Selain Semut, Ini Hewan Lain yang Berpotensi Mendeteksi Dini Kanker
28 January 2023 |
11:30 WIB
Peneliti dari Prancis menemukan bahwa semut berpotensi menjadi detektor untuk penyakit kanker yang ada di dalam tubuh manusia setelah melakukan percobaan terhadap patient-derived xenografit (PDX) tikus yang membawa kanker payudara paling agresif.
Berdasarkan laman The Royal Society Publishing, para peneliti menuliskan cara untuk meningkatkan kelangsungan hidup para penderita kanker adalah dengan memperbaiki metode diagnosis. Semakin cepat terdeksi, semakin tinggi kemungkinan untuk sembuh.
Metode deteksi pada saat ini seringkali bersifat invasif dan/ atau mahal. Jadi, hanya sedikit orang yang dapat melakukannya. Mereka mencontohkan kanker yang paling bayak diderita wanita di Prancis adalah kanker payudara.
Baca juga: Peneliti Prancis Temukan Semut Berpotensi Digunakan Pada Deteksi Dini Kanker
Meskipun Prancis adalah negara maju, data pada 2019 menunjukkan bahwa kurang dari setengah atau hanya 48,6 persen populasi berisiko, yakni wanita usia anara 50 dan 74 tahun, menjalani skrining untuk penyakit kanker.
“Metode yang menjanjikan untuk meningkatkan angka deteksi dini kanker adalah penggunaan penciuman hewan,” demikian tertulis. Melalui pembelajaran asosiatif penciuman, hewan dapat dilatih untuk mendeteksi Volatile Organic Compounds (VOC).
Di antara hewan, serangga adalah alat pendeteksi yang menjanjikan karena relatif mudah ditangani, tidak memerlukan fasilitas pemeliharaan yang mahal, tersedia dalam jumlah besar, dan dapat dilatih untuk mengenali bau dalam beberapa percobaan
Di antara serangga, semut, dan khususnya formica fusca, menunjukkan kemampuan belajar yang luar biasa dengan menggunakan bau yang relevan secara ekologis. Semut juga memiliki memori yang kuat mengingat setelah pelatihan dapat diuji sampai sembilan kali tanpa imbalan sebelum respons mulai menurun.
Berikut hewan yang dapat berpotensi mendeteksi dini penyakit kanker:
Tikus adalah hewan lainnya yang juga berpotensi dapat mendeteksi dini kanker yang ada di dalam tubuh manusia. Tikus yang terlatih dapat mendiskriminasi tikus pembawa tumor dari yang sehat. Nematode caenorhabditis elegans menunjukkan kemotaksis atraktif terhadap beberapa VOC kanker.
Lalat buah juga berpotensi menjadi bio-detektor dini untuk penyakit kanker yang ada di dalam tubuh manusia. Lalat buah, dengan menggunakan pencitraan kalsium in vivo, menunjukkan bahwa neuron penciuman membentuk pola aktvitasi spesifik ketika terkena volatile dari garis sel kanker tertentu
Serangga seperti semut memiliki indera penciuman yang halus, dan dapat dilatih dengan mudah dan cepat dengan pengkondisian penciuman. Semuat yang sejauh ini dapat mendeteksi adalah formica fusca. Spesies ini adalah spesies semut yang relatif umum di Northern Hemisphere. Koloni dapat berisi beberapa ratus individu dan dipimpin oleh satu ratu (monogini) atau beberapa ratu (poligini).
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berdasarkan laman The Royal Society Publishing, para peneliti menuliskan cara untuk meningkatkan kelangsungan hidup para penderita kanker adalah dengan memperbaiki metode diagnosis. Semakin cepat terdeksi, semakin tinggi kemungkinan untuk sembuh.
Metode deteksi pada saat ini seringkali bersifat invasif dan/ atau mahal. Jadi, hanya sedikit orang yang dapat melakukannya. Mereka mencontohkan kanker yang paling bayak diderita wanita di Prancis adalah kanker payudara.
Baca juga: Peneliti Prancis Temukan Semut Berpotensi Digunakan Pada Deteksi Dini Kanker
Meskipun Prancis adalah negara maju, data pada 2019 menunjukkan bahwa kurang dari setengah atau hanya 48,6 persen populasi berisiko, yakni wanita usia anara 50 dan 74 tahun, menjalani skrining untuk penyakit kanker.
“Metode yang menjanjikan untuk meningkatkan angka deteksi dini kanker adalah penggunaan penciuman hewan,” demikian tertulis. Melalui pembelajaran asosiatif penciuman, hewan dapat dilatih untuk mendeteksi Volatile Organic Compounds (VOC).
Di antara hewan, serangga adalah alat pendeteksi yang menjanjikan karena relatif mudah ditangani, tidak memerlukan fasilitas pemeliharaan yang mahal, tersedia dalam jumlah besar, dan dapat dilatih untuk mengenali bau dalam beberapa percobaan
Di antara serangga, semut, dan khususnya formica fusca, menunjukkan kemampuan belajar yang luar biasa dengan menggunakan bau yang relevan secara ekologis. Semut juga memiliki memori yang kuat mengingat setelah pelatihan dapat diuji sampai sembilan kali tanpa imbalan sebelum respons mulai menurun.
Berikut hewan yang dapat berpotensi mendeteksi dini penyakit kanker:
1. Anjing
Para peneliti menuliskan anjing terlatih dapat mendeteksi tumor pada sampel sel atau sampel bau badan. Metode ini didasarkan terhadap deteksi senyawa organik volatil (Volatile Organic Compounds/VOC) yang merupakan ciri khas tumor dan terkait dengan perubahan metabolsime selnya.
2. Tikus
Tikus adalah hewan lainnya yang juga berpotensi dapat mendeteksi dini kanker yang ada di dalam tubuh manusia. Tikus yang terlatih dapat mendiskriminasi tikus pembawa tumor dari yang sehat. Nematode caenorhabditis elegans menunjukkan kemotaksis atraktif terhadap beberapa VOC kanker.
3. Lalat Buah
Lalat buah juga berpotensi menjadi bio-detektor dini untuk penyakit kanker yang ada di dalam tubuh manusia. Lalat buah, dengan menggunakan pencitraan kalsium in vivo, menunjukkan bahwa neuron penciuman membentuk pola aktvitasi spesifik ketika terkena volatile dari garis sel kanker tertentu
4. Semut
Serangga seperti semut memiliki indera penciuman yang halus, dan dapat dilatih dengan mudah dan cepat dengan pengkondisian penciuman. Semuat yang sejauh ini dapat mendeteksi adalah formica fusca. Spesies ini adalah spesies semut yang relatif umum di Northern Hemisphere. Koloni dapat berisi beberapa ratus individu dan dipimpin oleh satu ratu (monogini) atau beberapa ratu (poligini).(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.