Cermati Tanda-Tanda Anak Harus Terapi Jika Telat Bicara
10 July 2021 |
13:28 WIB
Problem dalam tumbuh kembang anak yang sering terabaikan orang tua adalah masalah anak yang telat berbicara. Pada usia 15-18 bulan, anak seharusnya sudah memasuki usia krusial untuk bisa berbicara.
Jadi, apabila terjadi keterlambatan pada usia ini, anak harus segera diintervensi dan diberikan stimulasi. Jangan sampai terlambat mendeteksi kondisi anak yang telat berbicara, karena makin lama terdeteksi intervensinya makin sulit pula.
“Penyebabnya biasanya kurang stimulasi, atau memang ada gangguan tertentu seperti gangguan pendengaran atau penyakit penyerta lainnya,” ujarnya.
Lucia menganjurkan agar orang tua melakukan tes pendengaran pada anak sejak lahir.BHal ini sangat terkait dengan proses anak belajar berbicara.
Anak yang terlahir tanpa fungsi pendengaran yang kurang baik biasanya akan sulit berbicara juga. Jadi, penanganan terhadap pendengaran harus dilakukan terlebih dahulu.
Apabila ternyata kondisi pendengarannya sehat dan baik tetapi masih tidak lancar berbicara, anak biasanya harus diberikan terapi wicara.
Terapi ini merupakan tindakan untuk menstimulasi anak-anak agar dapat berbicara sesuai usianya. “Biasanya memang membutuhkan waktu lama untuk terapi ini, dan setiap anak beda-beda. Orang tua memang harus sabar melatih tiap hari agar anak bisa berbicara,” ujarnya.
Tidak hanya soal kedua hal tadi, persoalan lain yang sering kali bikin orang tua galau adalah masalah vaksinasi. Biasanya orang tua galau antara vaksinasi atau tidak, jenis vaksinasinya, dan masalah lainnya.
“Banyak juga ibu yang merasa cukup hanya dengan ASI, padahal ASI dan vaksin adalah dua hal yang berbeda dalam perlawanan terhadap penyakit,” katanya.
Lucia menganjurkan untuk mengikuti semua program imunisasi yang diperlukan pada masa tumbuh kembang anak.
Laporan World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa imunisasi atau vaksinasi dapat mencegah 3 juta kematian anak tiap tahun. Itulah sebabnya sangat penting untuk memperhatikan proses vaksinasi anak dengan baik.
Pakar tumbuh kembang anak, dokter spesialis anak Soedjatmiko mengatakan bahwa imunisasi harus dilakukan dalam rangka melindungi bayi dan anak dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya.
“Imunisasi harus dilakukan sesuai jadwal yang teratur sejak bayi, balita, hingga remaja. Bahkan beberapa vaksin tetap diperlukan di usia dewasa untuk mencegah penularan penyakit,” kata Soedjatmiko. (Sumber: Dok. Bisnis Weekend Juli 2019)
Editor: Fajar Sidik
Jadi, apabila terjadi keterlambatan pada usia ini, anak harus segera diintervensi dan diberikan stimulasi. Jangan sampai terlambat mendeteksi kondisi anak yang telat berbicara, karena makin lama terdeteksi intervensinya makin sulit pula.
“Penyebabnya biasanya kurang stimulasi, atau memang ada gangguan tertentu seperti gangguan pendengaran atau penyakit penyerta lainnya,” ujarnya.
Lucia menganjurkan agar orang tua melakukan tes pendengaran pada anak sejak lahir.BHal ini sangat terkait dengan proses anak belajar berbicara.
Anak yang terlahir tanpa fungsi pendengaran yang kurang baik biasanya akan sulit berbicara juga. Jadi, penanganan terhadap pendengaran harus dilakukan terlebih dahulu.
Apabila ternyata kondisi pendengarannya sehat dan baik tetapi masih tidak lancar berbicara, anak biasanya harus diberikan terapi wicara.
Terapi ini merupakan tindakan untuk menstimulasi anak-anak agar dapat berbicara sesuai usianya. “Biasanya memang membutuhkan waktu lama untuk terapi ini, dan setiap anak beda-beda. Orang tua memang harus sabar melatih tiap hari agar anak bisa berbicara,” ujarnya.
Tidak hanya soal kedua hal tadi, persoalan lain yang sering kali bikin orang tua galau adalah masalah vaksinasi. Biasanya orang tua galau antara vaksinasi atau tidak, jenis vaksinasinya, dan masalah lainnya.
“Banyak juga ibu yang merasa cukup hanya dengan ASI, padahal ASI dan vaksin adalah dua hal yang berbeda dalam perlawanan terhadap penyakit,” katanya.
Lucia menganjurkan untuk mengikuti semua program imunisasi yang diperlukan pada masa tumbuh kembang anak.
Laporan World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa imunisasi atau vaksinasi dapat mencegah 3 juta kematian anak tiap tahun. Itulah sebabnya sangat penting untuk memperhatikan proses vaksinasi anak dengan baik.
Pakar tumbuh kembang anak, dokter spesialis anak Soedjatmiko mengatakan bahwa imunisasi harus dilakukan dalam rangka melindungi bayi dan anak dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya.
“Imunisasi harus dilakukan sesuai jadwal yang teratur sejak bayi, balita, hingga remaja. Bahkan beberapa vaksin tetap diperlukan di usia dewasa untuk mencegah penularan penyakit,” kata Soedjatmiko. (Sumber: Dok. Bisnis Weekend Juli 2019)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.