Optimisme Menuju Hari yang Lebih Baik dalam Lukisan 'Selamat Tinggal Corona'
07 February 2023 |
14:00 WIB
Lukisan berjudul Selamat Tinggal Corona karya Cadio Tarompo menjadi salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran New Hope, yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia. Oleh sang seniman, karya itu disebut menjadi bentuk optimisme untuk meraih asa yang lebih baik.
Lukisan itu berukuran 100 cm x 130 cm dengan medium cat akrilik di atas kanvas. Lukisan dibuat dengan keyakinan bahwa setelah gelap akan ada terang. Dalam konteks ini, pandemi virus corona Covid-19 yang terjadi di dalam negeri, menurutnya, akan cepat atau lambat akan berlalu dan bisa dilalui.
Dia menuturkan karya lukisan berjudul Selamat Tinggal Corona memang dilukis pada tahun ini. Namun, ide tentang lukisan itu muncul saat puncak pandemi Covid-19 yang berlangsung pada sekitar 2 tahun lalu.
“Ide ini muncul saat puncak pandemi tahun 2021, saya sempat lukis tapi sayang beberapa bulan kemudian muncul jamur permukaan lukisan, medianya saat itu cat minyak,” katanya kepada Hypeabis.id.
Baca juga: Gaet 30 Perupa, Art Xchange Gallery Gelar Pameran New Hope di Galeri Nasional
Cadio lantas melukis ulang karya tersebut dengan sedikit perbedaan. Namun, memiliki konsep yang sama dengan karya awalnya. Lukisan ini merupakan manifestasi harapan akan hidup normal yang bebas dari pembatasan sosial, karantina wilayah, ataupun pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Dia menyebut bahwa kehidupan itu sesuatu yang sangat diimpikan semua orang yang sudah lelah hidup dirundung rasa waswas, bahkan ada yang sampai ke titik paranoid. Semua orang merasakan rindu hidup seperti pada masa sebelum pandemi Covid-19, yakni bebas berkegiatan, berkreasi, dan mencari nafkah.
"Perlu diingat bahwa setiap cobaan itu ada hikmahnya, salah satunya untuk mengingatkan manusia bahwa pada hakikatnya seluruh manusia adalah sosok mahluk yang tak berdaya ketika Tuhan Yang Maha Esa berkehendak walaupun hanya mengirimkan sebuah virus yang amat sangat kecil," katanya.
Namun, semua orang harus berbenah diri, berikhtiar, dan optimistis bahwa cepat atau lambat pandemi Covid-19 bisa dilalui. Menurutnya, sesuatu yang negatif harus disingkirkan.
Dalam lukisan ini, dia menggunakan warna yang cerah untuk menggambarkan optimisme terhadap kondisi di dalam negeri dan meninggalkan masa gelap saat pandemi datang. Kemudian, objek masker dan dedaunan yang jatuh atau berguguran dalam lukisan menyimbolkan sebuah masa lalu, yakni masa ketika pandemi Covid-19 melanda.
Pada saat ini, setelah pandemi mulai memudar, pekerja seni - khususnya pelukis - mulai bergerak lagi baik dalam pameran, diskusi, workshop maupun talkshow, dan lebih giat dalam berkarya. Pandemi yang mulai berlalu membuat pelaku seni 'balas dendam' dengan lebih aktif membuat atau mengikuti acara-acara seni serupa. Kondisi ini merupakan dampak positif pandemi Covid-19.
Halaman selanjutnya: Wujud Harapan dalam Karya Seni
Lukisan itu berukuran 100 cm x 130 cm dengan medium cat akrilik di atas kanvas. Lukisan dibuat dengan keyakinan bahwa setelah gelap akan ada terang. Dalam konteks ini, pandemi virus corona Covid-19 yang terjadi di dalam negeri, menurutnya, akan cepat atau lambat akan berlalu dan bisa dilalui.
Dia menuturkan karya lukisan berjudul Selamat Tinggal Corona memang dilukis pada tahun ini. Namun, ide tentang lukisan itu muncul saat puncak pandemi Covid-19 yang berlangsung pada sekitar 2 tahun lalu.
“Ide ini muncul saat puncak pandemi tahun 2021, saya sempat lukis tapi sayang beberapa bulan kemudian muncul jamur permukaan lukisan, medianya saat itu cat minyak,” katanya kepada Hypeabis.id.
Baca juga: Gaet 30 Perupa, Art Xchange Gallery Gelar Pameran New Hope di Galeri Nasional
Cadio lantas melukis ulang karya tersebut dengan sedikit perbedaan. Namun, memiliki konsep yang sama dengan karya awalnya. Lukisan ini merupakan manifestasi harapan akan hidup normal yang bebas dari pembatasan sosial, karantina wilayah, ataupun pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Dia menyebut bahwa kehidupan itu sesuatu yang sangat diimpikan semua orang yang sudah lelah hidup dirundung rasa waswas, bahkan ada yang sampai ke titik paranoid. Semua orang merasakan rindu hidup seperti pada masa sebelum pandemi Covid-19, yakni bebas berkegiatan, berkreasi, dan mencari nafkah.
"Perlu diingat bahwa setiap cobaan itu ada hikmahnya, salah satunya untuk mengingatkan manusia bahwa pada hakikatnya seluruh manusia adalah sosok mahluk yang tak berdaya ketika Tuhan Yang Maha Esa berkehendak walaupun hanya mengirimkan sebuah virus yang amat sangat kecil," katanya.
Namun, semua orang harus berbenah diri, berikhtiar, dan optimistis bahwa cepat atau lambat pandemi Covid-19 bisa dilalui. Menurutnya, sesuatu yang negatif harus disingkirkan.
Dalam lukisan ini, dia menggunakan warna yang cerah untuk menggambarkan optimisme terhadap kondisi di dalam negeri dan meninggalkan masa gelap saat pandemi datang. Kemudian, objek masker dan dedaunan yang jatuh atau berguguran dalam lukisan menyimbolkan sebuah masa lalu, yakni masa ketika pandemi Covid-19 melanda.
Pada saat ini, setelah pandemi mulai memudar, pekerja seni - khususnya pelukis - mulai bergerak lagi baik dalam pameran, diskusi, workshop maupun talkshow, dan lebih giat dalam berkarya. Pandemi yang mulai berlalu membuat pelaku seni 'balas dendam' dengan lebih aktif membuat atau mengikuti acara-acara seni serupa. Kondisi ini merupakan dampak positif pandemi Covid-19.
Halaman selanjutnya: Wujud Harapan dalam Karya Seni
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.