Art Jakarta Gardens 2023: Seniman Ini Melukis Ulang Karya Raden Saleh, Apa Itu?
11 February 2023 |
17:47 WIB
Di Art Jakarta Gardens 2023, tepatnya di stan galeri ROH ada karya, yang begitu dilihat orang akan langsung tertuju pada lukisan The Lion Hunt, karya seniman legendaris Raden Saleh. Namun, karya itu bukanlah lukisan asli dari sang maestro, melainkan karya seniman Uji Handoko Eko Saputro.
Serupa tetapi tak sama, seniman yang akrab disapa Hahan itu mengadaptasi lukisan The Lion Hunt dalam karyanya. Alhasil, walau terlihat serupa, tetapi objek dalam lukisan tersebut berbeda dengan karya sang maestro. Salah satu keunikan karya itu adalah, wajah di setiap karakter dalam lukisan sama seluruhnya. Usut punya usut, ternyata wajah itu tak lain adalah muka dari Hahan.
Baca juga: Mau Lihat Lukisan-Lukisan Ikonik Raden Saleh, Cek di Sini
Karya berjudul 1841/2020: Raden Saleh, Lion Hunt itu dibuat dengan medium akrilik di atas kanvas berukuran 119x195 cm itu pada 2020. Bercerita tentang karyanya, Hahan mengatakan bahwa lukisan itu berangkat dari karya Raden Saleh, Lion Hunt yang dilukis dengan cat minyak di atas kanvas.
“Lion Hunt 1841, saya ciptakan ulang dan mendistraksinya dengan mengganti wajah dari objek lukisan tersebut dengan Memoji, sebuah aplikasi mimik ekspresi wajah yang merupakan hasil susunan wajah saya pribadi,” katanya kepada Hypeabis.id.
Menurutnya, langkah itu merupakan cerminan dan proyeksi diri pribadi dengan apa yang dilakukan oleh Raden Saleh. Dia menuturkan bahwa Raden Saleh ‘dianggap’ sebagai pelopor seni lukis Indonesia, bahkan jauh sebelum gagasan dan nama Indonesia muncul.
Sebagai orang Jawa yang mendapatkan pendidikan dari barat, dia tidak pernah diperlakukan setara seperti ilmuwan atau seniman barat pada jamannya, begitu juga sebaliknya.
Situasi ini membuat Raden Saleh teralienasi, baik itu di Eropa tempat sang pelukis mendapatkan capaian-capaiannya sebagai seorang seniman atau bahkan di tempat kelahirannya sendiri, yakni Jawa.
“Bagi saya, karya-karya Raden Saleh merupakan kerinduan akan penasbihan kediriannya. Melakukan mobilitas dengan berpindah-pindah situs, kota, negara, bahkan benua untuk mendapatkan legalitas praktik seni dan identitas kediriannya,” katanya.
Dia menuturkan menggunakan lukisan-lukisan Raden Saleh untuk menguji coba dan menawarkan dugaan atas konsep waktu, nilai, dan spekulasi. Ketiganya adalah sesuatu hal yang selalu bersinggungan dalam praktik kekaryaan diri.
Melalui karya tersebut, Hahan menuturkan ingin menyampaikan kepada para penikmat seni bahwa apa yang dilakukan oleh Raden Saleh pada masa itu masih relevan dan kontekstual pada saat ini.
“Dalam laku saya sebagai seniman, pola strategi dan distribusi praktik artistik selalu berhubungan dengan bagaimana relasi kuasa dan politik identitas selalu diupayakan dan diperjuangkan yang tercermin melalui sebuah karya,” katanya.
Nama Raden Saleh Syarif Bustaman atau yang biasa dikenal dengan Raden Saleh adalah pelukis Hindia Belanda yang sangat terkenal. Dia menjadi orang pertama yang memperoleh beasiswa dan menempuh pendidikan seni lukis di eropa.
Berbagai karya telah dibuat oleh pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah itu. Salah satu dari banyak karya yang telah dihasilkannya adalah berjudul The Lion Hunt. Berdasarkan laman balai lelang Christies, karya yang dibuat pada 1840 itu bahkan pernah terjual seharga 4,36 juta dolar Hong Kong pada 2002.
Lukisan tersebut disebut oleh balai lelang memiliki komposisi dengan tiga denah pegunungan di kejauhan dan denah dengan sosok kecil di tengah dan latar depan kelompok pemburu dan hewan yang hidup serta berbaur.
Karya sang maestro disebut memiliki warna yang segar dan berkilauan. Render detail dalam gambar paling akurat dan nuansa dalam kain berbahan kulit dibuat dengan indah.
Sementara itu, Adinda Yuwono, relations manager ROH, mengatakan bahwa karya Hahan menjadi salah satu yang ditampilkan dalam ajang Art Jakarta Gardens 2023. Menurutnya, karya tersebut adakah seri yang sedang dikembangkan oleh Hahan, dan merupakan karya baru pertama kali dikeluarkan oleh galeri. “Jadi, mungkin ini pertama kalinya orang melihat,” katanya.
Baca juga: Intip 5 Profil Seniman Muda yang Karyanya Hadir di Art Jakarta Gardens 2023
Editor: Dika Irawan
Serupa tetapi tak sama, seniman yang akrab disapa Hahan itu mengadaptasi lukisan The Lion Hunt dalam karyanya. Alhasil, walau terlihat serupa, tetapi objek dalam lukisan tersebut berbeda dengan karya sang maestro. Salah satu keunikan karya itu adalah, wajah di setiap karakter dalam lukisan sama seluruhnya. Usut punya usut, ternyata wajah itu tak lain adalah muka dari Hahan.
Baca juga: Mau Lihat Lukisan-Lukisan Ikonik Raden Saleh, Cek di Sini
Karya berjudul 1841/2020: Raden Saleh, Lion Hunt itu dibuat dengan medium akrilik di atas kanvas berukuran 119x195 cm itu pada 2020. Bercerita tentang karyanya, Hahan mengatakan bahwa lukisan itu berangkat dari karya Raden Saleh, Lion Hunt yang dilukis dengan cat minyak di atas kanvas.
“Lion Hunt 1841, saya ciptakan ulang dan mendistraksinya dengan mengganti wajah dari objek lukisan tersebut dengan Memoji, sebuah aplikasi mimik ekspresi wajah yang merupakan hasil susunan wajah saya pribadi,” katanya kepada Hypeabis.id.
Menurutnya, langkah itu merupakan cerminan dan proyeksi diri pribadi dengan apa yang dilakukan oleh Raden Saleh. Dia menuturkan bahwa Raden Saleh ‘dianggap’ sebagai pelopor seni lukis Indonesia, bahkan jauh sebelum gagasan dan nama Indonesia muncul.
Sebagai orang Jawa yang mendapatkan pendidikan dari barat, dia tidak pernah diperlakukan setara seperti ilmuwan atau seniman barat pada jamannya, begitu juga sebaliknya.
Situasi ini membuat Raden Saleh teralienasi, baik itu di Eropa tempat sang pelukis mendapatkan capaian-capaiannya sebagai seorang seniman atau bahkan di tempat kelahirannya sendiri, yakni Jawa.
“Bagi saya, karya-karya Raden Saleh merupakan kerinduan akan penasbihan kediriannya. Melakukan mobilitas dengan berpindah-pindah situs, kota, negara, bahkan benua untuk mendapatkan legalitas praktik seni dan identitas kediriannya,” katanya.
Karya Raden Saleh, The Lion Hunt (Sumber gambar: Wikimedia)
Melalui karya tersebut, Hahan menuturkan ingin menyampaikan kepada para penikmat seni bahwa apa yang dilakukan oleh Raden Saleh pada masa itu masih relevan dan kontekstual pada saat ini.
“Dalam laku saya sebagai seniman, pola strategi dan distribusi praktik artistik selalu berhubungan dengan bagaimana relasi kuasa dan politik identitas selalu diupayakan dan diperjuangkan yang tercermin melalui sebuah karya,” katanya.
Nama Raden Saleh Syarif Bustaman atau yang biasa dikenal dengan Raden Saleh adalah pelukis Hindia Belanda yang sangat terkenal. Dia menjadi orang pertama yang memperoleh beasiswa dan menempuh pendidikan seni lukis di eropa.
Berbagai karya telah dibuat oleh pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah itu. Salah satu dari banyak karya yang telah dihasilkannya adalah berjudul The Lion Hunt. Berdasarkan laman balai lelang Christies, karya yang dibuat pada 1840 itu bahkan pernah terjual seharga 4,36 juta dolar Hong Kong pada 2002.
Lukisan tersebut disebut oleh balai lelang memiliki komposisi dengan tiga denah pegunungan di kejauhan dan denah dengan sosok kecil di tengah dan latar depan kelompok pemburu dan hewan yang hidup serta berbaur.
Karya sang maestro disebut memiliki warna yang segar dan berkilauan. Render detail dalam gambar paling akurat dan nuansa dalam kain berbahan kulit dibuat dengan indah.
Sementara itu, Adinda Yuwono, relations manager ROH, mengatakan bahwa karya Hahan menjadi salah satu yang ditampilkan dalam ajang Art Jakarta Gardens 2023. Menurutnya, karya tersebut adakah seri yang sedang dikembangkan oleh Hahan, dan merupakan karya baru pertama kali dikeluarkan oleh galeri. “Jadi, mungkin ini pertama kalinya orang melihat,” katanya.
Baca juga: Intip 5 Profil Seniman Muda yang Karyanya Hadir di Art Jakarta Gardens 2023
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.