Rekomendasi 6 Festival di Pulau Jeju, Salah Satunya Menyaksikan Aksi Perempuan Penyelam yang Tangguh
19 January 2023 |
14:32 WIB
1
Like
Like
Like
Pepatah kuno mengatakan, Pulau Jeju kaya dengan batu, angin, dan perempuan. Tiga hal berbeda yang disebut samdado ini menyatu di sepanjang 250 kilomenter garis pantai menakjubkan di Jeju. Keindahan dan kekayaan alam pulau ini telah memberi penghidupan bagi penduduk.
Pulau Jeju memiliki dua pusat kota, yakni jeju City dan Seogwipo, terletak di utara dan selatan Hallasan. Distrik kembar ini ramai dengan kehidupan malam, restoran serta butik-sehingga dijuluki “Hawaii versi Korea”- dan populer di kalangan pegolf, pencinta pantai dan pasangan yang berbulan madu.
Bicara tentang Jeju, kita tak bisa lepas dari haenyeo-penyelam wanita- yang merupakan ikon pulau ini. Sebagian besar haenyeo berusia 50-an, 60-an, bahkan 80-an, mereka masih bisa menyelam sampai kedalaman 20 meter tanpa memakai masker ke dasar laut.
Baca juga: Jalan-jalan ke 3 Kota Wisata Paling Populer di Korea Selatan
Dalam sehari mereka bisa muljil atau panen di dasar laut selama lima hingga enam jam. Mereka mendapatkan abalone, landak laut, rumput laut, dan tunicata, dengan berat mencapai 60 kg. Pada sore hari, para haenyeo ini duduk di dermaga untuk menyortir sisa hasil tangkapan. Biasanya tangkapan paling bagus dibeli oleh pemilik restoran dan pedagang grosir setempat.
Tidak heran, para wanita Jeju memiliki umur paling panjang di Korea. Selain karena rajin latihan fisik, pola makan mereka didominasi sayuran dan buah lokal, dengan sedikit ikan, seafood, dan sesekali mengonsumsi daging.
Buat turis yang ingin menikmati hasil panen tersebut bisa saja mendatangi Pasar Lima Hari di Jeju. Beberapa pasar buka pada siang hari, sementara yang lain beroperasi pada malam hari, dan masing-masing memiliki ciri khas.
Bagi pengunjung yang tertarik untuk berlibur ke Pulau jeju, tak hanya akan menikmati indahnya pulau dan kebudayaan yang unik ini. Kawasan pesisir ini juga memiliki berbagai festival yang wajib untuk kalian saksikan.
Jeju Fire Festival bukan hanya perhelatan terbesar di pulau Jeju, tetapi juga festival api terbesar di dunia. Festival ini memiliki program acara berbagai pertunjukan, acara langsung, kontes, dan pasar rakyat.
Jeju Fire Festival diselenggarakan setiap tahun. Biasanya pada Maret. Festival ini merupakan interpretasi ulang dari tradisi peternakan sapi - disebut dengan bangae- di Jeju era 70-an yang dikemas dengan acara lebih modern.
Bangae yakni tradisi masyarakat Jeju yang membakar ladang pada akhir musim dingin dan awal musim semi dengan tujuan untuk memperbaharui lahan ladang agar hijau kembali, serta untuk memusnahkan kutu. Berkat kearifan nenek moyang Korea, kita bisa menikmati festival spektakuler ini setiap tahun.
Festival yang diadakan dalam rangka menyambut kemakmuran yang akan datang dan mengurangi kemalangan ini memiliki ratusan ribu pengunjung tiap tahunnya.
Festival ini pun memenangkan sejumlah penghargaan di antaranya, Ministry of Culture, Sports & Tourism’s Outstanding Festival tahun 2016, Korea Festival Content Grand Prize for Festival and Tourism tahun 2016, dan Korea’s Greatest Hit of the Year Grand Prize tahun 2015. Festival ini juga terpilih sebagai The Most Proud Cultural Resource oleh masyarakat Jeju.
Jeju Haenyeo Festival diadakan setiap tahun. Lewat festival ini kita bisa menyaksikan pertunjukan budaya haenyeo (penyelam wanita) dengan cara yang menghibur. Bagi banyak orang, para haenyeo ini merupakan simbol kehidupan pulau –dan juga ikatan antara manusia dan alam. Para haenyeo ini tinggal di pemukiman di pesisir Jeju, dengan jumlah mencapai 4.000 orang.
Festival ini diadakan di Museum Haenyeo dan di area-area sekitarnya. Kegiatan festival ini di antaranya lomba mengumpulkan keong oleh para lulusan sekolah haenyeo, parade jalanan oleh haenyeo dari penjuru pulau, kontes menyanyi haenyeo, serta menangkap keong dan flatfish dengan tangan di pantai.
Festival yang populer ini diadakan setiap tahun di Moseulpo Port, selatan Pulau Jeju. Tahun ini merupakan festival ke 14. Bangeo Festival diadakan untuk merayakan ikan bangeo yang banyak ditangkap di area ini. Menariknya, pengunjung juga bisa memancing dan menikmati ikan bangeo dan mencoba menu khas Pulau Jeju lainnya. Di antaranya heukdweji-gogigui (babi hutan panggang), galchijorim (ikan cutlass rebus dengan kecap dan rempah-rempah), dan lainnya.
Festival ini sungguh berbeda antara pagi dan malam hari. Pada pagi hari, kalian melihat variasi tanaman rempah dan lebih dari 150 jenis bunga-bunga liar, merasakan gold foot bath, pembuatan sabun, panen jamur shitake dan buah jeruk.
Ketika malam tiba, pengunjung disuguhkan Secret Garden, pertunjukan 2D-mapping multimedia pertama di Jeju akan menyala dan mengubahnya menjadi taman romantis dengan tiga juta lampu yang berkelap-kelip.
Fastival paling penting di Jeju adalah Seongsan Sunrise Festival yang namanya diambil dari landmark Jeju, Seongsan Ilchulbong Peak. Saat matahari terbit, bergabunglah dengan penduduk untuk memanjatkan permohonan tahun baru dan berdoa di puncak yang masuk dalam daftar New Seven Wonders of the World.
Pada 30 Desember malam, berbagai pertunjukan akan diadakan. Kembang api dan acara lainnya akan digelar esok harinya.
Festival yang dimulai di musim panas ini sangat populer di kalangan penduduk dan turis. Pengunjung bakal dimanjakan oleh berbagai bunga hyrangea cantik yang menyegarkan mata. Rasanya hari yang berat lenyap hanya dengan datang ke Jeju saat ini.
Hydrangea yang dibudidayakan di rumah kaca dan taman. Keseluruhan acara yang digelar selama sebulan ini menampilkan rangkaian bunga dan lanskap yang ditutupi dengan hydrangea berwarna-warni yang membentang dari pintu masuk utama hingga pintu keluar taman. Dijamin feeds sosial media kalian akan dipenuhi pesona bunga ini.
Baca juga: 10 Street Food Musim Dingin Khas Korea, Bikin Ngiler!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Dika Irawan
Pulau Jeju memiliki dua pusat kota, yakni jeju City dan Seogwipo, terletak di utara dan selatan Hallasan. Distrik kembar ini ramai dengan kehidupan malam, restoran serta butik-sehingga dijuluki “Hawaii versi Korea”- dan populer di kalangan pegolf, pencinta pantai dan pasangan yang berbulan madu.
Bicara tentang Jeju, kita tak bisa lepas dari haenyeo-penyelam wanita- yang merupakan ikon pulau ini. Sebagian besar haenyeo berusia 50-an, 60-an, bahkan 80-an, mereka masih bisa menyelam sampai kedalaman 20 meter tanpa memakai masker ke dasar laut.
Baca juga: Jalan-jalan ke 3 Kota Wisata Paling Populer di Korea Selatan
Dalam sehari mereka bisa muljil atau panen di dasar laut selama lima hingga enam jam. Mereka mendapatkan abalone, landak laut, rumput laut, dan tunicata, dengan berat mencapai 60 kg. Pada sore hari, para haenyeo ini duduk di dermaga untuk menyortir sisa hasil tangkapan. Biasanya tangkapan paling bagus dibeli oleh pemilik restoran dan pedagang grosir setempat.
Tidak heran, para wanita Jeju memiliki umur paling panjang di Korea. Selain karena rajin latihan fisik, pola makan mereka didominasi sayuran dan buah lokal, dengan sedikit ikan, seafood, dan sesekali mengonsumsi daging.
Buat turis yang ingin menikmati hasil panen tersebut bisa saja mendatangi Pasar Lima Hari di Jeju. Beberapa pasar buka pada siang hari, sementara yang lain beroperasi pada malam hari, dan masing-masing memiliki ciri khas.
Bagi pengunjung yang tertarik untuk berlibur ke Pulau jeju, tak hanya akan menikmati indahnya pulau dan kebudayaan yang unik ini. Kawasan pesisir ini juga memiliki berbagai festival yang wajib untuk kalian saksikan.
1. Jeju Fire Festival (Maret)
Jeju Fire Festival (Sumber gambar: visitkorea)
Jeju Fire Festival diselenggarakan setiap tahun. Biasanya pada Maret. Festival ini merupakan interpretasi ulang dari tradisi peternakan sapi - disebut dengan bangae- di Jeju era 70-an yang dikemas dengan acara lebih modern.
Bangae yakni tradisi masyarakat Jeju yang membakar ladang pada akhir musim dingin dan awal musim semi dengan tujuan untuk memperbaharui lahan ladang agar hijau kembali, serta untuk memusnahkan kutu. Berkat kearifan nenek moyang Korea, kita bisa menikmati festival spektakuler ini setiap tahun.
Festival yang diadakan dalam rangka menyambut kemakmuran yang akan datang dan mengurangi kemalangan ini memiliki ratusan ribu pengunjung tiap tahunnya.
Festival ini pun memenangkan sejumlah penghargaan di antaranya, Ministry of Culture, Sports & Tourism’s Outstanding Festival tahun 2016, Korea Festival Content Grand Prize for Festival and Tourism tahun 2016, dan Korea’s Greatest Hit of the Year Grand Prize tahun 2015. Festival ini juga terpilih sebagai The Most Proud Cultural Resource oleh masyarakat Jeju.
2. Jeju Haenyeo Festival (Oktober)
Jeju Haenyeo Festival (Sumber gambar: Ijto)
Festival ini diadakan di Museum Haenyeo dan di area-area sekitarnya. Kegiatan festival ini di antaranya lomba mengumpulkan keong oleh para lulusan sekolah haenyeo, parade jalanan oleh haenyeo dari penjuru pulau, kontes menyanyi haenyeo, serta menangkap keong dan flatfish dengan tangan di pantai.
3. Bangeo Festival (November)
Bangeo Festival (Sumber gambar: visitkorea)
4. Herb Island Light Festival (November-Desember)
Festival ini sungguh berbeda antara pagi dan malam hari. Pada pagi hari, kalian melihat variasi tanaman rempah dan lebih dari 150 jenis bunga-bunga liar, merasakan gold foot bath, pembuatan sabun, panen jamur shitake dan buah jeruk.Ketika malam tiba, pengunjung disuguhkan Secret Garden, pertunjukan 2D-mapping multimedia pertama di Jeju akan menyala dan mengubahnya menjadi taman romantis dengan tiga juta lampu yang berkelap-kelip.
5. Seongsan Sunrise Festival (Desember-Januari)
Fastival paling penting di Jeju adalah Seongsan Sunrise Festival yang namanya diambil dari landmark Jeju, Seongsan Ilchulbong Peak. Saat matahari terbit, bergabunglah dengan penduduk untuk memanjatkan permohonan tahun baru dan berdoa di puncak yang masuk dalam daftar New Seven Wonders of the World.Pada 30 Desember malam, berbagai pertunjukan akan diadakan. Kembang api dan acara lainnya akan digelar esok harinya.
6. Huerre Hydrangea Summer Festival (Juni-Juli)
Huerre Hydrangea Summer Festival (Sumber gambar: hueree.com)
Festival yang dimulai di musim panas ini sangat populer di kalangan penduduk dan turis. Pengunjung bakal dimanjakan oleh berbagai bunga hyrangea cantik yang menyegarkan mata. Rasanya hari yang berat lenyap hanya dengan datang ke Jeju saat ini.
Hydrangea yang dibudidayakan di rumah kaca dan taman. Keseluruhan acara yang digelar selama sebulan ini menampilkan rangkaian bunga dan lanskap yang ditutupi dengan hydrangea berwarna-warni yang membentang dari pintu masuk utama hingga pintu keluar taman. Dijamin feeds sosial media kalian akan dipenuhi pesona bunga ini.
Baca juga: 10 Street Food Musim Dingin Khas Korea, Bikin Ngiler!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.