Autobiography (Sumber gambar: Youtube.com/Kawan Kawan Media)

Autobiography, Debut Film Panjang Makbul Mubarak yang Filosofis

17 January 2023   |   21:46 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Makbul Mubarak kembali mengundang penasaran penikmat film dengan cerita sederhana yang dibuat kompleks. Dia masih terkenal dengan setiap penutup filmnya yang sengaja dibuat menggantung dan membiarkan penontonnya memiliki persepsi masing-masing.

Pria kelahiran Tolitoli, Sulawesi Tengah ini naik daun setelah film pendeknya yang berjudul Ruah, meraih Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2017 untuk kategori Film Pendek Terbaik.

Baca juga: Begini Cerita Sutradara Makbul Mubarak Bawa Autobiography ke Festival Film Dunia

Sebelumnya, dia juga pernah menyutradai film Sugih, hingga akhirnya karya terbaiknya kala itu, Ruah mengangkat namanya tidak hanya sebagai sutradara tetapi juga penulis skenario. Namun beda cerita dengan film panjang, selama 7 tahun, Makbul hanya berkutat dengan film pendek menjadi sutadara dan penulis. Dari sanalah dia tak berpuas diri begitu saja.

Autobiography, sebuah film yang memulai debut Makbul di film panjang. Dengan tekad kuat, Makbul akhirnya menceburkan diri dalam film panjang yang menurutnya sangat berbeda dengan film pendek.

"Untuk membuat film panjang tentu keseluruhan prosesnya berbeda dengan film pendek, di mana saya merasa jujur terhadap proses, sangat penting di sini. Film panjang memiliki gaya dan cara penceritaan yang berbeda dan sulit dibandingkan dengan film pendek,” ungkap Makbul saat konferensi pers film Autobiography di kawasan Epicentrum XXI, Jakarta pada Selasa, 17 Januari 2022.

Filmnya mengangkat kisah antara majikan dan pembantu yang sangat kental berbalut kehidupan penuh kekuasaan. “Saya tidak menyorot instansinya, tapi menekankan unsur isme yang terinspirasi dari era rezim saat saya lahir. Cerita film ini sangat personal untuk saya,” katanya.

Makbul menyebut, film ini menjelaskan paham yang besar mengenai bagaimana pengalaman dan rasa takutnya pada masa kecil dengan kondisi kekuasaan kala itu.
 


Meski membawa pesan yang dalam, lagi-lagi Makbul membawa sebuah tema cerita yang sederhana, yaitu bergantungnya kehidupan masyarakat bawah dengan yang berkuasa. “Saya mencoba merekam pesan potret hubungan sederhana antara majikan dan pembantu yang ternyata bisa sangat banyak layer di dalamnya,” jelasnya.

Film yang akan rilis pada 19 Januari mendatang ini hadir dengan premis sederhana mengenai potret hubungan dua orang yang saling bergantung, utamanya pandangan dari generasi dahulu dan generasi sekarang. Gambar-gambar yang diarahkannya pun mengajak penonton fokus pada hal kecil yang memorable, seperti kopi, teh, atau permainan catur.

Dalam konferensi persnya, Makbul berulang kali menyebut kata takut. Takutlah yang menjadi titik balik Makbul berani maju dengan film ini. Dia memandang rasa takut dalam film ini sebagai bentuk lingkaran, yang tidak tahu ujungnya akan berhenti di mana.

Akhir ceritanya pun dibuat tidak tampak seperti jawaban ya atau tidak, atau menggambarkan rasa takut yang naik atau turun, tetapi benar-benar lingkaran yang belum tahu kapan putusnya.

Autobiography tampak seperti sebuah cermin, di mana generasi terdahulu dan generasi masa kini tampak seperti berefleksi satu sama lain. Generasi terdahulu mewariskan sesuatu pada generasi sekarang, dan generasi sekarang belajar dari generasi terdahulu.

Baca jugaSosok Ayah Jadi Inspirasi Sutradara Makbul Mubarak Angkat Film Autobiography

Autobiography bicara tentang bagaimana dua generasi yang diwakili dua tokoh utama ini saling menulis dan mengisahkan layaknya sedang bercermin.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Cek Profil & Fakta Bella Ramsey, Bintang Muda The Last Of Us

BERIKUTNYA

Bukan Cuma Generasi Old, Anak-Anak Muda juga Mulai Tertarik Menikmati Karya Seni

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: