Ilustrasi Market Sayur Online (sumber foto: freepik.com)

Era Digital: Apakah Sistem Dagang Sayur Offline Musnah?

01 March 2023   |   19:13 WIB

Dalam dunia bisnis ada banyak upaya yang dilakukan oleh pelaku bisnis agar dapat menarik konsumen dan berkembang di era saat ini. Seperti halnya dengan belanja kebutuhan pokok seperti sayur yang saat ini sudah beralih ke sistem online. 
 
Dalam kesempatannya, Dian Martin, Asosiasi Digital Marketing Indonesia/Adigimind mengatakan bahwa penjualan sayur secara online dan penjualan-penjualan lainnya itu terjadi secara alami karena sebenarnya adanya penjualan online ini adalah distribution channel saja. 

“Sebuah situasi alami yang akan terjadi ketika ada gaya baru dalam aktivitas keseharian dari para pembeli kita,” ujar Dian kepada Hypeabis.id,  Jumat (24/2/2023). Hal tersebut tidak dapat dihindari baik dari segi perkembangan maupun perpindahan gaya berbelanja. 

Baca juga: Pengamat Sebut Masih Banyak Tantangan UMKM Go Digital

Antara bisnis sayur offline dan online akan saling mempengaruhi. Barangkali omzet yang sebelumnya 100% offline akan terpengaruh, lalu dari segi pelanggan terutama anak muda seperti millennial ataupun gen z merasa terbantu dengan adanya sistem pembelian secara online yang sesuai dengan gaya hidup mereka. 

Hal tersebut nantinya akan membuat market sayur offline tergerus dengan online. Walaupun begitu market dengan gaya konvensional tak perlu merasa akan habis dengan perkembangan era digital ini karena satu yang lain akan saling mempengaruhi. 

Namun, market yang 100% offline ini harus mulai beradaptasi. Dalam hal ini tentu ada permasalahan yang dihadapi. “Permasalahannya di kita adalah ongkos kirimnya karena ongkos kirim ini bisa semahal dengan ongkos sayur itu sendiri,” ujar Dian.

Hal tersebut yang membuat proses digitalisasi menjadi sulit.  Jadi para penjual sayur yang konvensional perlu untuk menambahkan fungsinya, bukan hanya sekadar jualan di tempat saja. Perlu ada keterkaitan antara penjual dan pembeli.

Dia menjelaskan bahwa mungkin ketika ada pembeli datang, penjual bisa memberikan nomor telepon atau bergabung ke marketplace online karena sekarang ada delivery yang dapat mengambil ke pelanggan, 

Walaupun biaya pengirimannya tetap mahal, tetapi kemudahan  yang diberikan dari para penjual sayur dengan gaya konvensional ini adalh pelanggan akan ada yang mengambil belanjaan mereka. Sebagai penjual perlu juga mereka untuk terekspose dengan marketplace sayur secara digital. 

"Bisnis itu mengikuti gaya hidup. “Saya rasa perpindahan gaya order ini akan sangat berjalan dengan alami, sulit untuk kembali lagi secara offline,” katanya.

Dalam bisnis tentunya ada kepercayaan untuk menjalankan usaha dengan aman, tapi ini bukan berarti membatasi diri dari inovasi terbaru. Menurut Dian, banyak dari pelaku usaha masih memiliki miskonsepsi terhadap konsep bisnis online karena alasan usia, pengetahuan teknologi yang kurang memadai, dan lain lain.

Dia juga yakin bahwa dengan perkembangan sistem online ini tidak akan memusnahkan sistem penjualan offline, tetapi sebuah pertanyaan yang mucul siapakah yang akan bertahan. 

“Yang akan bertahan adalah mereka yang sudah menyadari bahwa pelanggannya hidup di dua dunia, maka mereka pun harus hidup di dua dunia,” tambahnya.

Untuk itu, para produsen atau penjual sayur perlu untuk melihat tren sehingga mereka tahu apa yang dikonsumsi masyarakat. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Brand Fesyen Pria Ini Garap Kategori Produk Kecantikan

BERIKUTNYA

Menawan, Intip First Look Yara Shahidi Sebagai Tinker Bell di Trailer Peter Pan & Wendy

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: