Pameran Art Mandalika Digelar, Jadi Ruang Apresiasi & Motivasi Seniman NTB
26 February 2023 |
09:30 WIB
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar pameran Art Mandalika di Galeri Taman Budaya, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan tersebut diadakan mulai 25 Februari hingga 5 Maret 2023 dengan mengangkat tema Besiru.
Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif Kemenparekraf. Neil El Himam, mengatakan bahwa pameran ini akan menjadi ruang apresiasi sekaligus motivasi bagi para seniman di dalam negeri, khususnya mereka yang berada di wilayah Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
“Untuk berperan aktif meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif melalui seni rupa. Dengan demikian harapannya bisa menghasilkan peluang usaha yang berkelanjutan,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id.
Baca juga: Metafora Sugestif Goresan Goenawan Mohamad dalam Pameran Tunggal Kitab Hewan
Neil menuturkan tema Besiru secara harfiah terdiri dari dua kata, yakni “Be” dan “Siru” dalam bahasa suku Sasak. Kata “Be” memiliki arti ajakan untuk bersama-sama dan “Siru”yang artinya bergantian. Dengan begitu, Besiru dapat diartikan sebagai aktivitas kerja bersama-sama yang dilakukan secara bergiliran yang umumnya dilakukan secara sukarela tanpa upah.
Perupa Bambang Prasetya mengatakan bahwa latar belakang diadakannya pameran ini adalah keprihatinan sekelompok perupa yang berasal dari komunitas seni rupa di NTB dan mereka yang tergabung dalam Mandalika Art Community terhadap kondisi masyarakat yang mulai meninggalkan tradisi Besiru.
Tradisi yang sudah ada sejak lama itu perlahan ditinggalkan lantaran dianggap sudah tidak relevan dalam kehidupan modern yang cenderung individualis. Para seniman ingin memaknai kembali nilai filosofis yang ada dalam kegiatan Besiru. Bambang juga berharap pameran ini mampu membuat terobosan dan peluang baru untuk iklim berkesenian di NTB.
Sementara itu, salah satu Koordinator Tim Kreatif Lokal Mandalika, Lalu Syaukani, mengatakan penyelenggaraan Art Mandalika merupakan perwujudan perupa di Nusa Tenggara Barat untuk menggerakkan ekosistem seni rupa.
Pameran ini menampilkan karya kolaborasi berupa instalasi fasad gerabah berjudul ‘Secobek Mandalika’ yang dikoordinasi oleh Saparul Anwar (Phalonk); mural yang dikelola oleh Bambang Prasetya dan Lalu Syaukani; serta instalasi ‘Suara dan Harapan’ yang diarahkan oleh perupa Babat Nufus Tarenaksa. Kemudian, pameran ini yang mendapatkan kurasi dari kurator Sasih Gunalan itu juga akan menampilkan karya dari 19 perupa.
Setelah pameran Art Mandalika usai, gelaran lainnya juga akan terselenggara di Taman Seni Creative Space, Sumbawa Besar, NTB. Pameran ini akan berlangsung dari 4 sampai 11 Maret 2023. Komunitas Sumbawa Visual Arts di bawah koordinasi Hallen Muhlis dan Dery Firmansyah adalah pengelola pameran ini.
Untuk diketahui, pameran Art Mandalika merupakan inisiatif 20 seniman yang mewakili 11 komunitas perupa seni Lombok, Bima, dan Sumbawa hasil pendampingan pemerintah dalam program AKSILARASI 2023 yang telah dilakukan pada 3-24 Februari 2023.
AKSILARASI adalah program pendampingan penciptaan dan pemanfaatan produk kreatif unggulan di bidang musik, film, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan di destinasi super prioritas. Program ini diharapkan dapat mengembangkan talenta yang ada di Manggarai Barat dan Labuan Bajo dalam menciptakan karya baru dari akar budaya, sehingga menjadi daya tarik turis mancanegara untuk berkunjung.
Baca juga: Bakal Jadi Tren, Ini Pentingnya Pameran Karya Seni di Ruang Publik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif Kemenparekraf. Neil El Himam, mengatakan bahwa pameran ini akan menjadi ruang apresiasi sekaligus motivasi bagi para seniman di dalam negeri, khususnya mereka yang berada di wilayah Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
“Untuk berperan aktif meningkatkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif melalui seni rupa. Dengan demikian harapannya bisa menghasilkan peluang usaha yang berkelanjutan,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id.
Baca juga: Metafora Sugestif Goresan Goenawan Mohamad dalam Pameran Tunggal Kitab Hewan
Neil menuturkan tema Besiru secara harfiah terdiri dari dua kata, yakni “Be” dan “Siru” dalam bahasa suku Sasak. Kata “Be” memiliki arti ajakan untuk bersama-sama dan “Siru”yang artinya bergantian. Dengan begitu, Besiru dapat diartikan sebagai aktivitas kerja bersama-sama yang dilakukan secara bergiliran yang umumnya dilakukan secara sukarela tanpa upah.
Perupa Bambang Prasetya mengatakan bahwa latar belakang diadakannya pameran ini adalah keprihatinan sekelompok perupa yang berasal dari komunitas seni rupa di NTB dan mereka yang tergabung dalam Mandalika Art Community terhadap kondisi masyarakat yang mulai meninggalkan tradisi Besiru.
Tradisi yang sudah ada sejak lama itu perlahan ditinggalkan lantaran dianggap sudah tidak relevan dalam kehidupan modern yang cenderung individualis. Para seniman ingin memaknai kembali nilai filosofis yang ada dalam kegiatan Besiru. Bambang juga berharap pameran ini mampu membuat terobosan dan peluang baru untuk iklim berkesenian di NTB.
Sementara itu, salah satu Koordinator Tim Kreatif Lokal Mandalika, Lalu Syaukani, mengatakan penyelenggaraan Art Mandalika merupakan perwujudan perupa di Nusa Tenggara Barat untuk menggerakkan ekosistem seni rupa.
Pameran ini menampilkan karya kolaborasi berupa instalasi fasad gerabah berjudul ‘Secobek Mandalika’ yang dikoordinasi oleh Saparul Anwar (Phalonk); mural yang dikelola oleh Bambang Prasetya dan Lalu Syaukani; serta instalasi ‘Suara dan Harapan’ yang diarahkan oleh perupa Babat Nufus Tarenaksa. Kemudian, pameran ini yang mendapatkan kurasi dari kurator Sasih Gunalan itu juga akan menampilkan karya dari 19 perupa.
Setelah pameran Art Mandalika usai, gelaran lainnya juga akan terselenggara di Taman Seni Creative Space, Sumbawa Besar, NTB. Pameran ini akan berlangsung dari 4 sampai 11 Maret 2023. Komunitas Sumbawa Visual Arts di bawah koordinasi Hallen Muhlis dan Dery Firmansyah adalah pengelola pameran ini.
Untuk diketahui, pameran Art Mandalika merupakan inisiatif 20 seniman yang mewakili 11 komunitas perupa seni Lombok, Bima, dan Sumbawa hasil pendampingan pemerintah dalam program AKSILARASI 2023 yang telah dilakukan pada 3-24 Februari 2023.
AKSILARASI adalah program pendampingan penciptaan dan pemanfaatan produk kreatif unggulan di bidang musik, film, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan di destinasi super prioritas. Program ini diharapkan dapat mengembangkan talenta yang ada di Manggarai Barat dan Labuan Bajo dalam menciptakan karya baru dari akar budaya, sehingga menjadi daya tarik turis mancanegara untuk berkunjung.
Baca juga: Bakal Jadi Tren, Ini Pentingnya Pameran Karya Seni di Ruang Publik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.