Ilustrasi. Olahraga membuat tubuh aktif bergerak. (Sumber gambar: Pexels/Nubia Navarro)

Yuk Aktif Bergerak, Waspadai Obesitas Pada Remaja

16 February 2023   |   19:24 WIB

Pandemi Covid-19, studying from home, dan godaan pemesanan makanan melalui online, membuat ‘generasi rebahan,’ cenderung malas gerak, tetapi rajin mengemil. Akibatnya, kerap terlihat orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan. Apabila tidak terkendali, kelebihan berat badan akan mengakibatkan obesitas.

Dokter spesialis gizi dan pengajar pada Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dian Kusuma Dewi mengatakan, obesitas adalah saat seseorang mengalami ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar. Saat terjadi ketidakseimbangan dan akhirnya menumpuk, maka seseorang dapat mengalami kelebihan berat badan yang akhirnya berujung pada obesitas. 
  
“Sebetulnya tidak semata-mata seseorang langsung mengalami obesitas, pada prosesnya akan diawali dengan kelebihan berat badan [overweight],” ujar Dian dalam siaran pers Universitas Indonesia.

Dia menjelaskan, kelebihan berat badan yang tidak tertangani dengan baik, dapat naik menjadi kategori obesitas kelas 1. Obesitas kelas 1 yang belum tertangani juga, maka orang tersebut dapat masuk menjadi obesitas kelas 2. Obesitas dapat dialami seseorang dari segala usia. Obesitas juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kini banyak menyasar usia anak-anak dan remaja. 
  
Menurut pengurus Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) itu, makan banyak tidak selalu menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas. Justru, pada beberapa kasus ditemukan bahwa asupan makanan yang masuk dalam tubuh mereka kurang dari kebutuhannya, tetapi jenis makanan yang dipilih dan jadwal makan yang salah yang sering menjadi penyebab. Selain itu, pola tidur yang kurang seimbang juga dapat menjadi penyumbang pada beberapa kasus obesitas.  
  
Pola tidur atau istirahat yang kurang, lanjut Dian, akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan hormon, dan hal ini banyak dialami oleh remaja. Pada masa tersebut, remaja dalam keadaan emosi yang belum stabil dan sedang memasuki masa pencarian jati diri menuju dewasa.  Jika orang tua salah dalam pola asah, asih, dan asuh kepada anak, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan. 
 
 

Ilustrasi olahraga yang bisa mengatasi obesitas

Ilustrasi beragam olahraga yang bisa mengatasi obesitas (sumber gambar: Freepik)



Belum lagi, tambahnya,  kemajuan teknologi saat ini juga bisa mendorong seseorang mengalami obesitas. Mulai dari begitu mudahnya memesan makanan melalui aplikasi, hingga melakukan kegiatan tanpa harus bertatap muka yang turut mengurangi aktivitas fisik. Seperti saat masa pandemi Covid-19, masyarakat dibatasi kegiatan dan mobilitasnya sehingga sebagian besar dilakukan di rumah.  
  
“Sehingga kemudian, yang tadinya kita lebih banyak bergerak menjadi kurang bergerak. Padahal, aktivitas fisik itu harusnya konsisten dilakukan untuk pengeluaran kalori yang berlebih,” kata Dian.

Pada saat pandemi, menurut dokter yang juga anggota Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) itu, seseorang yang terbiasa lari pagi, main basket, atau olahraga lainnya menjadi takut untuk melakukannya aktvitas yang sering mereka lakukan, karena memang pemerintah memberlakukan aturan yang membatasi aktivitas masyarakat. Jika orang tersebut memiliki motivasi yang kuat, dia mampu melakukannya sendiri di rumah. Namun, lebih banyak orang yang tidak melakukan. Jadi, peningkatan berat badan itu memang banyak terjadi pada masa pandemi.   
  
Selain mengalami peningkatan berat badan, obesitas akan berdampak pada kesehatan tubuh manusia mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Seperti penyakit diabetes, gangguan jantung, paru, hati, dan berbagai penyakit lainnya.

Baca juga: Yuk, Menjaga Tubuh dari Obesitas

Di sisi lain, lanjut Dian, obesitas pada remaja juga dapat menyebabkan depresi karena rasa malu, bahkan ada yang mengalami perundungan melalui body shamming. Saat mengalami depresi, mereka akan mengalami penurunan rasa percaya diri dan merasa tidak berdaya untuk melakukan sesuatu yang berujung pada penurunan prestasi belajar. 

Editor: M R Purboyo
 

SEBELUMNYA

Leam Neeson Menjadi Detektif di Kisah Klasik Marlowe

BERIKUTNYA

Ini Ajang Balap Lari yang Tak Kalah Seru Selain The Six World Marathon Majors

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: