Intip Sejarah dan Keunikan Museum Lawang Sewu & Ambarawa
24 January 2023 |
15:33 WIB
Museum Lawang Sewu
Museum Lawang Sewu pada awalnya adalah kantor pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Gedung Lawang Sewu dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2.Pembangunan bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar 1916, dan selesai pada 1918.
Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag adalah arsitek di balik desain gedung Museum Lawang Sewu. Keduanya adalah arsitek dari Amsterdam yang memiliki ciri khas berupa elemen lengkung dan sederhana dalam bangunannya. Gedung Lawang Sewu didesain menyerupai huruf L dan memiliki jumlah jendela serta pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara
.
Museum Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim, serta kejayaan kereta api.
Tidak hanya itu, ornamen tembikar pada bidang lengkung di atas balkon, kubah kecil di puncak menara air yang dilapisi tembaga, dan puncak menara dengan hiasan perunggu juga terdapat di Museum Lawang Sewu.
Museum Ambarawa
Museum Ambarawa pada awalnya adalah stasiun kereta api bernama Stasiun Willem I yang diresmikan pada 21 Mei 1873. Stasiun yang peresmiannya bersamaan dengan pembukaan lintas Kedungjati – Ambarawa itu dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I menjadi sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah. Setelah di non-aktifkan pada 1976, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam.
Langkah itu guna menyelamatkan peninggalan lokomotif uap dan sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah. Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan. Tidak hanya itu, Stasiun Ambarawa pada saat itu masih menyimpan teknologi kuno yang bisa dioperasikan
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.