Ilustrasi (Dok. Pradamas Gifarry/Unsplash)

Ada Bagi-Bagi Angpau, Ini 9 Tradisi Imlek di Indonesia

23 January 2022   |   09:38 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Tahun Baru China 2531 Kongzili pada tahun ini akan jatuh pada 1 Februari 2022. Perayaan yang dikenal sebagai Hari Raya Imlek ini merupakan momen penting bagi masyarakat Tionghoa yang dimulai pada hari pertama bulan pertama Hanzi pada penanggalan Tionghoa dan diakhiri dengan Cap Go Meh.

Sebutan Imlek sebenarnya bukan penamaan resmi, karena kata ini diambil dari Bahasa Hokkien dan digunakan oleh orang Indonesia. Di negara lain, perayaan ini umumnya disebut Guo Nian atau Xin Jia yang artinya lewati bulan atau bulan baru.

Setiap negara memiliki beberapa tradisi unik dalam perayaan Imlek tak terkecuali di Indonesia. Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah 9 tradisi Imlek yang unik di Indonesia.
 

1. Membersihkan rumah

Membersihkan rumah merupakan salah satu tradisi unik Hari Raya Imlek yang wajib dilakukan. Tradisi ini dipercaya sebagai upaya menyingkirkan kesialan yang berbentuk kotoran di dalam rumah. Setelah selesai membersihkan rumah, mereka biasanya akan menyingkirkan sapu dan sikat dari jangkauan. Mereka juga tidak diperbolehkan menyapu rumah saat hari pertama tahun baru karena itu artinya mengusir keberuntungan yang sudah hadir di rumah.
 

2. Serba Warna Merah

Salah satu ciri khas dalam setiap perayaan tahun baru Imlek adalah dominasi warna merah. Warna merah melambangkan sesuatu yang kuat, sejahtera, dan membawa keberuntungan atau hoki. Selain itu, warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian, makhluk mitologi yang hidup di dasar laut atau gunung yang dipercaya keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek untuk mengganggu anak kecil dan manusia. 

Oleh karena itu, warna merah digunakan masyarakat Tionghoa pada pakaian, aksesoris, dan juga pada hiasan rumah pada saat Imlek. Sementara itu, perlu diketahui bahwa warna putih dan hitam tidak disarankan untuk digunakan saat Imlek. Warna tersebut adalah warna pemakaman dan dipercaya akan membawa sial jika digunakan pada perayaan tahun baru.
 

Ilustrasi seseorang sedang sembahyang di klenteng (Dok. Qurrata Ayuni/Unsplash)

Ilustrasi seseorang sedang sembahyang di klenteng (Dok. Qurrata Ayuni/Unsplash)


3. Berkumpul dengan keluarga

Sama halnya dengan perayaan Hari Lebaran dan Natal, Imlek juga menjadi momen penting bagi masyarakat Tionghoa untuk mempererat tali persaudaraan. Banyak masyarakat Tionghoa yang menjelang Imlek juga memiliki tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi saudara dan merayakan tahun baru Imlek bersama keluarga di rumah.
 

4. Berdoa atau Ziarah ke Klenteng

Selain mengunjungi keluarga dan kerabat terdekat, perayaan tahun baru Imlek juga dilakukan dengan cara sembahyang di klenteng, mendoakan para leluhur dan saudara yang sudah berpulang. Di hari ketiga, biasanya masyarakat akan mengunjungi klenteng untuk berdoa dan meminta berkah kepada para dewa agar kehidupan mereka di tahun depan lebih baik dari tahun sebelumnya. 

Hal ini juga bisa dilakukan di rumah pada saat hari sebelum tahun baru Imlek, khususnya bagi masyarakat yang masih memeluk agama Konghucu dan Buddha. Dupa dan lilin dinyalakan, makanan seperti buah-buahan segar, kue, daging, serta minuman disajikan sebagai persembahan. Biasanya minuman yang disajikan adalah teh dan arak.
 

Ilustrasi Yu Sheng (Dok. Galen Crout/Unsplash)

Ilustrasi Yu Sheng (Dok. Galen Crout/Unsplash)


5. Berbagi Hong Bao atau Angpau

Hong bao atau amplop merah adalah salah satu tradisi Imlek yang paling terkenal. Di Indonesia, hong bao lebih dikenal dengan sebutan angpau. Membagikan hang bao merupakan tradisi Imlek di mana masyarakat Tionghoa yang sudah berkeluarga memberikan rezeki kepada anak-anak dan orang tuanya. 

Tradisi tahun baru Imlek ini juga berlaku bagi orang yang lebih tua kepada mereka yang lebih muda, misalnya orangtua kepada anak terutama mereka yang belum bekerja. Tidak terbatas hanya dalam lingkup keluarga, hong bau juga cukup umum diberikan oleh pemberi kerja untuk karyawan. Tradisi ini adalah salah satu momen dalam perayaan tahun baru imlek yang paling ditunggu-tunggu.

(Baca juga: Penuh Makna, 12 Makanan Ini Wajib Ada saat Imlek)
 

6. Tradisi Yu Sheng

Tradisi makan Yu Sheng adalah tradisi tahun baru imlek di Indonesia yang telah ada sejak lama. Yu Sheng adalah makanan khas Imlek yang disantap bersama-sama  di tengah meja bundar. Dijuluki sebagai salad Imlek, Yu Sheng sendiri disajikan dalam piring besar yang berisi aneka sayur dan daging seperti timun, lobak, irisan kol, wortel, manisan jeruk, dan potongan daging ikan mentah.

Cara menyantapnya, para anggota keluarga berdiri mengelilingi piring tersebut sambil memegang sumpit masing-masing dan ada yang bertugas menuang minyak wijen, saus plum, dan jeruk lemon agar makanan bisa disantap dengan lebih mudah. Setelah bahan sudah dituang, doa akan dibacakan dengan lantang kemudian semua anggota keluarga akan mengaduk semua isi piring bersama-sama dan mengangkatnya setinggi mungkin menggunakan sumpit. Semakin tinggi makanan bisa diangkat, semakin tinggi pula kesempatan terkabulnya harapan.
 

Ilustrasi barongsai (Dok. Chris Mok/Unsplash)

Ilustrasi barongsai (Dok. Chris Mok/Unsplash)

 

7. Makanan Khas Imlek

Selain hidangan pada Yu Sheng, perayaan Imlek juga identik dengan banyaknya makanan khas yang dihidangkan seperti kue mangkok, manisan segi delapan, dan tentunya mie sebagai hidangan wajib karena dianggap bisa membawa keberuntungan. 
 

8. Pantang Makan Bubur

Makanan yang dihidangkan saat Imlek memang sangat beragam, namun ada juga makanan yang menjadi pantangan yakni bubur. Meskipun bubur adalah makanan yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat Tionghoa, namun mereka tidak menikmatinya pada saat Imlek. 

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, bubur adalah makanan untuk orang sakit. Karena tidak mau dilanda sakit pada saat tahun baru, bubur tidak akan disajikan pada saat Imlek. Selain itu, bubur juga dianggap sebagai lambang kemiskinan dan kesusahan.
 

9. Barongsai

Pertunjukan Barongsai adalah salah satu tradisi tahun baru Imlek yang paling populer di Indonesia. Menjelang hari raya Imlek, biasanya mulai banyak berlangsung pertunjukan barongsai yang bisa ditemukan di tempat umum seperti mal. Pertunjukan menggunakan kostum unik ini dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang akan mengisi bagian kepala dan bagian tubuh singa bagian belakang dan melakukan akrobat atau tarian. 

Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, Barongsai merupakan lambang kesenangan dan kebahagiaan. Tarian singa ini dipercaya dapat membawa keberuntungan sekaligus mengusir roh-roh jahat yang akan mengganggu kehidupan manusia. Tak heran jika pertunjukan satu ini selalu ada dalam setiap perayaan Imlek.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

7 Rekomendasi Kuliner Legendaris Semarang yang Wajib Dicoba

BERIKUTNYA

Just Mom, Ekspresi Kerinduan Ibu pada Anak-Anaknya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: