Bikin Bangga! 7 Film Indonesia Tayang di Festival Film Internasional Rotterdam
08 February 2023 |
20:00 WIB
Film Indonesia semakin menunjukkan kualitasnya di kancah dunia. Setelah sebelumnya tujuh film pendek Indonesia tampil di ajang Clermont Ferrand International Short Film Festival 2023 di Paris, Prancis, kini giliran tujuh film Indonesia terpilih tayang di ajang International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2023 di Belanda.
Ketujuh film tersebut yakni Like & Share karya Gina S. Noer, Sri Asih karya Joko Anwar, Deadly Love Poem (Puisi Cinta yang Membunuh) karya Garin Nugroho, dan "Mayday! May Day! Mayday!" karya Yonri Revolt.
Baca juga: Review Film Like & Share, Menggugat Realita Tabu Kalangan Remaja
Selain itu, ada pula film The Myriad of Faces of The Future Challengers karya Yuki Aditya dan I Gde Mika, Evacuation of Mama Enola karya Anggun Priambodo, serta Marsiti dan Sapi Sapi karya Wisnu Surya Pratama.
International Film Festival Rotterdam adalah festival film tahunan yang telah berlangsung sejak 1972 dan rutin digelar pada akhir Januari di berbagai lokasi di Rotterdam, Belanda. Festival ini memberikan perhatian khusus kepada film-film independen dan eksperimental untuk menampilkan bakat-bakat baru di industri perfilman di berbagai negara.
Menggandeng rumah pendanaan CineMart dan BoostNL, festival ini juga menjadi ajang bagi produser dari seluruh negara untuk memperoleh pendanaan pendanaan untuk memproduksi film arthouse termasuk film-film pendek yang eksperimental.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan kehadiran tujuh film ini membuat Indonesia menjadi negara yang filmnya paling banyak terpilih pada festival yang telah ada selama 58 tahun itu.
Dia juga menambahkan keberadaan tujuh film ini merupakan suatu prestasi membanggakan dan istimewa bagi Indonesia maupun para pembuat film Tanah Air.
“Pembuat film Indonesia mendapat posisi istimewa di IFFR karena tujuh film kita diundang di festival ini. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang filmnya terbanyak terpilih oleh IFFR,” ujarnya dalam keterangan resminya.
Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah melalui Kemendikbudristek mendukung kehadiran para sineas pada ajang IFFR 2023. Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan juga membuka beberapa peluang kerja sama dengan pemerintah Belanda, seperti pada bidang produksi, dokumenter, hingga pemutaran khusus di Tanah Air bagi film Indonesia yang tayang di festival luar negeri.
“Pastinya, kami akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman Indonesia dengan membuka berbagai peluang kerja sama. Salah satu contohnya adalah bagaimana film-film Indonesia yang tayang di festival luar negeri akan kami putarkan secara khusus di tanah air,’’ ungkap Hilmar.
Untuk diketahui, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek tengah membuka peluang guna melakukan kerja sama di bidang produksi perfilman dengan Belanda bersama Netherland Film Fonds.
Kerja sama ini berupa pilot project co-development dokumenter pendek yang akan dimulai pada tahun 2023. Selain itu, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama antar Festival Film Indonesia (FFI) dengan IFFR (International Film Festival) dan IDFA (International Documentary Festival Amsterdam) yang mana keduanya merupakan festival bergengsi di negeri kincir angin tersebut.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menegaskan bahwa Kemendikbudristek akan selalu hadir bagi perfilman Indonesia, termasuk dukungan kepada para sineas dan film-film yang tayang di festival luar negeri.
“Tentunya ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi kita semua. Untuk itu, kita pasti akan terus hadir dan mendukung karya para sineas baik di mancanegara maupun internasional,” ujarnya.
Pada kesempatan lain, Festival Director IFFR 2023, Vanja Kaludjercic menuturkan film-film yang ditayangkan dari Indonesia merupakan representasi dari keadaan masyarakatnya masa kini.
"Film-film yang ditayangkan, seperti dari Indonesia, menunjukkan keragaman dari film box office hingga film yang menunjukkan masyarakat kontemporernya saat ini," ujarnya.
Baca juga: Cek Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia 2022
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Ketujuh film tersebut yakni Like & Share karya Gina S. Noer, Sri Asih karya Joko Anwar, Deadly Love Poem (Puisi Cinta yang Membunuh) karya Garin Nugroho, dan "Mayday! May Day! Mayday!" karya Yonri Revolt.
Baca juga: Review Film Like & Share, Menggugat Realita Tabu Kalangan Remaja
Selain itu, ada pula film The Myriad of Faces of The Future Challengers karya Yuki Aditya dan I Gde Mika, Evacuation of Mama Enola karya Anggun Priambodo, serta Marsiti dan Sapi Sapi karya Wisnu Surya Pratama.
International Film Festival Rotterdam adalah festival film tahunan yang telah berlangsung sejak 1972 dan rutin digelar pada akhir Januari di berbagai lokasi di Rotterdam, Belanda. Festival ini memberikan perhatian khusus kepada film-film independen dan eksperimental untuk menampilkan bakat-bakat baru di industri perfilman di berbagai negara.
Menggandeng rumah pendanaan CineMart dan BoostNL, festival ini juga menjadi ajang bagi produser dari seluruh negara untuk memperoleh pendanaan pendanaan untuk memproduksi film arthouse termasuk film-film pendek yang eksperimental.
Poster film Puisi Cinta yang Membunuh (Sumber gambar: Starvision Plus)
Dia juga menambahkan keberadaan tujuh film ini merupakan suatu prestasi membanggakan dan istimewa bagi Indonesia maupun para pembuat film Tanah Air.
“Pembuat film Indonesia mendapat posisi istimewa di IFFR karena tujuh film kita diundang di festival ini. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang filmnya terbanyak terpilih oleh IFFR,” ujarnya dalam keterangan resminya.
Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah melalui Kemendikbudristek mendukung kehadiran para sineas pada ajang IFFR 2023. Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan juga membuka beberapa peluang kerja sama dengan pemerintah Belanda, seperti pada bidang produksi, dokumenter, hingga pemutaran khusus di Tanah Air bagi film Indonesia yang tayang di festival luar negeri.
“Pastinya, kami akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman Indonesia dengan membuka berbagai peluang kerja sama. Salah satu contohnya adalah bagaimana film-film Indonesia yang tayang di festival luar negeri akan kami putarkan secara khusus di tanah air,’’ ungkap Hilmar.
Untuk diketahui, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek tengah membuka peluang guna melakukan kerja sama di bidang produksi perfilman dengan Belanda bersama Netherland Film Fonds.
Kerja sama ini berupa pilot project co-development dokumenter pendek yang akan dimulai pada tahun 2023. Selain itu, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama antar Festival Film Indonesia (FFI) dengan IFFR (International Film Festival) dan IDFA (International Documentary Festival Amsterdam) yang mana keduanya merupakan festival bergengsi di negeri kincir angin tersebut.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menegaskan bahwa Kemendikbudristek akan selalu hadir bagi perfilman Indonesia, termasuk dukungan kepada para sineas dan film-film yang tayang di festival luar negeri.
“Tentunya ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi kita semua. Untuk itu, kita pasti akan terus hadir dan mendukung karya para sineas baik di mancanegara maupun internasional,” ujarnya.
Pada kesempatan lain, Festival Director IFFR 2023, Vanja Kaludjercic menuturkan film-film yang ditayangkan dari Indonesia merupakan representasi dari keadaan masyarakatnya masa kini.
"Film-film yang ditayangkan, seperti dari Indonesia, menunjukkan keragaman dari film box office hingga film yang menunjukkan masyarakat kontemporernya saat ini," ujarnya.
Baca juga: Cek Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia 2022
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.