Mampu Menetap di Tubuh Lebih Lama, Cek Ragam Risiko Covid-19 Varian Kraken
30 January 2023 |
15:25 WIB
Covid-19 subvarian Omicron XBB 1.5 atau kini lebih populer disebut Kraken dilaporkan telah masuk ke Indonesia. Kasus positif pertama varian Kraken ini berasal dari pendatang asal Polandia yang tiba di Indonesia pada 6 Januari 2023.
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan Covid-19 varian Kraken tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Lantaran masih satu varian dengan Omicron, maka karakter Kraken juga tidak seberbahaya dari varian-varian sebelumnya.
Namun, varian Kraken masih harus diwaspadai karena memiliki potensi besar untuk menyebabkan infeksi dan reinfeksi. Terlebih, dalam konteks Indonesia, varian ini kemungkinan akan menjangkiti orang dengan keadaan infeksi atau reinfeksi tanpa disertai gejala atau bergejala ringan.
Baca juga: Menimbang Skema Vaksin Covid-19 Berbayar, Setuju atau Tidak?
“Sebaliknya, bagi orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, atau dengan komorbid, varian Kraken bisa menimbulkan reaksi serius. Risiko bisa lebih besar jika kelompok rentan tersebut belum divaksin booster,” ujar Dicky kepada Hypeabis.id.
Menurut Dicky, tingkat keparahan gejala akan meningkat bagi orang-orang rentan tersebut. Bahkan, risiko infeksinya akan meningkat bagi mereka yang pernah mengalami Covid-19 lebih dari dua kali.
Ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Infeksi berulang yang disambung dengan terkena varian Kraken dapat mengakibatkan kerusakan otak, jantung, paru, hati, dan pembuluh darah.
Di sisi lain, kelompok rentan ini juga berisiko mengalami long Covid-19. Menurut Dicky, satu dari sepuluh orang yang terdiagnosis Kraken bisa mengalami long covid. Sebab, virusnya bisa menetap lebih lama di dalam sel tubuh manusia sehingga dapat membuat keluhan-keluhan akibat Covid-19 berlangsung lebih lama.
Dicky menjelaskan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien bahkan bisa bertahan hingga tiga bulan. Kemudian, varian ini juga bisa membuat penyakit yang sebelumnya belum ada, lalu menjadi timbul. Misalnya, diabetes, hipertensi, dan lainnya.
Risiko ini harus mendapat perhatian lebih. Sebab, hal itu bisa berdampak pada penurunan sumber daya manusia (SDM) secara jangka panjang. Kelompok yang terkena long covid cenderung lebih rentan mengalami sakit-sakitan. Jika terjadi dalam jumlah besar, tentu negara yang akan dirugikan karena masyarakatnya tidak lagi produktif.
Pada kasus yang lebih parah, varian Kraken bisa membuat kelompok rentan meninggal dunia. Namun, angka kematian pada varian Kraken jauh lebih kecil dibanding varian-varian sebelumnya. Sebab, saat ini hampir semua orang sudah punya modal imunitas dan vaksin yang baik.
“Jadi, kedatangan Kraken atau varian lain yang mungkin ada lagi ke depan tetap harus diwaspadai. Akan tetapi, kewaspadaannya bukan lagi karena bisa menimbulkan keparahan kematian, tetapi soal potensi long covid yang jauh lebih besar,” imbuhnya.
Dicky menuturkan, varian Kraken sangat efektif dalam menginfeksi satu manusia ke manusia lain. Varian ini tidak memerlukan reseptor ACE 2 terlalu banyak. Cukup sedikit saja, Kraken bisa menempel dan mulai menginfeksi.
Kemudian, setelah sudah menempel, virusnya tidak mudah lepas dan menetap lebih lama dibandingkan subvarian sebelumnya. Efeknya, potensi menyebabkan kerusakan di dalam tubuh jauh lebih besar.
Meskipun demikian, risiko-risiko varian Kraken bisa diminimalisir dengan vaksin booster. Orang yang sudah vaksin booster cenderung memiliki antibodi yang lebih kuat. Vaksin tambahan ini juga membuat efektivitas
vaksin jadi lebih lama.
Orang yang sudah vaksin booster memang masih bisa terinfeksi. Akan tetapi, durasi infeksinya akan jauh lebih singkat dan dapat mengurangi risiko berbahaya dari varian Kraken.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan Covid-19 varian Kraken tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Lantaran masih satu varian dengan Omicron, maka karakter Kraken juga tidak seberbahaya dari varian-varian sebelumnya.
Namun, varian Kraken masih harus diwaspadai karena memiliki potensi besar untuk menyebabkan infeksi dan reinfeksi. Terlebih, dalam konteks Indonesia, varian ini kemungkinan akan menjangkiti orang dengan keadaan infeksi atau reinfeksi tanpa disertai gejala atau bergejala ringan.
Baca juga: Menimbang Skema Vaksin Covid-19 Berbayar, Setuju atau Tidak?
“Sebaliknya, bagi orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, atau dengan komorbid, varian Kraken bisa menimbulkan reaksi serius. Risiko bisa lebih besar jika kelompok rentan tersebut belum divaksin booster,” ujar Dicky kepada Hypeabis.id.
Menurut Dicky, tingkat keparahan gejala akan meningkat bagi orang-orang rentan tersebut. Bahkan, risiko infeksinya akan meningkat bagi mereka yang pernah mengalami Covid-19 lebih dari dua kali.
Ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Infeksi berulang yang disambung dengan terkena varian Kraken dapat mengakibatkan kerusakan otak, jantung, paru, hati, dan pembuluh darah.
Di sisi lain, kelompok rentan ini juga berisiko mengalami long Covid-19. Menurut Dicky, satu dari sepuluh orang yang terdiagnosis Kraken bisa mengalami long covid. Sebab, virusnya bisa menetap lebih lama di dalam sel tubuh manusia sehingga dapat membuat keluhan-keluhan akibat Covid-19 berlangsung lebih lama.
Dicky menjelaskan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien bahkan bisa bertahan hingga tiga bulan. Kemudian, varian ini juga bisa membuat penyakit yang sebelumnya belum ada, lalu menjadi timbul. Misalnya, diabetes, hipertensi, dan lainnya.
Ilustrasi pasien Covid-19 (Sumber gambar: Freepik)
Risiko ini harus mendapat perhatian lebih. Sebab, hal itu bisa berdampak pada penurunan sumber daya manusia (SDM) secara jangka panjang. Kelompok yang terkena long covid cenderung lebih rentan mengalami sakit-sakitan. Jika terjadi dalam jumlah besar, tentu negara yang akan dirugikan karena masyarakatnya tidak lagi produktif.
Pada kasus yang lebih parah, varian Kraken bisa membuat kelompok rentan meninggal dunia. Namun, angka kematian pada varian Kraken jauh lebih kecil dibanding varian-varian sebelumnya. Sebab, saat ini hampir semua orang sudah punya modal imunitas dan vaksin yang baik.
“Jadi, kedatangan Kraken atau varian lain yang mungkin ada lagi ke depan tetap harus diwaspadai. Akan tetapi, kewaspadaannya bukan lagi karena bisa menimbulkan keparahan kematian, tetapi soal potensi long covid yang jauh lebih besar,” imbuhnya.
Dicky menuturkan, varian Kraken sangat efektif dalam menginfeksi satu manusia ke manusia lain. Varian ini tidak memerlukan reseptor ACE 2 terlalu banyak. Cukup sedikit saja, Kraken bisa menempel dan mulai menginfeksi.
Kemudian, setelah sudah menempel, virusnya tidak mudah lepas dan menetap lebih lama dibandingkan subvarian sebelumnya. Efeknya, potensi menyebabkan kerusakan di dalam tubuh jauh lebih besar.
Meskipun demikian, risiko-risiko varian Kraken bisa diminimalisir dengan vaksin booster. Orang yang sudah vaksin booster cenderung memiliki antibodi yang lebih kuat. Vaksin tambahan ini juga membuat efektivitas
vaksin jadi lebih lama.
Orang yang sudah vaksin booster memang masih bisa terinfeksi. Akan tetapi, durasi infeksinya akan jauh lebih singkat dan dapat mengurangi risiko berbahaya dari varian Kraken.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.