Ilustrasi sakit (Sumber gambar: Freepik)

Ini Alasan Anak Muda Lebih Sering Terkena Penyakit Limfoma Hodgkin

27 February 2023   |   20:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Bayu Dwityo Praharso mengernyitkan matanya sambil mengingat-ingat kembali momen 8 tahun lalu. Saat itu, dirinya masih duduk di bangku kuliah dan harus menerima kenyataan terkena penyakit bernama Limfoma Hodgkin, yang merupakan salah satu jenis kanker getah bening. 

Ada beberapa gejala yang dirasakan Bayu saat itu, dari badan terasa demam hingga nyeri di area lumbal. Namun, penyintas kanker Limfoma Hodgkin ini masih tak paham dengan penyakitnya dan hanya menganggap sebagai bagian dari masuk angin belaka. 

Keanehan mulai dirasakannya saat intensitas rasa sakit makin bertambah. Dari yang tadinya hanya seminggu sekali, menjadi setiap hari. Kualitas hidupnya ketika itu menurun jauh. Untuk sekadar gerak atau pergi kuliah juga sudah sangat sulit dilakukan.

Bayu akhirnya memeriksakan diri. Namun, prosesnya ternyata tak segampang itu. Ada beberapa diagnosa yang diterimanya, dari radang otot hingga TBC Paru. Seusai berobat dirinya sempat sembuh, tetapi kemudian gejalanya balik lagi.

Di tengah pencariannya terhadap penyakitnya, Bayu mengalami peristiwa nahas berupa kecelakaan mobil. Namun, dari kecelakaan ini pula, Bayu akhirnya tahu ada penyakit Limfoma Hodgkin di dalam tubuhnya. Dokter yang menangani kecelakaan tersebut menemukan adanya jaringan tumor Limfoma Hodgkin.

“Waktu ketahuan ada Limfoma Hodgkin itu sudah di tahap stadium 3B. Ini sudah cukup telat. Dari situ kemudian disegerakan kemoterapi sekitar 15 siklus dan radiasi 16 kali,” ucap Bayu dalam diskusi virtual Menutup Kesenjangan Akses Pengobatan Inovatif Limfoma Hodgkin

Baca juga: Punya Benjolan di Sekitar Bagian Tubuh Ini, Waspada Gejala Kanker Limfoma

Bayu hanya satu dari sekian banyak anak muda yang harus menerima kenyataan bahwa mereka mengidap Limfoma Hodgkin. Menurut data Globocan 2023, ada 1.188 kasus baru yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Sebanyak 363 kasus di antaranya bahkan menyebabkan kematian.

Konsultan Hematologi Onkologi Medik RSCM Kencana Andhika Rachman mengatakan bahwa mayoritas kasus Limfoma Hodgkin terjadi pada anak muda, yakni pada umur 15 tahun hingga 30 tahun. Limfoma Hodgkin memiliki keterkaitan dengan umur karena berhubungan dengan imun. 

Kasusnya banyak terjadi pada anak muda karena imun yang terbentuk pada usia tersebut belum terlalu matang. Jika pasien juga mengalami penyakit autoimun, seperti lupus atau HIV/AIDS, risiko terkena Limfoma Hodgkin akan jauh lebih besar.

Namun, Limfoma Hodgkin juga sebenarnya bisa terjadi pada usia 55 tahun ke atas. Alasanya, lagi-lagi karena imun seseorang pada usia tersebut sudah menurun. Kondisi tersebut makin parah seiring dengan gejala penuaan yang terjadi.

“Penuaan tidak hanya dilihat dari usia saja. Imun yang menurun juga terjadi karena nutrisi dan gizi yang berkurang,” ujar Andhika.
 

(Sumber gambar: Freepik)

(Sumber gambar: Freepik)

Meskipun demikian, Limfoma Hodgkin merupakan jenis kanker yang cukup berbeda dari lainnya. Sebab, kanker ini termasuk yang bisa sembuh total, apalagi jika bisa didiagnosis lebih dini. Akan tetapi, praktik di lapangan diagnosis tersebut kerap memiliki hambatan. 

Andhika menyebut Limfoma Hodgkin kerap dibarengi dengan sejumlah penyakit lain. Dengan demikian, dokter terkadang mendiagnosis pasien dengan penyakit lain tanpa menyebutkan ada penyakit Limfoma Hodgkin di dalamnya. Hal itulah yang juga dirasakan oleh Bayu.

“Terkadang pasien menyalahkan pasien enggak pintar dan lainnya. Padahal, ada beberapa penyakit yang muncul bersamaan. Contohnya, TBC. Penyakit ini meniru gejala semua. Nah, yang penting sebenarnya seharusnya selalu ada diagnosis banding sehingga lebih akurat,” imbuhnya. 

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wisaksono Sudoyo, sepakat bahwa Limfoma Hodgkin termasuk kanker yang memiliki angka kesembuhan cukup besar. Namun, jika penyakit tersebut tidak sembuh dengan lini pengobatan pertama, pengobatan lanjutannya justru lebih sulit dibanding kanker lainnya.

Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk pasien Limfoma Hodgkin. Beberapa di antaranya adalah kemoterapi, terapi target, radioterapi, transplantasi sumsum tulang belakang, dan imunoterapi.

Namun, sebanyak 20 persen pasien yang sudah pernah mendapatkan pengobatan lini pertama masih memiliki kemungkinan kambuh. Mereka membutuhkan pengobatan lini kedua yang sesuai dengan kondisi mereka. “Sifat dari kanker itu membutuhkan pengobatan yang relatif mahal dan sulit diakses,” kata Aru. 

Di titik ini, deteksi dini menjadi sangat penting karena akan memperbesar potensi kesembuhan pasien. Dengan lebih dini mengetahui adanya Limfoma Hodgkin di tubuh, dokter bisa segera melakukan tatalaksana pengobatan.

Dia berharap kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait gejala-gejala yang ditimbulkan bisa makin tinggi. Sebab, hanya dengan deteksi dini, pengobatan terhadap Limfoma Hodgkin bisa lebih efektif.

Baca juga: Waspadai 3 Jenis Kanker Ini Sering Menimpa Anak

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Intip Profil dan Karya Fachriel Djou, Desainer Termuda di IFW 2023

BERIKUTNYA

5 Tren Desain Kuku 2023 Versi Popcoat, Ada French & Chrome Nails

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: