Ilustrasi e-katalog (Sumber gambar: Igor Miske/Unsplash)

Strategi Kunci Menjaring UMKM Lewat Katalog Elektronik

09 October 2023   |   19:32 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Katalog elektronik atau e-katalog dikeluarkan oleh pemerintah melalui oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dengan era internet yang kian masif, kehadiran e-katalog menjadi tanda pergerakan masif industri bisnis Indonesia makin mengarah ke ranah digital.

E-katalog menjadi wadah transaksi lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk bisnis yang bersifat business to business (B2B), selain ramainya e-commerce yang meramaikan sebagai platform belanja online berbasis business to consumer (B2C). Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) telah mencatat 40.473 penyedia UMK dengan 2,3 juta katalog hingga November 2022 lalu. Angka tersebut perlahan naik sepanjang 2023.

Baca juga: Potensi Kerugian Setelah Tutupnya Social Commerce, Peluang Besar bagi E-commerce

Dalam rantai 3-katalog, KemenKopUKM menjadi supplier sekaligus  pendorong strategi ajakan agar UMKM berkeinginan masuk ke e-katalog.  Beberapa langkah yang dilakukan KemenkopUKM adalah dengan melakukan WhatsApp dan email blast kepada ratusan ribu UMK yang berisi pesan ajakan, termasuk prosedur bergabung dengan e-katalog.

Strategi ini merupakan langkah KemenkopUKM dalam mendorong UMKM masuk dalam rantai pasok industri besar agar menjadi bagian dari industri, mirip seperti yang berlangsung di Korea Selatan, Jepang, dan China.
 

Perlu Inovasi Cerdas

 

Ilustrasi e-katalog (Sumber gambar: KOBU Agency/Unsplash)

Ilustrasi e-katalog (Sumber gambar: KOBU Agency/Unsplash)

Pengamat Ekonomi & Telekomunikasi ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, katalog elektronik dari LKPP ini menjadi platfrom yang bisa lebih dimaksimalkan lagi untuk UMKM. Menurutnya, saat ini yang harus menjadi fokus pemerintah adalah target dan tata kelola yang lebih baik, termasuk dalam hal inovasi pengembangan e-katalog dan strategi menjaring minat UMKM untuk onboarding ke e-katalog.

"Pemerintah harus lebih menyasar kepada bagaimana inovasi pengembangan katalog ini, termasuk pemanfaatan UMKM yang makin go digital sekarang untuk masuk ke e-katalog," jelas Heru. Heru menambahkan, jumlah UMKM yang mencapai 65 juta ini bisa menjadi momentum baik bagi pemerintah untuk menjaring UMKM dan industri bisnis bersifat B to B.

"Dari 65 juta UMKM, sekarang yang go digital baru sekitar 22 juta. Sehingga perlu ada upaya lebih keras untuk menarik semuanya dalam transformasi digital dari UMKM, termasuk masuk ke dalam e-katalog," imbuhnya.

Ke depannya, Heru mengharapkan kehadiran one-solution-platform seperti aplikasi yang menampung seluruh produk dari UMKM lokal. Konsep ini juga bisa dimanfaatkan oleh e-katalog dalam mengekspansi dan menjangkau produk UMKM lokal yang lebih besar lagi dalam berbisnis.

Selain itu, Heru juga mengharapkan pemerintah bisa membuat strategi khusus untuk mewadahi UMKM di era digital. Misalnya dalam hal pengembangan kualitas produk, kemasan produk, hingga mendorong UMKM dalam ranah digital melalui sosialisasi dan pendampingan yang konkret.

Pasalnya, ekonomi digital diproyeksikan akan terus meninggi dan menjadi ceruk bisnis potensial yang dapat dimaksimalkan. "Bahwa ekonomi digital harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Tidak boleh ada UMKM yang tertinggal dengan semua update digital utamanya dalam hal bisnis dan transaksi ini," imbuhnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Pemeran Film Malice Diumumkan di BIFF 2023, Ada Angga Yunanda hingga Hsueh Shih-Ling

BERIKUTNYA

Profil Seniman TuTu, Berkarya & Besar dari Seni Jalanan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: