Orang Indonesia Habiskan 55 Persen Waktunya di Open Internet, Apa Saja yang Diakses?
16 February 2023 |
15:59 WIB
Tanpa disadari, kehidupan kita sehari-hari sudah terkoneksi dengan open internet. Kira-kira, apa yang dimaksud dengan open internet? Open internet atau internet terbuka, terdiri dari situs berita/web, Over the Top (OTT), Connected TV (CTV), streaming musik/audio, dan gim daring. Situs-situs berikut akan memimpin peningkatan penggunaan media digital di Indonesia.
Berdasarkan riset terkait open internet pertama di Indonesia yang berjudul "Gateway to the Open Internet" yang dilakukan oleh The Trade Desk dan Kantar, terungkap fakta bahwa masyarakat menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk mengakses saluran-saluran open internet. The Trade Desk dan Kantar sendiri merupakan perusahaan teknologi periklanan Global.
Purnomo Kristanto, General Manager The Trade Desk Indonesia, mengatakan bahwa masih banyak yang belum menyadari, konten daring menarik yang biasa mereka nikmati adalah bagian dari open internet. Adapun, riset ini juga bertujuan untuk mengamati peran periklanan digital dalam open internet.
"Riset pertama di Indonesia ini mengidentifikasi kesempatan menarik bagi para pemasar yang mencari cara baru di luar media sosial untuk beriklan, dan di saluran open internet adalah tempat para audiens lebih aktif," ungkapnya dalam konferensi pers bertajuk Gateway to the Open Internet with The Trade Desk, Rabu (15/2/2023).
Riset ini dilaksanakan dengan pendekatan dua arah. The Trade Desk dan Kantar melakukan survei kepada 1.000 masyarakat Indonesia berusia 16-65 tahun pada September 2022. Hasil dari riset ini mempertimbangkan usia dan jenis kelamin untuk menjadi representatif secara nasional. Di samping itu, The Trade Desk juga mewawancarai agensi dan pemasar di Asia Pasifik, termasuk ahli dari India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan.
Florencia Eka, Country Manager - Client Services, The Trade Desk Indonesia menyampaikan bahwa melalui riset ini terungkap bagaimana masyarakat Indonesia menghabiskan waktu mereka di ruang digital. Berbeda dari pemahaman orang banyak yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia hanya mengkonsumsi media sosial, tapi ternyata tidak.
Riset ini mengungkapkan fakta bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya di open internet. Dari 283 jam yang dihabiskan rata-rata konsumen Indonesia di media digital dalam sebulan, lebih dari setengah waktu mereka dihabiskan di open internet.
"Dari hasil riset kami menemukan bahwa, masyarakat Indonesia menghabiskan sekitar 55 persen waktunya di saluran-saluran open internet. Sisa waktu 45 persennya itu mereka habiskan di sosial media, User- Generated Content (UGC), dan live game streaming," ujarnya.
Indonesia juga melihat peningkatan dalam penggunaan open internet. Diketahui dalam setahun terakhir, 7 dari 10 masyarakat Indonesia telah meningkatkan konsumsi open internet mereka. Sementara 2 dari 3 masyarakat Indonesia diperkirakan akan meningkatkan waktu penggunaan saluran open internet-nya selama enam bulan ke depan.
Riset ini juga menunjukkan bahwa open internet adalah tempat para konsumen menemukan konten OTT/CTV dan streaming musik/audio yang paling banyak diasosiasikan dengan konten premium dan kredibel. OTT/CTV sendiri merupakan platform untuk menonton tayangan di Internet.
"Seperti yang kita tahu masyarakat Indonesia sangat menyukai K-Drama, saluran TV lokal, dan tayangan reality show, sehingga tidak mengejutkan untuk melihat OTT/CTV memimpin penggunaan open internet," jelas Eka.
Baca juga Intip Kecanggihan Cyber Drone 9, Teknologi Patroli Internet Siap Sergap Konten Hoaks
Menurut riset ini, sebelum makan siang dan setelah jam kerja menjadi dua waktu di mana penggunaan open internet relatif lebih tinggi. Misalnya saat pagi, masyarakat mengakses situs berita/web di perjalanan ketika berangkat kerja. Sebagai hasilnya, aktivitas pada situs berita/web melampaui saluran media umumnya sebesar 35 persen pada pukul 6 pagi hingga 1 siang.
Adapun malam hari dimanfaatkan masyarakat untuk menonton tayangan OTT bersama dengan pasangan dan anak mereka. Biasanya setelah waktu kerja hingga tengah malam (7 hingga 12 malam) dan waktu setelah jam kerja (5 sore hingga 7 malam).
Editor: M R Purboyo
Berdasarkan riset terkait open internet pertama di Indonesia yang berjudul "Gateway to the Open Internet" yang dilakukan oleh The Trade Desk dan Kantar, terungkap fakta bahwa masyarakat menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk mengakses saluran-saluran open internet. The Trade Desk dan Kantar sendiri merupakan perusahaan teknologi periklanan Global.
Purnomo Kristanto, General Manager The Trade Desk Indonesia, mengatakan bahwa masih banyak yang belum menyadari, konten daring menarik yang biasa mereka nikmati adalah bagian dari open internet. Adapun, riset ini juga bertujuan untuk mengamati peran periklanan digital dalam open internet.
"Riset pertama di Indonesia ini mengidentifikasi kesempatan menarik bagi para pemasar yang mencari cara baru di luar media sosial untuk beriklan, dan di saluran open internet adalah tempat para audiens lebih aktif," ungkapnya dalam konferensi pers bertajuk Gateway to the Open Internet with The Trade Desk, Rabu (15/2/2023).
Riset ini dilaksanakan dengan pendekatan dua arah. The Trade Desk dan Kantar melakukan survei kepada 1.000 masyarakat Indonesia berusia 16-65 tahun pada September 2022. Hasil dari riset ini mempertimbangkan usia dan jenis kelamin untuk menjadi representatif secara nasional. Di samping itu, The Trade Desk juga mewawancarai agensi dan pemasar di Asia Pasifik, termasuk ahli dari India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan.
Riset open internet pertama di Indonesia (Sumber: BCW Indonesia)
Riset ini mengungkapkan fakta bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya di open internet. Dari 283 jam yang dihabiskan rata-rata konsumen Indonesia di media digital dalam sebulan, lebih dari setengah waktu mereka dihabiskan di open internet.
"Dari hasil riset kami menemukan bahwa, masyarakat Indonesia menghabiskan sekitar 55 persen waktunya di saluran-saluran open internet. Sisa waktu 45 persennya itu mereka habiskan di sosial media, User- Generated Content (UGC), dan live game streaming," ujarnya.
Indonesia juga melihat peningkatan dalam penggunaan open internet. Diketahui dalam setahun terakhir, 7 dari 10 masyarakat Indonesia telah meningkatkan konsumsi open internet mereka. Sementara 2 dari 3 masyarakat Indonesia diperkirakan akan meningkatkan waktu penggunaan saluran open internet-nya selama enam bulan ke depan.
Riset ini juga menunjukkan bahwa open internet adalah tempat para konsumen menemukan konten OTT/CTV dan streaming musik/audio yang paling banyak diasosiasikan dengan konten premium dan kredibel. OTT/CTV sendiri merupakan platform untuk menonton tayangan di Internet.
"Seperti yang kita tahu masyarakat Indonesia sangat menyukai K-Drama, saluran TV lokal, dan tayangan reality show, sehingga tidak mengejutkan untuk melihat OTT/CTV memimpin penggunaan open internet," jelas Eka.
Baca juga Intip Kecanggihan Cyber Drone 9, Teknologi Patroli Internet Siap Sergap Konten Hoaks
Menurut riset ini, sebelum makan siang dan setelah jam kerja menjadi dua waktu di mana penggunaan open internet relatif lebih tinggi. Misalnya saat pagi, masyarakat mengakses situs berita/web di perjalanan ketika berangkat kerja. Sebagai hasilnya, aktivitas pada situs berita/web melampaui saluran media umumnya sebesar 35 persen pada pukul 6 pagi hingga 1 siang.
Adapun malam hari dimanfaatkan masyarakat untuk menonton tayangan OTT bersama dengan pasangan dan anak mereka. Biasanya setelah waktu kerja hingga tengah malam (7 hingga 12 malam) dan waktu setelah jam kerja (5 sore hingga 7 malam).
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.