Suasana konferensi pers yang diadakan oleh RS Siloam Semanggi di Aryaduta Suites, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023) (Sumber foto: Hypeabis.id/Sabina Arla)

Kesenjangan Perawatan Jadi Tantangan Penanganan Kanker

07 February 2023   |   18:46 WIB

Penanganan penyakit kanker di Indonesia memiliki berbagai tantangan. Salah satunya berkaitan dengan kesenjangan dalam perawatan pasien kanker. Rumah sakit pun didorong untuk mengatasi persoalan tersebut. Harapannya, pasien yang bisa diselamatkan lebih banyak. 

Dr. Edy Gunawan, COO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi mengatakan, adanya keterbatasan akses pelayanan kesehatan mengingat tidak semua kota-kota di Indonesia memiliki dokter spesialis dan konsultan sebagaimana yang dimiliki oleh rumah sakit di Jakarta.  

Baca juga: Dukungan Keluarga Jadi Faktor Penting Penyintas Kanker Bertahan

“Tidak semua rumah sakit di luar Jakarta memiliki infrastruktur, fasilitas yang diperlukan untuk memberikan pelayanan yang komprehensif. Nah, inilah kesenjangan yang kita ingin tutup,” katanya dalam konferensi pers bertajuk Close the care gap: Siloam initiates massive breast cancer early detection to save more lives di Jakarta, Selasa (7/2/2023). 

Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini RS Siloam sedang membuat perencanaan jangka pendek secara spesifik pada tahun ini, yaitu terkait dengan kanker payudara. Kemudian, dilanjutkan dengan rencana jangka panjang. 

Menurutnya, angka kesembuhan berkaitan dengan kapan kanker dalam tubuh itu terdeteksi. Apabila deteksinya sudah di stadium lanjut, angka kesembuhannya akan lebih rendah dibandingkan deteksi dini. Namun, setelah deteksi dini kembali lagi ke modalitas-modalitasnya. 

Ketika BPJS mengkover, tetapi rumah sakit atau infrastrukturnya belum memadai, maka hal seperti itu yang perlu diperbaiki. Dia juga mengungkapkan bahwa hal ini Ini butuh dukungan dari berbagai aspek. Tidak hanya rumah sakit saja, tidak bisa pier dari BPJS sendiri, komunitas, atau pemerintah sendiri juga, tetapi harus bersama-sama. 

“Pada prinsipnya pasien dengan BPJS itu semua dikover, pasien dengan BPJS itu tidak bayar, tapi kembali lagi BPJS cover itu apakah rumah sakit punya alatnya? Apakah semua rumah sakit itu berkomitmen untuk investasi di layanannya?” katanya.

Di sisi lain,Jeffry Beta Tenggara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi (tatalaksana kanker payudara dan perkembangannya) mengatakan bahwa BPJS mempunyai limitasi. Untuk kanker payudara itu sendiri  mayoritas pasiennya sudah ter-cover dengan BPJS. 

“BPJS punya keterbatasan, kita harus menempatkan pada posisi pemerintahan. BPJS itu punya keterbatasan. Kita bandingkan dengan asuransi swasta tentu beda. Overall BPJS sudah menolong jutaan orang, tetapi BPJS tetap punya keterbatasan,” katanya.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia, Intip Sejarah Hingga Cara Memperingatinya

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Si Paling Art Merapat, Rekomendasi 8 Tempat Wisata Karya Seni di Dunia

BERIKUTNYA

Mengintip Fitur Oppo Reno8 T, Cocok untuk Content Creator?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: