Ilustrasi UFO. (Sumber gambar: Unsplash/Bruce Warrington)

Pentagon Rillis Data Terbaru Penelitian UFO, Ada 366 Laporan Pada 2022

15 January 2023   |   12:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Penelitian unidentified flying object (UFO) di Amerika Serikat terus berlanjut. Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) baru-baru ini menyampaikan, total ada 510 laporan fenomena benda terbang tidak dikenal. Sebagian besar laporan berasal dari personel militer AS. 

ODNI mencatat, terdapat 366 kasus baru diidentifikasi pada 2022, sedangkan 144 sisanya berasal dari laporan sebelumnya yang mengamati data UFO antara 2004 dan 2017. Dari 366 kasus yang baru dibuka, 195 pada awalnya mampu diselesaikan dengan penjelasan.

Sementara itu, ada 26 kasus diidentifikasi sebagai drone, 163 diklasifikasikan sebagai balon atau entitas seperti balon, dan enam diberi label sebagai kekacauan di udara, seperti burung atau kantong plastik. Kendati demikian, sebanyak 171 kasus sisanya tercatat tidak terkarakterisasi dan tidak dapat diatribusikan karena kurangnya data rinci. 

Baca jugaLangit Ukraina Diserbu UFO? Begini Penjelasan Astronom

Beberapa dari kasus ini, melibatkan objek yang bergerak dengan cara yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan, dan masih dalam penyelidikan. Sayangnya, Pentagon enggan menyebutkan kemungkinan adanya keterlibatan alien dalam fenomena objek yang aneh itu. 

ODNI dalam laporannya juga menyatakan tidak ada pertemuan dengan fenomena udara tak dikenal (UAP) yang dikonfirmasi untuk berkontribusi langsung pada efek kesehatan merugikan. Ini bertentangan dengan laporan UAP yang dirilis pada 2022. 

Di dalam laporan sebelumnya, beberapa warga sipil menderita luka bakar radiasi, kerusakan otak atau masalah kehamilan sebagai akibat dari pertemuan UFO. Mengutip Live Science, laporan tersebut berasal dari 1873 dan bukan bagian dari penyelidikan Pentagon baru-baru ini. 

Pemerintah AS diketahui memang  mengambil minat baru dalam penyelidikan UFO selama beberapa tahun terakhir, sejak bocornya rekaman militer dari beberapa pesawat tak dikenal yang bergerak dengan cara aneh.

Pada awal 2022, Pentagon mendirikan kantor baru khusus untuk mengoordinasikan dan menyelidiki laporan UFO dari personel militer AS. Kantor yang disebut sebagai All-domain Anomaly Resolution Office (AARO), telah mengambil alih 366 laporan yang baru diidentifikasi. 

Mereka juga siap menerima lebih banyak lagi laporan UAP untuk menghilangkan stigma fenomena tersebut demi kepentingan keamanan nasional. 

Tidak dipungkiri pada September 2022, Angkatan Laut AS ogah merilis video diduga UFO atau fenomena udara tak dikenal (UAP) karena dianggap berdampak pada keamanan nasional. “Ini membahayakan keamanan nasional,” tulis juru bicara Angkatan Laut AS dalam keterangan resminya. 

Pernyataan itu dilontarkan sebagai tanggapan atas permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi/Freedom of Information Act (FOIA) yang diajukan melalui situs The Black Vault kepada Angkatan Laut AS. Adapun Black Vault merupakan situs transparansi milik pemerintah AS yag sebelumnya membagikan ribuan halaman dokumen terkait UFO atas persetujuan Badan Intelijen AS (CIA) dan lembaga pemerintah lainnya.

Permintaan keterbukaan informasi ini diajukan sejak April 2020, satu hari setelah Angkatan Laut AS merilis tiga video yang diambil oleh pilot mereka dan menunjukkan pesawat berteknologi tinggi bergerak secepat kilat dan di luar nalar. Black Vault meminta agar Angkatan Laut saat ini menyerahkan setiap dan semua video lain yang terkait dengan UAP atau UFO tersebut.

“Rilis informasi ini akan membahayakan keamanan nasional karena dapat memberikan informasi berharga kepada musuh mengenai operasi, kerentanan, dan/atau kemampuan Departemen Pertahanan/Angkatan Laut,” ujar Wakil Direktur Kantor Pusat Penerangan Angkatan Laut AS Gregory Cason dalam keterangannya.

Dia menegaskan tidak ada bagian dari video yang dapat dipisahkan untuk dirilis. Cason menambahkan tiga video UAP yang dirilis pada April 2020 karena video tersebut sebelumnya telah bocor ke media dan telah dibahas secara luas di media sosial.

“Angkatan Laut menganggap mungkin untuk secara resmi merilis rekaman itu tanpa merusak keamanan nasional lebih lanjut," tulis Cason.

Baca jugaNASA Kumpulkan Tim Peneliti untuk Pelajari Fenomena UFO

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Sindir Gerard Piqué Lewat Lagu, Shakira Trending Nomor 1 di YouTube

BERIKUTNYA

8 Tip Kerja Hybrid Agar Karyawan Lebih Produktif

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: