Jajanan SD Menggiurkan, Waspada Risikonya!
17 January 2023 |
17:51 WIB
2
Likes
Like
Likes
Kudapan atau jajanan terutama yang dijajakan di sekitar sekolah semakin bervariasi dan menarik perhatian anak. Selain cikbul atau ciki ngebul, ada pula tahu bulat, cilung (aci gulung), papeda, maupun telur gulung yang menggunakan bubuk cabai hingga perisa dengan beraneka warna.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Muzal Kadim mengatakan jika makanan dengan beragam perisa berwarna terutama yang tidak bisa dipastikan keamanannya, bisa memicu pertumbuhan sel kanker atau bersifat karsinogenik apabila dikonsumsi jangka panjang.
“Apalagi kalau sudah ada campuran pengawet, mengandung boraks, mengandung zat warna, dikonsumsi terus-terusan, itu bisa menimbulkan sifat karsinogenik,” ujarnya kepada Hypeabis.id dalam diskusi virtual, Selasa (7/1/2023).
Sementara bubuk cabai jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan seperti lambung, usus, hingga usus besar. Kasus ini banyak ditemukan pada pasien Muzal.
Baca juga: Uap dari Nitrogen Cair Berisiko Lukai Lambung Hingga Kerusakan Parah Organ Internal Tubuh
Dia menyebut tidak sedikit anak dan remaja mengkonsumsi bubuk cabai berlebihan akhirnya datang mengeluhkan lambung terasa penuh. Ketika diperiksa, ternyata terjadi radang pada lambung hingga di kolon atau usus besar. “Dia nyeri perut kadang BAB ada darahnya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan para orang tua harus memperhatikan kudapan yang dikonsumsi anak di sekolah. Paling baik jika orang tua membuatkan kudapan dari rumah sebagai bekal mereka.
Kalaupun tidak sempat, sebaiknya mengontrol apakah kudapan tersebut terjaga kebersihannya. Jika makanan tidak terjaga kebersihannya yakni nempelnya bakteri dan virus yang bisa menyebabkan disentri hingga hepatitis A.
Pastikan pula tidak mengandung zat berbahaya, zat pewarna, dan zat pengawet yang berbahaya bagi tubuh si kecil. “Kalau makanan-makanan warnanya itu menggiurkan, warnanya cemerlang sekali, itu hati-hati ya. Zat pewarna makanan yang aman biasanya warnanya tidak terlalu cerah,” imbaunya.
Perhatikan pula ketika makanan tersebut tampak awet walau sudah dipajang hampir seharian, dikhawatirkan itu mengandung zat pengawet seperti boraks. Pengawet makanan tersebut sudah jelas dilarang digunakan. Boraks bisa menimbulkan keracunan juga bersifat karsinogenik. “Harus dikontrol. Penyajiannya juga,” tegas Muzal.
Sementara itu, dia meminta para orang tua memilih makanan atau kudapan yang memiliki kandungan gizi. Ibu terutama, disarankan untuk membuat makanan yang mengenyangkan, tentu dengan karbohidrat, protein, lemak, dan nutrisi seimbang untuk anak sebelum pergi ke sekolah. Dengan demikian, si kecil tidak cepat lapar atau tergiur untuk jajan.
Baca juga: Picu Keracunan, Kasus Jajanan Ciki Ngebul Sudah Layak Dianggap KLB?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Muzal Kadim mengatakan jika makanan dengan beragam perisa berwarna terutama yang tidak bisa dipastikan keamanannya, bisa memicu pertumbuhan sel kanker atau bersifat karsinogenik apabila dikonsumsi jangka panjang.
“Apalagi kalau sudah ada campuran pengawet, mengandung boraks, mengandung zat warna, dikonsumsi terus-terusan, itu bisa menimbulkan sifat karsinogenik,” ujarnya kepada Hypeabis.id dalam diskusi virtual, Selasa (7/1/2023).
Sementara bubuk cabai jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan seperti lambung, usus, hingga usus besar. Kasus ini banyak ditemukan pada pasien Muzal.
Baca juga: Uap dari Nitrogen Cair Berisiko Lukai Lambung Hingga Kerusakan Parah Organ Internal Tubuh
Dia menyebut tidak sedikit anak dan remaja mengkonsumsi bubuk cabai berlebihan akhirnya datang mengeluhkan lambung terasa penuh. Ketika diperiksa, ternyata terjadi radang pada lambung hingga di kolon atau usus besar. “Dia nyeri perut kadang BAB ada darahnya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan para orang tua harus memperhatikan kudapan yang dikonsumsi anak di sekolah. Paling baik jika orang tua membuatkan kudapan dari rumah sebagai bekal mereka.
Kalaupun tidak sempat, sebaiknya mengontrol apakah kudapan tersebut terjaga kebersihannya. Jika makanan tidak terjaga kebersihannya yakni nempelnya bakteri dan virus yang bisa menyebabkan disentri hingga hepatitis A.
Pastikan pula tidak mengandung zat berbahaya, zat pewarna, dan zat pengawet yang berbahaya bagi tubuh si kecil. “Kalau makanan-makanan warnanya itu menggiurkan, warnanya cemerlang sekali, itu hati-hati ya. Zat pewarna makanan yang aman biasanya warnanya tidak terlalu cerah,” imbaunya.
Perhatikan pula ketika makanan tersebut tampak awet walau sudah dipajang hampir seharian, dikhawatirkan itu mengandung zat pengawet seperti boraks. Pengawet makanan tersebut sudah jelas dilarang digunakan. Boraks bisa menimbulkan keracunan juga bersifat karsinogenik. “Harus dikontrol. Penyajiannya juga,” tegas Muzal.
Sementara itu, dia meminta para orang tua memilih makanan atau kudapan yang memiliki kandungan gizi. Ibu terutama, disarankan untuk membuat makanan yang mengenyangkan, tentu dengan karbohidrat, protein, lemak, dan nutrisi seimbang untuk anak sebelum pergi ke sekolah. Dengan demikian, si kecil tidak cepat lapar atau tergiur untuk jajan.
Baca juga: Picu Keracunan, Kasus Jajanan Ciki Ngebul Sudah Layak Dianggap KLB?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.