Ini Tips untuk Cegah Obesitas pada Anak
30 July 2021 |
16:27 WIB
Isu obesitas pada anak bukanlah isu baru yang memicu rasa khawatir, sebab hal ini merupakan kejadian yang umum terjadi di kalangan orangtua yang memiliki anak. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), obesitas pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang kompleks di mana seorang anak memiliki berat badan di atas standar atau lebih dari usia maupun tinggi badannya.
Penyebab dari obesitas anak-anak mirip dengan obesitas pada orang dewasa, beberapa di antaranya adalah karena genetik dan perilaku di dalam gaya hidupnya.
Obesitas pada anak bisa menjadi semakin parah ketika masa pandemi, di mana sebuah studi dari American Society for Nutrition mendapatkan laporan setidaknya 30 persen orang tua melaporkan buah hati mereka telah mengalami kenaikan berat badan selama pandemi Covid-19.
Akibatnya, anak-anak bisa mengalami risiko kesehatan jangka panjang jika obesitas tidak segera ditindak seperti penyakit kardiovaskuler karena tekanan darah dan kolesterol tinggi, risiko diabetes tipe 2 akibat toleransi glukosa yang tidak berfungsi dan resistensi insulin, masalah pernafasan seperti asma dan mendengkur, masalah persendian, serta masalah pencernaan seperti maag.
Ada pun dampak lainnya yang juga harus jadi perhatian kepada buah hati adalah masalah psikologis dan kecemasan, rendahnya kepercayaan diri, dan masalah perundungan.
Karena itulah, berikut tips untuk mencegah obesitas pada si kecil sejak dini.
Pertama, buat rencana pola makan berdasarkan usia. Hal ini sendiri bisa didiskusikan dengan ahli gizi dan dokter anak jika kegemukan yang dialami dirasa sudah tidak wajar atau masuk ke dalam kategori overweight hingga obesitas. Rencana ini meliputi menu makanan dan camilan yang dihidangkan dalam satu hari.
Meski orang tua memiliki hak untuk mengatur menu yang ada untuk si kecil, tapi coba tawarkan opsi atau perbolehkan anak untuk menentukan seberapa banyak makanan yang ditawarkan.
Kedua, batasi makanan dengan kandungan yang berisiko meningkatkan berat badan seperti minuman tinggi gula serta makanan yang tinggi akan kandungan garam dan lemak jenuh. Tidak hanya itu, pastikan buah hati untuk mengonsumsi air sebagai minuman antar jam makan.
Ketiga, komunikasikan kepada anak tentang makanan dan kebiasaan makan. Kembali lagi dengan karakteristik anak yang akan menonton dan meniru apa yang dilakukan orang tuanya, anak-anak akan banyak belajar dari orang tua tentang hal apapun termasuk makanan.
Ini juga termasuk dengan mempromosikan kebiasaan dan batasan dalam makanan seperti kapan dan di mana si kecil bisa makan serta kebiasaan baik untuk mengenalkan hal-hal yang sehat.
Editor: Dika Irawan
Penyebab dari obesitas anak-anak mirip dengan obesitas pada orang dewasa, beberapa di antaranya adalah karena genetik dan perilaku di dalam gaya hidupnya.
Obesitas pada anak bisa menjadi semakin parah ketika masa pandemi, di mana sebuah studi dari American Society for Nutrition mendapatkan laporan setidaknya 30 persen orang tua melaporkan buah hati mereka telah mengalami kenaikan berat badan selama pandemi Covid-19.
Akibatnya, anak-anak bisa mengalami risiko kesehatan jangka panjang jika obesitas tidak segera ditindak seperti penyakit kardiovaskuler karena tekanan darah dan kolesterol tinggi, risiko diabetes tipe 2 akibat toleransi glukosa yang tidak berfungsi dan resistensi insulin, masalah pernafasan seperti asma dan mendengkur, masalah persendian, serta masalah pencernaan seperti maag.
Ada pun dampak lainnya yang juga harus jadi perhatian kepada buah hati adalah masalah psikologis dan kecemasan, rendahnya kepercayaan diri, dan masalah perundungan.
Karena itulah, berikut tips untuk mencegah obesitas pada si kecil sejak dini.
Pertama, buat rencana pola makan berdasarkan usia. Hal ini sendiri bisa didiskusikan dengan ahli gizi dan dokter anak jika kegemukan yang dialami dirasa sudah tidak wajar atau masuk ke dalam kategori overweight hingga obesitas. Rencana ini meliputi menu makanan dan camilan yang dihidangkan dalam satu hari.
Meski orang tua memiliki hak untuk mengatur menu yang ada untuk si kecil, tapi coba tawarkan opsi atau perbolehkan anak untuk menentukan seberapa banyak makanan yang ditawarkan.
Kedua, batasi makanan dengan kandungan yang berisiko meningkatkan berat badan seperti minuman tinggi gula serta makanan yang tinggi akan kandungan garam dan lemak jenuh. Tidak hanya itu, pastikan buah hati untuk mengonsumsi air sebagai minuman antar jam makan.
Ketiga, komunikasikan kepada anak tentang makanan dan kebiasaan makan. Kembali lagi dengan karakteristik anak yang akan menonton dan meniru apa yang dilakukan orang tuanya, anak-anak akan banyak belajar dari orang tua tentang hal apapun termasuk makanan.
Ini juga termasuk dengan mempromosikan kebiasaan dan batasan dalam makanan seperti kapan dan di mana si kecil bisa makan serta kebiasaan baik untuk mengenalkan hal-hal yang sehat.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.