Salah satu karya Farhan Siki bertajuk Indirect (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Menyelisik Ambiguitas & Kritik Konsumerisme dalam Karya-Karya Farhan Siki

08 February 2023   |   15:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Gaya hidup kaum urban dan budaya konsumerisme banyak direspons pekerja kreatif lewat berbagai media. Jika grup musik Efek Rumah Kaca merepresentasikannya dalam lagu bertajuk Belanja Terus Sampai Mati, lain halnya dengan perupa Farhan Siki. Seniman asal Yogyakarta itu mengabadikannya dalam lukisan bertajuk The Sign of Life #1.

Sesuai namanya yang berarti tanda kehidupan, lewat karya berukuran 140 x 170 cm yang dibuat pada 2023 itu Farhan ingin menyampaikan berbagai tanda-tanda hasrat manusia pada era global. Yaitu lewat banyaknya jenama yang bisa ditemukan di media sosial hingga iklan dalam memancing budaya konsumerisme. 

"Dalam masyarakat sekarang keinginan dan hasrat itu adalah sesuatu yang mewah. Apa yang saya hadirkan di lukisan itu sebenarnya simbol-simbol highlight dalam menelusuri brand yang dari orang kalangan apa pun pasti ingin memilikinya," papar Farhan saat ditemui Hypeabis.id

Baca juga: Ajeng Martia: Mengabadikan Hidup dalam Karya Immortalize The Ephemeral

Namun, dalam karya yang menyimbolkan hasrat manusia untuk memiliki produk brand kelas dunia seperti Narciso, Louis Vuitton, dan yang lain, tidak dipandang oleh Farhan sebagai suatu hal yang negatif. Pasalnya, lukisan dengan media synthetic enamel di atas kanvas itu tidak melulu frontal sebagai sikap anti budaya konsumerisme, melainkan juga memiliki makna lain seperti energi dan harapan. 

"Karya ini bisa dimaknai ambigu juga, antara menganjurkan dan anti. Jadi, setiap orang kan bisa menafsirkan ini sebagai anjuran untuk membeli, atau bisa juga sebaliknya. Sebab, saya memang senang bermain-main di wilayah dualisme tersebut,"imbuh Farhan. 
 

Farhan Siki dna karyanya yang bertajuk The Sign of Life (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Farhan Siki dna karyanya yang bertajuk The Sign of Life (Sumber: Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Adapun, warna kuning yang dijadikan sebagai latar lukisan juga menyimbolkan tanda yang sering ditemui di realitas sosial, seperti rambu lalu lintas, tanda parkir, dan yang lain. Farhan mengakui bahwa dia memang senang menggunakan idiom yang digunakan publik karena akan mudah dikenali juga oleh masyarakat. 

Kendati begitu, hasrat terpendam manusia tak hanya diabadikan oleh seniman jebolan Universitas Jember itu dalam The Sign of Life #1 saja. Lewat karya kedua yang bertajuk Indirect yang juga dibuat pada 2023, sang seniman pun tetap mengabadikan hal tersebut tapi dengan menambahkan emoticon senyum sebagai sebuah harapan.

"Senyum adalah lambang gairah hidup karena dia selalu menggambarkan harapan bahwa hari esok akan lebih terang, umumnya gitu. Saat seseorang memandang harapan di hari depan itu kan biasanya dengan senyum, tapi yang tidak biasanya bakal rumit dan itu tercermin di raut mereka," papar Farhan.

Memulai karier sebagai seniman mural, Farhan Siki memang terus mencoba melihat realitas dari sumbernya langsung, yakni masyarakat. Ketertarikannya terhadap fenomena inilah yang akhirnya banyak muncul di karya-karya lukisnya yang sarat kritik.

Menurut Rizki A. Zaelani dikutip dari laman IVAA, lukisan atau mural karya Farhan Siki merupakan gabungan antara apa yang wajar dianggap sebagai “gambar” dengan yang dianggap sebagai “tulisan”, sehingga menghasilkan gambaran atau imej yang bersifat emosional sekaligus khas. 

"Karya-karya Farhan itu juga berupa hamparan “teks” yang berwatak jamak oleh karena itu apabila tidak hanya dianggap sebagai objek, maka kita dapat secara terus-menerus menggali nilai pengalaman yang mengasyikan, tanpa harus pergi ke jalanan," tulis Rizki A. Zaelani. 

Adapun, bagi Genhype yang ingin menikmati karya Farhan Siki bisa mengunjungi gelaran Art Jakarta Garden di Hutan kota by Plataran, Jakarta Pusat pada 7-12 Februari 2023. Karya Farhan dapat dilihat di booth Linda Gallery beserta karya seniman lain seperti Nyoman Nuarta, Srihadi Soedarsono, dan masih banyak lagi. 

Baca juga: Art Jakarta Gardens 2023: The Light of Journey & Tradisi China yang Memudar dalam Karya FX Harsono

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Film Titanic Versi Remaster Tayang di Bioskop, Penonton Siap-Siap Terpukau dengan Hal Ini

BERIKUTNYA

Duh, Ajang Comic Frontier 16 Ditunda Jadi Mei 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: