Sejarah & Fakta Unik Lawang Sewu, Bangunan Ikonik di Pusat Kota Semarang
07 December 2022 |
14:10 WIB
Semarang, ibukota provinsi Jawa Tengah memiliki salah satu destinasi wisata ikonik bernama Lawang Sewu. Dengan arsitekturnya yang menakjubkan, tak lengkap rasanya bila Genhype plesiran ke sana tapi tidak berkunjung ke bangunan yang berdiri megah di pusat Kota Lumpia itu.
Memiliki desain arsitektur yang unik, Lawang Sewu pertama kali dibangun pada 1900-an sebagai kantor Indische Spoorweg Maatscappij (NISM), sebuah perusahaan kereta api swasta asal Netherland. Tapi, gedung tersebut juga menyimpan sisi gelap, yang berfungsi sebagai penjara pada masa penjajahan.
Tak hanya itu, dalam sejarahnya Lawang Sewu juga jadi saksi bisu peristiwa pertempuran antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang yang berlangsung lima hari pada 14 sampai 19 Oktober 1945 untuk mempertahankan kemerdekaan.
Baca juga: Stasiun Kereta Peninggalan Belanda yang Masih Berdiri Megah di Jakarta
Dengan keunikan arsitektur dan kisahnya yang kaya akan sejarah, berikut adalah empat fakta menarik Lawang Sewu yang dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Lawang Sewu tak bisa dilepaskan dari sejarah perkeretaapian di Indonesia, sebab gedung tersebut awalnya dibangun sebagai kantor pusat Kereta api NISM. Institusi itulah yang pertama kali membangun jalur kereta api di Idonesia paa 1867 untuk menghubungkan Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta.
Oleh karena itu, di tempat ini Genhype bisa menemukan berbagai koleksi sejrah yang menghambarkan perjalanan kereta api di Indonesia dari masa ke masa. Beberapa di anyaranya adalah karcis kereta kuno, pakaian para masinis, lemari karcis edmonson, hingga alat komunikasi telepon kayu dan telegraf.
Bangunan Lawang Sewu dirancang oleh dua orang arsitektur asal Amsterdam bernama Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag. Desainnya dibuat menyerupai huruf "L" dengan jumlah jendela dan pintu yang banyak untuk memaksimalkan sirkulasi udara Indonesia yang lembab. Dari sinilah kemudian awal mula nama Lawang Sewu dikenal.
Adapun, proses pembangunan gedung Lawang Sewu juga dilakukan secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2. Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan mulai dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai pada 1918.
Selain memiliki desain yang unik, Lawang Sewu juga menyimpan keindahan lain berupa lukisan kaca patri mewah yang menggambarkan kemakmuran tanah di Pulau Jawa dengan flora dan faunanya yang beragam dengan sentuhan khas gaya Eropa.
Karya seni kaca patri itu sendiri adalah karya pabrikan Johannes Lourens Schouten yang juga menambahkkan gambar Dewi Fortuna dan Venus sebagai simbol keberuntungan dan cinta. Tak hanya itu, di bagian bidang lengkung balkon terdapat ornamen kubah kecil berlapis tembaga dan perunggu.
Meski memiliki nama Lawang Sewu yang dalam bahasa Indonesia berarti pintu seribu, akan tetapi jumlah pintu dalam gedung ini tidak mencapai hingga seribu melainkan hanya 928. Masyarakat menyebutnya dengan Lawang Sewu adalah untuk memudahkan mereka dalam mengucapkannya, alih-alih menyebutnya sebagai 'lawang sangangatus wolulikur', yang dianggap terlalu panjang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Memiliki desain arsitektur yang unik, Lawang Sewu pertama kali dibangun pada 1900-an sebagai kantor Indische Spoorweg Maatscappij (NISM), sebuah perusahaan kereta api swasta asal Netherland. Tapi, gedung tersebut juga menyimpan sisi gelap, yang berfungsi sebagai penjara pada masa penjajahan.
Tak hanya itu, dalam sejarahnya Lawang Sewu juga jadi saksi bisu peristiwa pertempuran antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang yang berlangsung lima hari pada 14 sampai 19 Oktober 1945 untuk mempertahankan kemerdekaan.
Baca juga: Stasiun Kereta Peninggalan Belanda yang Masih Berdiri Megah di Jakarta
Dengan keunikan arsitektur dan kisahnya yang kaya akan sejarah, berikut adalah empat fakta menarik Lawang Sewu yang dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
1. Saksi sejarah Perkeretaapian Indonesia
Ilustrasi Lawang Sewu pada zaman kolonial (sumber gambar:KAI)
Oleh karena itu, di tempat ini Genhype bisa menemukan berbagai koleksi sejrah yang menghambarkan perjalanan kereta api di Indonesia dari masa ke masa. Beberapa di anyaranya adalah karcis kereta kuno, pakaian para masinis, lemari karcis edmonson, hingga alat komunikasi telepon kayu dan telegraf.
2. Didesain Arsitek dari Amsterdam
Bangunan Lawang Sewu dirancang oleh dua orang arsitektur asal Amsterdam bernama Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag. Desainnya dibuat menyerupai huruf "L" dengan jumlah jendela dan pintu yang banyak untuk memaksimalkan sirkulasi udara Indonesia yang lembab. Dari sinilah kemudian awal mula nama Lawang Sewu dikenal.Adapun, proses pembangunan gedung Lawang Sewu juga dilakukan secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2. Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan mulai dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai pada 1918.
3. Memiliki Lukisan Kaca Mewah
Ilustrasi kaca patri di Lawang Sewu (sumber gambar Unsplash/Sulthan Auliya)
Karya seni kaca patri itu sendiri adalah karya pabrikan Johannes Lourens Schouten yang juga menambahkkan gambar Dewi Fortuna dan Venus sebagai simbol keberuntungan dan cinta. Tak hanya itu, di bagian bidang lengkung balkon terdapat ornamen kubah kecil berlapis tembaga dan perunggu.
4. Jumlah Pintunya Tak Sampai Seribu
Meski memiliki nama Lawang Sewu yang dalam bahasa Indonesia berarti pintu seribu, akan tetapi jumlah pintu dalam gedung ini tidak mencapai hingga seribu melainkan hanya 928. Masyarakat menyebutnya dengan Lawang Sewu adalah untuk memudahkan mereka dalam mengucapkannya, alih-alih menyebutnya sebagai 'lawang sangangatus wolulikur', yang dianggap terlalu panjang.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.