Kini Ada Vaksinasi Berbayar, YLKI: Itu Tidak Etis
11 July 2021 |
20:38 WIB
Program vaksinasi kini sedang dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan melalui vaksinasi gotong royong perusahaan. Selain itu, ada juga vaksinasi gotong royong individu yang bisa didapatkan masyarakat dengan cara berbayar. Salah satu penyelenggaranya adalah PT Kimia Farma Diagnostika (KFD).
Terkait Vaksinasi Gotong Royong individu atau perorangan yang berbayar, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai vaksin berbayar tidak etis di tengah pandemi yang sedang mengganas.
"Oleh karena itu, vaksin berbayar harus ditolak," katanya.
Kebijakan vaksin berbayar bisa jadi hanya akan makin membuat masyarakat malas untuk melakukan vaksinasi mengingat masih ada yang tidak mau divaksinasi meskipun secara gratis.
Selain itu, kebijakan vaksin berbayar juga membingungkan masyarakat, "Mengapa ada vaksin berbayar, dan ada vaksin gratis. Dari sisi komunikasi publik sangat jelek," katanya.
Vaksin berbayar juga bisa menimbulkan distrust pada masyarakat, bahwa yang berbayar dianggap kualitasnya lebih baik, dan yang gratis lebih buruk kualitasnya.
Di banyak negara justru masyarakat yang mau divaksinasi Covid-19 diberikan hadiah oleh pemerintahnya. Langkah Ini dengan maksud agar makin banyak warga negaranya yang mau divaksin.
"Oleh karena itu, YLKI mendesak agar vaksin gotong royong berbayar untuk kategori individu dibatalkan. Kembalikan pada kebijakan semula, yang membayar adalah pihak perusahaan, bukan individual," katanya.
Terkait Vaksinasi Gotong Royong individu atau perorangan yang berbayar, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai vaksin berbayar tidak etis di tengah pandemi yang sedang mengganas.
"Oleh karena itu, vaksin berbayar harus ditolak," katanya.
Kebijakan vaksin berbayar bisa jadi hanya akan makin membuat masyarakat malas untuk melakukan vaksinasi mengingat masih ada yang tidak mau divaksinasi meskipun secara gratis.
Selain itu, kebijakan vaksin berbayar juga membingungkan masyarakat, "Mengapa ada vaksin berbayar, dan ada vaksin gratis. Dari sisi komunikasi publik sangat jelek," katanya.
Vaksin berbayar juga bisa menimbulkan distrust pada masyarakat, bahwa yang berbayar dianggap kualitasnya lebih baik, dan yang gratis lebih buruk kualitasnya.
Di banyak negara justru masyarakat yang mau divaksinasi Covid-19 diberikan hadiah oleh pemerintahnya. Langkah Ini dengan maksud agar makin banyak warga negaranya yang mau divaksin.
"Oleh karena itu, YLKI mendesak agar vaksin gotong royong berbayar untuk kategori individu dibatalkan. Kembalikan pada kebijakan semula, yang membayar adalah pihak perusahaan, bukan individual," katanya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.