Menengok Ragam Kuliner Imlek yang Sarat Makna Kehidupan
24 January 2023 |
17:00 WIB
Kemeriahan Imlek tidak hanya bisa dilihat pada ornamen-ornamen dan pernak-pernik khas, tetapi juga dalam hal kulinernya. Tak bisa dimungkiri, makanan menjadi salah satu instrumen yang tak bisa dilepaskan dalam tradisi Imlek.
Chef Axhiang Leeyan mengatakan makanan-makanan pada perayaan Tahun Baru Imlek umumnya memiliki makna-makna tertentu. Makanan tersebut mewakili doa atau harapan bagi orang yang memakannya sebelum memasuki tahun yang baru.
Baca juga: 4 Sajian Khas Tahun Baru Imlek yang Penuh Filosofi
Dalam tradisi Imlek, keluarga biasanya akan berkumpul untuk menyantap makan malam sebagai tanda perayaan Tahun Baru China akan dimulai. Menu-menu yang dihadirkan sangat beragam dan penuh dengan makna.
Beberapa di antaranya ialah menu ikan, seperti bandeng atau kakap merah dengan ukuran yang besar. Menu ikan bisa dimasak dengan apa saja sesuai selera, tetapi umumnya dimasak dengan bumbu asam manis agar terasa lebih oriental.
Axhiang mengatakan menu ikan adalah simbol harapan agar setiap tahun selalu ada rezeki yang lebih. Dalam bahasa China, pelafalan ikan adalah Yu, yang mana pengucapannya mirip dengan rezeki.
Selain itu, menu mi atau soun juga biasanya jadi hal wajib yang ada di perayaan Imlek. Menu mi biasanya berisi beberapa macam campuran lain, seperti daging ayam, udang, sapi, dan sebagainya. Menu mi melambangkan unsur emas, sedangkan soun melambangkan logam.
Bentuk mi atau soun yang panjang menyimbolkan kehidupan yang berkesinambungan dan panjang umur. Kemudian, ayam atau daging juga jadi menu yang kerap disajikan dalam tradisi Imlek. Menu ayam mengartikan pertanda kemakmuran di dalam keluarga. Selanjutnya, menu sup, teripang, dan udang juga sering disajikan.
“Jadi, makanan ini punya arti penting bagi perayaan Imlek. Sudah masuk jadi bagian tradisi. Mau dari keluarga sesederhana apa pun pasti ada kumpul keluarga dan di dalamnya ada masakan yang disajikan,” ujar Axhiang kepada Hypeabis.id.
Tradisi makanan tidak hanya berhenti saat Hari Raya Imlek semata. Tujuh hari setelah Imlek, masyarakat etnis China yang ada di Indonesia biasanya akan memasak tujuh macam sayur. Makanan ini kemudian dimakan bersama sebagai perlambangan doa keselamatan bagi keluarga.
Top 5 MasterChef Indonesia 4 itu mengatakan deretan makanan tersebut merupakan tradisi yang hampir setiap tahun diadakan. Tidak peduli tahun ini sedang shio apa, makanan-makanan tersebut selalu tersedia.
Jadi, tradisi makanan yang ada di Imlek tidak berubah meski shio setiap tahunnya selalu berbeda-beda
Perubahan-perubahan pada makanan tradisi tersebut biasanya terjadi pada hal-hal minor. Sebab, tak bisa dimungkiri, beberapa makanan tersebut juga berinovasi mengikuti zaman.
Axhiang mencontohkan menu ikan sebagai elemen dasar tradisi tetap dipertahankan. Namun, masyarakat bisa berinovasi dalam hal bumbu, instrumen pendamping, dan sebagainya.
Inovasi serupa juga bisa dilihat pada kue keranjang. Kue yang awalnya hanya dicetak biasa dengan bambu, kini bisa dibikin dalam bentuk dan versi yang beragam. Misalnya, dicetak dalam bentuk ikan koi, ikan mas, dan sebagainya.
“Tidak ada batasan atau aturan harus begini atau harus begitu, tidak ada sih. Namun, bagi orang tua pasti memilih yang otentik. Akan tetapi, bagi bisnis kuliner atau sekadar ingin variasi, juga sah-sah saja dilakukan,” ujarnya.
Dengan tradisi makanan yang begitu banyak, Imlek akan jadi berkah tersendiri bagi para pelaku bisnis kuliner. Sebab, masyarakat biasanya mulai mencari makanan-makanan tradisi sejak dua minggu sebelum perayaan dimulai.
Oleh karena itu, peningkatan permintaan dari masyarakat etnis China akan meningkat tajam, terutama saat menjelang perayaan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Chef Axhiang Leeyan mengatakan makanan-makanan pada perayaan Tahun Baru Imlek umumnya memiliki makna-makna tertentu. Makanan tersebut mewakili doa atau harapan bagi orang yang memakannya sebelum memasuki tahun yang baru.
Baca juga: 4 Sajian Khas Tahun Baru Imlek yang Penuh Filosofi
Dalam tradisi Imlek, keluarga biasanya akan berkumpul untuk menyantap makan malam sebagai tanda perayaan Tahun Baru China akan dimulai. Menu-menu yang dihadirkan sangat beragam dan penuh dengan makna.
Beberapa di antaranya ialah menu ikan, seperti bandeng atau kakap merah dengan ukuran yang besar. Menu ikan bisa dimasak dengan apa saja sesuai selera, tetapi umumnya dimasak dengan bumbu asam manis agar terasa lebih oriental.
Axhiang mengatakan menu ikan adalah simbol harapan agar setiap tahun selalu ada rezeki yang lebih. Dalam bahasa China, pelafalan ikan adalah Yu, yang mana pengucapannya mirip dengan rezeki.
Selain itu, menu mi atau soun juga biasanya jadi hal wajib yang ada di perayaan Imlek. Menu mi biasanya berisi beberapa macam campuran lain, seperti daging ayam, udang, sapi, dan sebagainya. Menu mi melambangkan unsur emas, sedangkan soun melambangkan logam.
Ilustrasi makanan imlek (Sumber gambar: Freepik)
Bentuk mi atau soun yang panjang menyimbolkan kehidupan yang berkesinambungan dan panjang umur. Kemudian, ayam atau daging juga jadi menu yang kerap disajikan dalam tradisi Imlek. Menu ayam mengartikan pertanda kemakmuran di dalam keluarga. Selanjutnya, menu sup, teripang, dan udang juga sering disajikan.
“Jadi, makanan ini punya arti penting bagi perayaan Imlek. Sudah masuk jadi bagian tradisi. Mau dari keluarga sesederhana apa pun pasti ada kumpul keluarga dan di dalamnya ada masakan yang disajikan,” ujar Axhiang kepada Hypeabis.id.
Tradisi makanan tidak hanya berhenti saat Hari Raya Imlek semata. Tujuh hari setelah Imlek, masyarakat etnis China yang ada di Indonesia biasanya akan memasak tujuh macam sayur. Makanan ini kemudian dimakan bersama sebagai perlambangan doa keselamatan bagi keluarga.
Top 5 MasterChef Indonesia 4 itu mengatakan deretan makanan tersebut merupakan tradisi yang hampir setiap tahun diadakan. Tidak peduli tahun ini sedang shio apa, makanan-makanan tersebut selalu tersedia.
Jadi, tradisi makanan yang ada di Imlek tidak berubah meski shio setiap tahunnya selalu berbeda-beda
Perubahan-perubahan pada makanan tradisi tersebut biasanya terjadi pada hal-hal minor. Sebab, tak bisa dimungkiri, beberapa makanan tersebut juga berinovasi mengikuti zaman.
Axhiang mencontohkan menu ikan sebagai elemen dasar tradisi tetap dipertahankan. Namun, masyarakat bisa berinovasi dalam hal bumbu, instrumen pendamping, dan sebagainya.
Inovasi serupa juga bisa dilihat pada kue keranjang. Kue yang awalnya hanya dicetak biasa dengan bambu, kini bisa dibikin dalam bentuk dan versi yang beragam. Misalnya, dicetak dalam bentuk ikan koi, ikan mas, dan sebagainya.
“Tidak ada batasan atau aturan harus begini atau harus begitu, tidak ada sih. Namun, bagi orang tua pasti memilih yang otentik. Akan tetapi, bagi bisnis kuliner atau sekadar ingin variasi, juga sah-sah saja dilakukan,” ujarnya.
Dengan tradisi makanan yang begitu banyak, Imlek akan jadi berkah tersendiri bagi para pelaku bisnis kuliner. Sebab, masyarakat biasanya mulai mencari makanan-makanan tradisi sejak dua minggu sebelum perayaan dimulai.
Oleh karena itu, peningkatan permintaan dari masyarakat etnis China akan meningkat tajam, terutama saat menjelang perayaan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.