Jalebi, Sebuah Film Pengantar Move On
30 January 2023 |
17:02 WIB
1
Like
Like
Like
Jalebi merupakan makanan khas India yang dikenal legit rasanya. Analogi yang menarik untuk dijadikan judul film. Film nan berisi kolase memori kisah cinta yang tak kalah legit. Film Jalebi rilis pada 2018 akhir.
Varun Mitra berperan sebagai Dev dan Rhea Chakraborty sebagai Aisha. Totalitas berakting keduanya nampak hangat saat dipasangkan sebagai suami-istri. Film ini menceritakan Aish yang tiba-tiba menggagalkan pertunangannya. Sebab belum bisa move on dari mantan suaminya (Dev).
Baca juga: Pesan Nasionalisme Tersembunyi dalam Film Box Office Bollywood Bharat
Di dalam kereta, karena alasan tertentu Aish diminta tolong petugas kereta untuk pindah kabin. Dirinya bergabung duduk dengan perempuan yang membawa anak kecil. Mereka lantas mengobrol. Anu, nama perempuan yang duduk di hadapannya. Anak kecil itu merupakan anaknya.
Trailer Film Jalebi
Anu bercerita kalau dirinya tinggal di sebuah rumah bersejarah di Old Delhi, bernama Manor Netaji. Rumah yang sama dengan rumah yang ditinggali oleh mantan suami Aish, Dev. Di Old Delhi memang hanya ada satu rumah dengan sejarah seperti itu.
Pembukaan, Kala Pertama Bersua
Aish jadi teringat kembali pada momen pertama kali bertemu dengan Dev, sekira tujuh tahun sebelumnya. Kala itu dirinya masih menjadi penulis pemula yang ambisius menulis buku pértamanya.Bersama sahabatnya, ia mengunjungi Manor Netaji untuk mencari bahan tulisan. Saat itulah Aish pertama kali bertemu dengan Dev. Dev menjadi pemandu wisata sejarah rumah Manor Netaji.
Di masa sebelumnya, terdapat pejuang kemerdekaan India yang tinggal di sana. Sampai sekarang keturunannya masih tinggal dan melestarikan Manor Netaji. Dev, sang cucu yang menekuni kajian sejarah, tertarik untuk membuka jasa pemandu wisata. Mengenalkan rumah bersejarah tinggalan leluhurnya itu pada para peminat wisata sejarah.
Isi, Kisah Cinta Bermula
Aish kesengsem dengan sosok Dev pada pandangan pertama. Sosok nan smart, hangat, dan pencerita yang asik telah menyentuh hati Aish. Nekat, Aish rela mem-booking semua tiket peserta tour pada hari berikutnya. Demi bisa menjelajah Manor Netaji dan sekitar, berdua dengan Dev. Perasaan Aish ternyata bersambut.Sebelum kembali pulang ke Mumbai, Aish menyempatkan diri melamar Dev. Dengan semua barang telah dikemas di tas, ia siap meninggalkan Old Delhi, jika Dev menolaknya. Cinta membuat Dev menerima..
Dev dan Aish. (Sumber : imdb.com)
Disinilah dinamika romansa mulai muncul dan berkembang. Sebagai perempuan dengan pemikiran terbuka, Aish sulit beradaptasi dengan lingkungan barunya. Pakaian yang diatur lebih menutup tubuh, diharapkan bisa memasak, mengerjakan pekerjaan rumah, menjadi perempuan baik-baik, serta nurut dengan suami dan mertua.
Aish yang terbiasa dengan gaya hidup cenderung berkebalikan dengan budaya seperti itu, merasa dikekang. Diam-diam dirinya merokok, duduk dengan salah satu kaki diangkat (jigang) di kamarnya. Sedikit ruang kebebasan yang dimilikinya tetap dinikmati, meski dalam diam.
Penutup, Akhir Rasa
Pernikahan berjalan tak seperti yang diimajinasikan Aish. Perdebatan sering muncul, mewarnai hari-hari keduanya. Dev musti berbagi peran antara menjadi suami dan anak. Waktu akhir pekan yang diharapkan Aish dapat dinikmatii dengan sesekali menjelajah berdua di luar Old Delhi, berhenti pada kata 'harapan'. Kenyataannya, Dev banyak menghabiskan waktunya untuk menjalankan usaha jasa pemandu wisatanya.Mimpi Aish menjadi penullis buku, terpaksa dikemas rapi. Bergeser sedikit, Aish menjadi copywriter yang bekerja secara remote dari rumah. Pun masih paruh waktu. Aish begitu emosional tatkala mengetahui dirinya hamil. Sempat bergejolak dengan egonya sendiri, sebab belum siap memiliki anak dan masih berambisi pada karir. Dev meyakinkan Aish untuk meneruskan kehamilannya.
Sesekali dua, Aish menelan pil pahit menerima kenyataan hidupnya. Namun, ada masa dimana Aish tak kuat lagi menahan diri. Ialah ketika dirinya mengalami keguguran. Ia merasa dituding atas musibah yang menimpanya.
Masyarakat sekitar rumah banyak yang menggunjingkan Aish. Mereka mengolok-olok Aish-lah penyebab keguguran itu. Memang, keguguran terjadi saat Aish dan Dev mencuri kesempatan mengunjungi bar terdekat. Tindakan yang tabu, khususnya ketika perempuan sedang hami. Masyarakat berkata jika saja Aish berdiam diri di rumah tak keluyuran, kemungkinan janinnya masih hidup.
Aish mengalami guncangan mental. Ia merasa berjuang sendirian, kurang mendapat dukungan. Keluarga suami seolah mengamini perkataan masyarakat, tak memberi afirmasi positif atas kesedihan yang menderanya. Dev terus menghiburnya, meski kesedihan terus merasuki Aish.
Pikiran-pikiran dan perasaan yang selama ini dipendam Aish, satu persatu keluar. Ia merasa pernikahannya sudah tak layak diteruskan. Hampa menyelimuti sanubarinya.
Mimpinya menjadi menulis buku masih membara, meski sempat ditanggalkan. Keinginannya menjejaki dunia karir masih menggebu. Dev di matanya juga bukan laki-laki seperti yang dia harapkan di awal. Pasangan yang bisa leluasa diajak menjelajah ke beberapa kota. Mendukung karirnya sebagai penulis. Hingga membangun rumah sendiri bersama keluarga kecil, agar mereka tak serumah dengan keluarga besar.
Di sisi lain, Dev juga bias dalam memandang Aish. Aish yang sejak awal antusias dengan Manor Netaji, dikiranya akan bersedia tinggal di sana hingga keduanya menua. Dev sebenarnya menghargai ambisi Aish dalam berkarir, meski ia merekomendasikan Aish untuk menundanya hingga anak pertama mereka cukup besar untuk ditinggal kerja. Dev menyayangi rumah dan keluarganya. Tak bisa memilih jika ia diminta memilih dua hal tersebut atau istrinya.
Perdebatan antara Aish dan Dev semakin memanas. Tanpa diskusi dengan suami, Aish mengambil tawaran kerja untuk menjadi senior copywriter dengan posisi menjanjikan di perusahaan. Dev cukup kecewa dengan keputusan Aish. Pekerjaan remote dan paruh waktu bagi perempuan menurut Dev sudah cukup.
Puncaknya, Aish memutuskan meninggalkan rumah. Mertua dan ipar sempat menahan kepergian Aish. Namun Dev meminta ibu dan adiknya tersebut untuk melepaskan. Bagi Dev keputusan Aish adalah hal terbaik bagi kedua pihak. Dev mengikhlaskan apapun yang akan terjadi kemudian.
Aish kembali ke rumah ayahnya di Mumbai. Keluarga Dev mencoba menyusul Aish, berusaha untuk mendamaikan hubungan. Dev dan Aish sepakat untuk mewujudkan mimpi liburan berdua ke Kashmir yang tertunda untuk meredam konflik.
Di salah satu tempat wisata yang disepakati, keduanya janji bertemu. Aish menunggu kedatangan Dev di hari tersebut. Sayangnya Aish tak mendapati Dev datang. Kecewa, Aish merasa Dev telah melepaskannya. Terutama ketika beberapa bulan kemudian, datang surat gugatan perceraian yang diajukan Dev padanya.
Tujuh tahun sudah Aish menyimpan luka, lara, amarah, dan pertanyaan. Mengapa Dev mengingkari janji pertemuan penting di Kashmir? Tanpa penjelasan, justru surat gugatan perceraian yang mendatanginya. Aish menanggung tanya bertahun-tahun, apakah Dev tak mencintainya?
Pertanyaan itu terus menghantui Aish. Hingga membuatnya trauma dengan hubungan romansa. Bahkan pertunangan yang sudah disiapkannya, tiba-tiba ia batalkan.
Kue Jalebi dan Perayaan Kisah Cinta
Sebuah perjalanan travelling untuk menetralisir nestapa Aish akan beban kegagalanan bertunangan yang dipicu oleh trauma pada kegagalan pernikahan sebelumnya, justru menjadi momen yang membawa Aish menemukan jawaban. Anu, perempuan dengan anak kecil di depannya tak lain adalah istri dan anak Dev. Usia sang anak sama persis dengan usia perceraian Aish dan Dev.Tujuh tahun, Aish bertanya-tanya. Apakah Dev tak benar-benar mencintai Aish? Apakah Dev secepat itu menemukan pendamping baru, pasca bercerai?
Segala kecamuk memenuhi kepala Aish. Pepatah ‘dunia memang tak selebar daun kelor’, diperlihatkan dalam film ini. Tak sengaja bertemu dengan pasangan baru mantan, adalah kebetulan paling misterius yang mungkin bisa terjadi.
Poster Film Jalebi. (Sumber : imdb.com)
Lagu Kumar Sanu berjudul Saanson Ki Zaroorat Hai Jaise yang dinyanyikan penumpang dari kabin lain membawa Aish pada memori saat ia menunggu Dev di pinggir jalan menuju Manor Netaji. Permintaan Pulti, sang anak akan kue yang jadi tradisi keluarga Dev untuk merayakan ulang tahun, Jalebi. Mengingatkan Aish pada momen saat pertama kali Dev merayakan ulang tahunnya. Sepasang suami istri dari kabin lain yang saling menggoda dengan menanyakan apakah sang perempuan mau menikahi sang lelaki, mengingatkan Aish pada memori saat ia melamar Dev.
Mengemas Paradoks, Sajikan Dua Sisi Tanpa Menghakimi
Film Jalebi kental dengan paradoks. Aish dan Dev bagaikan dua burung yang berasal dari dua tempat berbeda. Aish mendambakan terbang bebas. Sementara Dev menginginkan tetap di sarang, merawat tempat tinggal. Gaya hidup dan kecenderungan keduanya menggambarkan dua sisi yang berbeda. Modern vs tradisional, perkotaan vs perkampungan, feminis vs patriarkis. Dikemas menarik dalam penokohan sepasang kasih. Film ini terasa lebih matang secara penokohan dan alur. Sebab memang buatan ulang dari film regional berjudul Praktan (2016).Aish dan Dev, layak menjadi penuntun penonton menyelami proses move on dalam hubungan cinta yang kandas. Film Jalebi menawarkan refleksi mendalam akan makna move on dan melepaskan. Mungkin terdengar sederhana, move on nyatanya kerap menyita waktu bertahun-tahun pelakunya. Film Jalebi sungguh direkomendasikan untuk penonton yang sedang memperjuangkannya. Semangat menonton…!!
Disclaimer: Seluruh konten dalam tulisan ini merupakan murni hasil karya penulis yang bersangkutan sebagai penulis independen dan Hypeabis.id tidak bertanggung jawab jika di kemudian hari terdapat kekeliruan atau gugatan dari pihak lain.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.