Sementara untuk latihan kolektif secara bersamaan dalam satu kelas biasanya dipatok seharga Rp200.000-Rp500.000 per sesi. "Harga ini juga menentukan kualitas atau metode dari [kelas] pilates tersebut. Karena pilates ada banyak metodenya," ujarnya.
Kehadiran pelatih saat pilates sangat penting untuk bisa mencapai program latihan yang diinginkan praktisi sekaligus menghindari risiko cedera. Kini, hanya bermodalkan matras dan sejumlah video tutorial di YouTube, seseorang bisa melakukan pilates.
Namun, menurut Chesa, mereka cenderung tidak bisa mendapatkan esensi dari pilates karena tidak mengetahui program yang dibutuhkan untuk tubuhnya.
Sebab, sebelum latihan pilates, penting untuk mengetahui kondisi tubuh dan riwayat kesehatan diri sendiri yang disampaikan kepada pelatih. Dari situ, pelatih akan mengukur program atau latihan apa yang sesuai dengan kondisi tubuh para praktisi yang ada di dalam kelas.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sadar kondisi itu dapat menjadi ancaman bagi kesehatan sekaligus kebugaran tubuhnya, dia akhirnya mulai mencoba olahraga pilates guna memperbaiki postur tubuh. Ritme olahraga yang tak menuntut kecepatan itu membuatnya betah untuk melakukan pilates karena tubuhnya terasa makin bugar.
Baca juga: Berbeda dengan Yoga, Ini 7 Manfaat Pilates untuk Kesehatan
Selama hampir enam bulan menekuni olahraga yang berasal dari Jerman itu, Hania mengaku mulai merasakan dampak positifnya bagi kesehatan tubuhnya. "Penyakit punggung yang dulu sering kurasakan sudah jarang kambuh ya setelah ikut pilates," kata karyawan swasta ini.
Pertama kali dikembangkan pada sekitar abad 20-an oleh seorang atlet veteran asal Jerman bernama Joseph Pilates, olahraga pilates merupakan latihan fisik yang berfokus pada rehabilitasi dan penguatan tubuh. Berbeda dengan yoga, pilates merupakan olahraga low impact yang latihannya ditopang dengan menggunakan sejumlah peralatan seperti matras, reformer, chair, dan barrel.
Lead Instructor Pilates, Chesaria Purnamasari, mengatakan olahraga pilates saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat dunia tak terkecuali di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali. Salah satu yang menjadi indikator adalah kian menjamurnya studio-studio pilates dengan berbagai level di dua kota tersebut.
Kebanyakan praktisi pilates merupakan kalangan usia produktif yang rentan memiliki persoalan kesehatan, yang diakibatkan oleh rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Selain berolahraga, mereka juga ingin memperbaiki postur tubuh. Meski begitu, kalangan lansia dengan berbagai kebutuhan kesehatan juga tak luput dalam menggeluti pilates.
"Jadi sebenarnya pilates itu universal buat segala level dan usia," katanya kepada Bisnis.
Pilates terbagi menjadi beberapa jenis yang menyesuaikan dengan kebutuhan atau program yang ingin dijalani oleh praktisi. Seperti physical therapy, sport medicine, dan fitness professional. Program physical therapy biasanya diambil oleh praktisi yang tengah dalam masa rehabilitasi akibat berbagai hal seperti kecelakaan atau operasi.
Sementara untuk program sport medicine lebih berfokus pada perbaikan struktural tubuh agar ideal. Adapun, pada program fitness professional dijalani oleh para atlet untuk menunjang performa tubuh mereka agar maksimal saat menjalani satu turnamen.
Latihan pilates (Sumber gambar: Chesaria Purnamasari)
Manfaat Pilates
Ada beragam manfaat yang bisa dicapai dengan menekuni pilates diantaranya memperbaiki postur tubuh, melatih kekuatan dan kestabilan otot tubuh, fleksibilitas, serta koordinasi. Jika dilakukan dengan gerakan yang tepat, pilates akan membantu seseorang mendapatkan fungsi gerak tubuh yang ideal.Sebagai jenis olahraga, pilates tergolong unik. Pasalnya, latihan-latihan yang diberikan dalam olahraga ini akan mengikuti kondisi kesehatan tubuh praktisinya. Dengan kata lain, gerakannya akan mengikuti kemampuan praktisi, mulai dari level pemula sampai latihan yang cukup kompleks bahkan dengan bentuk-bentuk gerakan yang akrobatik.
"Fokus dalam pilates itu adalah [latihan] otot dan pernapasan. Hal ini akan berpengaruh pada fleksibilitas dan keseimbangan dalam gerakan-gerakan pilates. Jadi komplit dan kompleks," ujar perempuan yang akrab disapa Chesa ini.
Hal inilah yang membuat kebanyakan orang lebih memilih kelas pilates secara privat, agar latihan yang dijalani sesuai dengan kebutuhan badannya. Chesa mengatakan di Jakarta, biaya kelas privat pilates berada pada kisaran Rp4 juta-Rp15 juta untuk 10 sesi. Biaya ini tergantung dari kualifikasi atau level sertifikasi dari pelatih pilates.
Sementara untuk latihan kolektif secara bersamaan dalam satu kelas biasanya dipatok seharga Rp200.000-Rp500.000 per sesi. "Harga ini juga menentukan kualitas atau metode dari [kelas] pilates tersebut. Karena pilates ada banyak metodenya," ujarnya.
Kehadiran pelatih saat pilates sangat penting untuk bisa mencapai program latihan yang diinginkan praktisi sekaligus menghindari risiko cedera. Kini, hanya bermodalkan matras dan sejumlah video tutorial di YouTube, seseorang bisa melakukan pilates.
Namun, menurut Chesa, mereka cenderung tidak bisa mendapatkan esensi dari pilates karena tidak mengetahui program yang dibutuhkan untuk tubuhnya.
Sebab, sebelum latihan pilates, penting untuk mengetahui kondisi tubuh dan riwayat kesehatan diri sendiri yang disampaikan kepada pelatih. Dari situ, pelatih akan mengukur program atau latihan apa yang sesuai dengan kondisi tubuh para praktisi yang ada di dalam kelas.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.