Film Dokumenter Perang Rusia-Ukraina Karya Sean Penn Rilis di Berlin Film Festival
20 February 2023 |
13:14 WIB
Aktor kawakan Sean Penn akhirnya merilis dokumenter tentang perang antara Rusia dan Ukraina, bertajuk Superpower di Berlin International Film Festival 2023. Superpower menjadi karya terbaru Sean Penn usai dia terakhir kali menggarap film bertajuk Flag Day pada 2021.
Setelah pemutaran perdananya, aktor Hollywood itu mengatakan tidak masalah jika dia dianggap sebagai penyebar propaganda. Pasalnya dia mengungkap film yang disutradarai bersama Aaron Kaufman itu diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Ukraina.
"Ini bukan film yang tidak memihak karena ini bukan perang yang ambigu. Saya sangat senang dianggap sebagai propagandis dan senang membuat film yang tidak memihak karena itulah kisah nyata yang kami temukan," papar Sean Penn usai pemutaran film dikutip dari Variety.
Baca juga: Salma's Season Jadi Sinema Pilihan Menuju Madani International Film Festival 2023
Adapun, film dokumenter Superpower diambil selama beberapa bulan sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Namun, Penn tetap melanjutkan pengambilan gambar ketika pecah perang terjadi untuk melihat lebih mendalam mengenai konflik yang terjadi di Ukraina, dan bagaimana rakyat menanggapinya.
“Kami jatuh cinta dengan negaranya, kami jatuh cinta dengan orang-orangnya. Kami juga jatuh cinta dengan idealisme ini. Setelah empat atau lima tahun terakhir politik Amerika, kami telah kehilangan kontak dengan sesuatu yang berhubungan dengan mereka,” kata co-produser Aaron Kaufman.
Penn, dalam film tersebut sebagian besar berperan sebagai jurnalis. Dia mewawancarai tokoh-tokoh dari seluruh pemerintah Ukraina dan masyarakat sipil. Termasuk para ahli, tentara, warga negara biasa, dan korban perang, mengenai tanggapan mereka terhadap mobilisasi nasional dalam menghadapi invasi berdarah.
Berdurasi kurang dari dua jam, Superpower mengikuti bintang Hollywood itu saat melakukan perjalanan melintasi Ukraina pada bulan-bulan sebelum invasi Rusia. Tak hanya itu dia juga melakukan serangkaian wawancara duduk dengan Presiden Zelenskyy setelah perang dimulai.
Selama percakapan, Zelensky bahkan mengungkap kekesalannya terhadap kurangnya dukungan pemerintah AS pada mereka mengenai persenjataan. Penn dan Kaufman pun berusaha untuk mengadvokasi Amerika Serikat agar mempersenjatai Ukraina dalam perang melawan invasi dari Rusia.
Superpower telah menjadi salah satu judul paling ramai yang diluncurkan minggu ini di Berlin, dengan pemutaran perdana hari Jumat, (17/2/23). Tak hanya itu, Zelenskyy juga turut hadir dalam pemutaran perdana secara daring dan menyemangati mereka yang hadir untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi invasi Rusia.
"Ini bukan tentang bagaimana jika Ukraina kalah, karena mereka tidak akan kalah, tap jika Rusia menang, kita semua kacau. Benar-benar kacau. Sebagai orang Amerika, saya dapat mengatakan bahwa kita harus menanggung rasa malu karena tidak meningkatkan lebih cepat dengan senjata," kata Penn menggemakan kekhawatiran Zelenskyy.
Aksi Sean Penn juga membuat aktor berusia 62 tahun itu diblokir pemerintah Rusia. Sebelumnya, Kremlin telah mengumumkan selain Sean Penn ada juga aktor Ben Stiller dilarang masuk ke Negara Beruang Merah akibat advokasi mereka terhadap invasi yang dilakukan oleh Rusia.
Untuk diketahui larangan yang dilakukan oleh Rusia bagi sejumlah warga negara Amerika Serikat masuk ke dalam Negeri Beruang Merah bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, Kremlin juga melakukan sejumlah larangan bagi warga Negara Paman Sam yang di dalamnya terdapat aktor, salah satunya Morgan Freeman pada Mei 2022.
Secara keseluruhan, setidaknya, terdapat lebih dari 1000 orang warga negara Amerika Serikat yang telah dilarang oleh Rusia untuk memasuki negara tersebut. Selain aktor, terdapat juga pengusaha, politikus, profesor atau akademisi seperti Senator Kirsten Sinema, Richard Scott, Patrick Toomey Jr. dan Mark Kelly yang dilarang masuk ke sana.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Setelah pemutaran perdananya, aktor Hollywood itu mengatakan tidak masalah jika dia dianggap sebagai penyebar propaganda. Pasalnya dia mengungkap film yang disutradarai bersama Aaron Kaufman itu diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Ukraina.
"Ini bukan film yang tidak memihak karena ini bukan perang yang ambigu. Saya sangat senang dianggap sebagai propagandis dan senang membuat film yang tidak memihak karena itulah kisah nyata yang kami temukan," papar Sean Penn usai pemutaran film dikutip dari Variety.
Baca juga: Salma's Season Jadi Sinema Pilihan Menuju Madani International Film Festival 2023
Adapun, film dokumenter Superpower diambil selama beberapa bulan sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Namun, Penn tetap melanjutkan pengambilan gambar ketika pecah perang terjadi untuk melihat lebih mendalam mengenai konflik yang terjadi di Ukraina, dan bagaimana rakyat menanggapinya.
“Kami jatuh cinta dengan negaranya, kami jatuh cinta dengan orang-orangnya. Kami juga jatuh cinta dengan idealisme ini. Setelah empat atau lima tahun terakhir politik Amerika, kami telah kehilangan kontak dengan sesuatu yang berhubungan dengan mereka,” kata co-produser Aaron Kaufman.
At #berlinale press conference for his #Ukraine documentary Superpower, Sean Penn compares Ukraine inspiring the world to the impact of the Beatles in the 1960s ?@DEADLINE? #Superpower #Ukrainewar pic.twitter.com/QuyHukLqTm
— MattCarey (@MattCarey) February 19, 2023
Penn, dalam film tersebut sebagian besar berperan sebagai jurnalis. Dia mewawancarai tokoh-tokoh dari seluruh pemerintah Ukraina dan masyarakat sipil. Termasuk para ahli, tentara, warga negara biasa, dan korban perang, mengenai tanggapan mereka terhadap mobilisasi nasional dalam menghadapi invasi berdarah.
Berdurasi kurang dari dua jam, Superpower mengikuti bintang Hollywood itu saat melakukan perjalanan melintasi Ukraina pada bulan-bulan sebelum invasi Rusia. Tak hanya itu dia juga melakukan serangkaian wawancara duduk dengan Presiden Zelenskyy setelah perang dimulai.
Selama percakapan, Zelensky bahkan mengungkap kekesalannya terhadap kurangnya dukungan pemerintah AS pada mereka mengenai persenjataan. Penn dan Kaufman pun berusaha untuk mengadvokasi Amerika Serikat agar mempersenjatai Ukraina dalam perang melawan invasi dari Rusia.
Superpower telah menjadi salah satu judul paling ramai yang diluncurkan minggu ini di Berlin, dengan pemutaran perdana hari Jumat, (17/2/23). Tak hanya itu, Zelenskyy juga turut hadir dalam pemutaran perdana secara daring dan menyemangati mereka yang hadir untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi invasi Rusia.
"Ini bukan tentang bagaimana jika Ukraina kalah, karena mereka tidak akan kalah, tap jika Rusia menang, kita semua kacau. Benar-benar kacau. Sebagai orang Amerika, saya dapat mengatakan bahwa kita harus menanggung rasa malu karena tidak meningkatkan lebih cepat dengan senjata," kata Penn menggemakan kekhawatiran Zelenskyy.
Aksi Sean Penn juga membuat aktor berusia 62 tahun itu diblokir pemerintah Rusia. Sebelumnya, Kremlin telah mengumumkan selain Sean Penn ada juga aktor Ben Stiller dilarang masuk ke Negara Beruang Merah akibat advokasi mereka terhadap invasi yang dilakukan oleh Rusia.
Untuk diketahui larangan yang dilakukan oleh Rusia bagi sejumlah warga negara Amerika Serikat masuk ke dalam Negeri Beruang Merah bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, Kremlin juga melakukan sejumlah larangan bagi warga Negara Paman Sam yang di dalamnya terdapat aktor, salah satunya Morgan Freeman pada Mei 2022.
Secara keseluruhan, setidaknya, terdapat lebih dari 1000 orang warga negara Amerika Serikat yang telah dilarang oleh Rusia untuk memasuki negara tersebut. Selain aktor, terdapat juga pengusaha, politikus, profesor atau akademisi seperti Senator Kirsten Sinema, Richard Scott, Patrick Toomey Jr. dan Mark Kelly yang dilarang masuk ke sana.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.