ARTJOG MMXXI Layak Jadi Acuan Perhelatan Seni di Masa Pandemi
10 July 2021 |
12:11 WIB
Dengan dibukanya perhelatan ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder secara daring, tentu ada beberapa hal yang diharapkan oleh kalangan seniman maupun pihak penyelenggara dengan kembali terselenggaranya ARTJOG tahun ini.
Dalam acara pembukaan ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder, Direktur ARTJOG Heri Pemadi bertekad menjadikan ARTJOG sebagai pilot project dari penerapan kebiasaan baru di ranah acara dan menjadi pemimpin untuk mulai bersusah payah dalam penyelenggaraan acara di masa kebiasaan baru.
Bahkan, dia juga berharap bahwa ARTJOG bisa menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan acara pada saat pandemi yang menyesuaikan dengan kebiasaan baru, aman, dan mendapatkan izin resmi tanpa mengurangi kualitas karya yang ditampilkan dalam pameran.
Selain itu, Heri juga bertekad bahwa ARTJOG juga bertujuan untuk menjadi gerakan pemulihan ekonomi di wilayah seni dan budaya dengan menyesuaikan kondisi tanpa harus melanggar aturan yang dibuat oleh pemerintah.
"Kami bersama teman-teman diajak untuk membuat program-program yang sederhana selama PPKM. Mudah-mudahan tidak ada perpanjangan sampai 20 Juli nanti," katanya.
"Kami mengharapkan temen-temen bisa mengalami langsung karena ARTJOG itu sekali lagi tidak afdol kalau tidak datang langsung, berinteraksi dengan karya-karya seniman karena jujur saja kami di ARTJOG, temen-temen seniman dan temen-temen penyelenggara festival di Yogyakarta itu sebenarnya sudah ingin gaspol," jelasnya.
Dia juga berbagi bahwa para seniman sudah semangat untuk memberi penanda pada masa pandemi ini, melalui gambaran sejarah saat kondisi pandemi. Hal itu akan menjadi cerita tersendiri dari karya-karya yang muncul saat pandemi dalam tema pemaknaan waktu saat ini, masa lampau, masa yang akan datang, dan sebagai perayaan keajaiban pada hari-hari ini.
Terkait dengan pemaknaan tema yang hadir dalam ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder, seniman Theresia Agustina Sitompul atau yang disapa Tere mengatakan baginya waktu adalah sesuatu yang dekat dan berulang.
"Waktu adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kita, bahkan sampai kita tidak menyadari keberadaannya. Waktu [adalah] suatu yang berulang namun mempunyai masa-masa yang berbeda-beda pula. Begitu pula dalam berproses kekaryaan dan berkesenian," tuturnya dalam pesan pribadi kepada Hypeabis.id.
Sementara itu, seniman Heri Dono berpendapat bahwa tema yang disajikan pada ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder bahwa tema waktu merupakan impelementasi dari rancangan berbagai perencanaan hidup yang memiliki keterkaitan dengan dua tahapan lainnya yaitu ruang dan kesadaran. Ini sendiri terwujud dari bagaimana para penyelenggara acara seni dan seniman untuk terus berkarya di situasi pandemi.
"Bagi para pelaku seni yang menciptakan karya-karya seni, seniman bisa terus berkarya di studio masing-masing, melakukan kreativitasnya melalui imaginasi, inspirasi, dan lain-lain," tambah Heri dalam pesan surel.
Dengan realisasi acara ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder yang secara daring, baik penyelenggara maupun para seniman berharap bahwa kehadiran ARTJOG di tahun ini bisa memberikan energi tersendiri bagi para seniman dan para penonton atau pengunjung yang hadir.
Heri Pemad mengungkapkan bahwa dia mengharapkan apa yang para seniman hadirkan di dalam ARTJOG itu bisa menjadi energi tersendiri dalam menghadapi pandemi di tahun kedua ini. Ini diperkuat oleh Tere yang mengatakan perlunya saling mendukung di dalam ekosistem seni budaya.
Terakhir, Heri Dono ingin bahwa pameran ARTJOG di tahun ini bisa diakses dengan cara yang asyik dan menarik melalui medium daring dengan memanfaatkan teknologi terbarukan yang bisa dilihat layaknya berada di dalam ruangan pameran aktual.
Editor: Fajar Sidik
Dalam acara pembukaan ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder, Direktur ARTJOG Heri Pemadi bertekad menjadikan ARTJOG sebagai pilot project dari penerapan kebiasaan baru di ranah acara dan menjadi pemimpin untuk mulai bersusah payah dalam penyelenggaraan acara di masa kebiasaan baru.
Bahkan, dia juga berharap bahwa ARTJOG bisa menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan acara pada saat pandemi yang menyesuaikan dengan kebiasaan baru, aman, dan mendapatkan izin resmi tanpa mengurangi kualitas karya yang ditampilkan dalam pameran.
Selain itu, Heri juga bertekad bahwa ARTJOG juga bertujuan untuk menjadi gerakan pemulihan ekonomi di wilayah seni dan budaya dengan menyesuaikan kondisi tanpa harus melanggar aturan yang dibuat oleh pemerintah.
"Kami bersama teman-teman diajak untuk membuat program-program yang sederhana selama PPKM. Mudah-mudahan tidak ada perpanjangan sampai 20 Juli nanti," katanya.
"Kami mengharapkan temen-temen bisa mengalami langsung karena ARTJOG itu sekali lagi tidak afdol kalau tidak datang langsung, berinteraksi dengan karya-karya seniman karena jujur saja kami di ARTJOG, temen-temen seniman dan temen-temen penyelenggara festival di Yogyakarta itu sebenarnya sudah ingin gaspol," jelasnya.
Dia juga berbagi bahwa para seniman sudah semangat untuk memberi penanda pada masa pandemi ini, melalui gambaran sejarah saat kondisi pandemi. Hal itu akan menjadi cerita tersendiri dari karya-karya yang muncul saat pandemi dalam tema pemaknaan waktu saat ini, masa lampau, masa yang akan datang, dan sebagai perayaan keajaiban pada hari-hari ini.
Terkait dengan pemaknaan tema yang hadir dalam ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder, seniman Theresia Agustina Sitompul atau yang disapa Tere mengatakan baginya waktu adalah sesuatu yang dekat dan berulang.
"Waktu adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kita, bahkan sampai kita tidak menyadari keberadaannya. Waktu [adalah] suatu yang berulang namun mempunyai masa-masa yang berbeda-beda pula. Begitu pula dalam berproses kekaryaan dan berkesenian," tuturnya dalam pesan pribadi kepada Hypeabis.id.
Sementara itu, seniman Heri Dono berpendapat bahwa tema yang disajikan pada ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder bahwa tema waktu merupakan impelementasi dari rancangan berbagai perencanaan hidup yang memiliki keterkaitan dengan dua tahapan lainnya yaitu ruang dan kesadaran. Ini sendiri terwujud dari bagaimana para penyelenggara acara seni dan seniman untuk terus berkarya di situasi pandemi.
"Bagi para pelaku seni yang menciptakan karya-karya seni, seniman bisa terus berkarya di studio masing-masing, melakukan kreativitasnya melalui imaginasi, inspirasi, dan lain-lain," tambah Heri dalam pesan surel.
Dengan realisasi acara ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder yang secara daring, baik penyelenggara maupun para seniman berharap bahwa kehadiran ARTJOG di tahun ini bisa memberikan energi tersendiri bagi para seniman dan para penonton atau pengunjung yang hadir.
Heri Pemad mengungkapkan bahwa dia mengharapkan apa yang para seniman hadirkan di dalam ARTJOG itu bisa menjadi energi tersendiri dalam menghadapi pandemi di tahun kedua ini. Ini diperkuat oleh Tere yang mengatakan perlunya saling mendukung di dalam ekosistem seni budaya.
Terakhir, Heri Dono ingin bahwa pameran ARTJOG di tahun ini bisa diakses dengan cara yang asyik dan menarik melalui medium daring dengan memanfaatkan teknologi terbarukan yang bisa dilihat layaknya berada di dalam ruangan pameran aktual.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.