Berkendara dengan defensive driving (Sumber gambar: Freepik)

Kiat Aman Berkendara dengan Teknik Defensive Driving

20 February 2023   |   14:05 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Berkendara aman dan nyaman sebenarnya mudah dilakukan. Namun, sebagian orang kerap melupakan defensive driving saat sudah di jalan raya. Padahal, teknik ini penting diterapkan setiap kali berkendara agar diri sendiri dan orang lain aman sampai ke tempat tujuan. 

Defensive driving berbeda dengan safety driving. Safety driving lebih menekankan pada kemampuan pengemudi dalam mengendarai mobil. Namun, defensive driving lebih berfokus pada intelektual pengendara dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di jalan raya. 

Baca juga: Selain Mesin, Cek Komponen Ini Agar Berkendara Lancar Sampai Tujuan

Pendiri Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan defensive driving adalah ilmu mengemudi yang menitikberatkan cara mengendalikan perilaku pengemudi itu sendiri. Dengan teknik ini, pengemudi akan menerapkan cara berkendara yang meminimalkan risiko bahaya.

Teknik ini menuntut pengendara untuk tetap fokus dan waspada terhadap segala risiko kecelakaan di jalan raya. Teknik ini juga membuat pengemudi terbiasa untuk berpikir, menentukan risiko, dan mengambil keputusan dengan bijak sebelum melakukannya.

Defensive driving merupakan teknik universal dan bisa diterapkan di semua jenis kendaraan, termasuk mobil sport. Prinsip utama yang perlu dilakukan dalam menerapkan defensive driving ialah kewaspadaan. Dengan terus waspada, pengemudi bisa awas dengan keadaan sekitar dan bisa mengambil keputusan dengan bijak.
 

(Sumber gambar: Freepik)

(Sumber gambar: Freepik)

Namun, khusus untuk mobil sport, Sony menilai ada aturan tambahan yang perlu diterapkan pengemudi, yakni mengenali karakter mobilnya. Dengan tenaga pacu yang lebih kencang, pengemudi harus bisa selalu berpikir tenang dan tidak gampang emosi. Jangan sampai pengemudi dikendalikan oleh kendaraan, alih-alih mengendalikan kendaraan tersebut.

“Mobil sport berkarakter liar karena kekuatannya besar dan bobotnya ringan. Oleh karena itu, perlu penguasaan diri yang baik. Di sini pengemudi mesti mengenal dirinya sekaligus mobilnya,” ujar Sony kepada Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.

Dengan karakter tersebut, perlu ada kedewasaan lebih yang harus dimiliki pengemudi ketika mengendarai mobil sport. Sebab, jika tidak ada kedewasaan, pengemudi bisa menjadi arogan dan merusak defensive driving yang ingin diterapkannya.

Namun, mengatur dan menjaga emosi bukanlah hal gampang. Perlu jam terbang dan sifat bijaksana dalam berpikir sebelum bertindak. Jika kemampuan tersebut belum dikuasai, sebaiknya pengemudi mengurungkan niat mengendarai mobil sport

Baca juga: Penting, Perhatikan Sejumlah Kondisi di Ban agar Tetap Aman Saat Berkendara

Meski sudah ada fitur safety di mobil sport, berkendara tanpa kedewasaan bisa membahayakan pengemudi dan orang lain. Terlebih, fitur-fitur demikian juga kerap tidak diaktifkan oleh sebagian pengendara.

Di sisi lain, mengemudi mobil sport juga perlu pengetahuan manajemen yang baik. Sebab, jenis mobil ini cukup sensitif dengan beberapa hal yang umum terjadi di Indonesia. Misalnya, soal kemacetan. Pengemudi mesti menghindari potensi macet di jalan raya. Salah satu penyakit yang kerap menimpa mobil sport ialah overheat

Mobil sport membutuhkan pendingin yang lebih dari mobil biasanya. Umumnya, tambahan pendingin datang saat mobil melaju dengan kencang sehingga udara bisa masuk ke dalam dan membantu pendinginan.

Namun, saat macet, potensi pendingin tambahan itu tidak terjadi. Selain itu, iklim tropis di Indonesia juga membuat suhu lebih panas dan memicu percepatan overheat. Oleh karena itu, pengemudi mesti lebih bijak saat mengendarai mobil sport, bukan hanya soal cara berkendara, melainkan juga tentang kondisi kendaraannya sendiri.

Sementara itu, Instruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Sumantri mengatakan bahwa saat ini proses jual beli kendaraan tidak boleh hanya sekadar transaksi semata. Sebab, pihak penjual atau dealer juga harus memastikan pembelinya mengenal dengan baik karakteristik kendaraannya.

Dealer, kata Sumantri, perlu memberikan informasi dan training singkat berkenaan dengan cara mengendalikan mobil yang akan dibeli. Baik itu terkait pengetahuan human machine interface atau pengenalan teknologi yang dimiliki kendaraan. 

Baca juga: Perhatikan 5 Hal Ini Saat Berkendara Motor di Musim Hujan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Fenomena Warung Madura & Cerahnya Bisnis Ritel Tradisional

BERIKUTNYA

Ini Tip Masuk Weapon Glory Leaderboard Free Fire ala SES Bara, Pilah Pilih Lokasi Turun!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: