Minat terhadap robot sudah ada sejak SD (Sumber gambar: Pendidikan Inklusi Cikal)

Siswa Kelas 7 Ciptakan Robot Pertanian Maculer yang Unggul di Kompetisi Internasional

14 January 2023   |   11:07 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Satu lagi putra bangsa berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional setelah berhasil meraih medali perunggu di kompetisi International Youth Robotic Competition (IYRC) Korea Selatan dengan melawan perwakilan 22 negara.

Siswa berprestasi itu adalah Alkhan Abdiela Hidayat, yakni kelas 7 sekolah menengah pertama (SMP). Siswa SMP Cikal Lebak Bulus yang kerap disapa Alkhan itu memperoleh medali melalui karya robotik bernama Maculer.

Baca juga: Jadi Wadah Monetisasi Konten, Yuk Ikutan Kompetisi Komik Digital Ini!

Maculer adalah karya robot lanjutan dari karya robot yang pernah dibuat, dan berhubungan dengan pertanian. Maculer berasal dari kata macul, yakni kegiatan yang biasa dilakukan oleh para petani saat awal mengolah tanah.

Robot Maculer terinspirasi dari idenitas Indonesia sebagai negara agraris. Namun, pemanfaatan teknologi yang terkait sebagai negara agraris masih belum maksimal. Robot ini mampu melakukan proses penggemburan tanah, pemberian pupuk, dan menyemprot bacterisida.

Pembuatan proyek maculer membutuhkan waktu setidaknya dua bulan. Selama itu, sejumlah tantangan pun dihadapi seperti mengerjakan coding. Dia pun kerap mencari tahu dan melakukan konsultasi dengan mentor.

“Lalu terus mencoba mengkreasikan bentuk robotku yang bisa cocok dengan coding-nya sehingga robot bisa bekerja dengan baik sesuai yang diinginkan,” katanya.

Minat Alkhan terhadap robotik sudah ada sejak sekolah dasar (SD) dan kerap mewakili Indonesia di kompetisi robotik nasional dan internasional sejak masih berseragam putih – merah. Beragam medali pun telah dimiliki.

“Aku mulai robotik sejak kelas satu SD. Namun, aku mulai sangat menyukai robotik sejak bertemu dengan timku ‘Garuda Muda’ dan bekerja sama untuk pertama kali di International Youth Robotic Competition (IYRC) dan langsung mendapatkan Perunggu (bronze) internasional pertamaku," tutur Alkhan.

Sejak kecil, dia memiliki cita-cita menjadi aristek yang paham robotik dan memanfaatkannya dalam mendesain sambil terus menjalankan hobi bermain olahraga bola basket.

Prestasi yang diperoleh Alkhan tidak lepas dari peran kedua orang tua. Sang ibu, Puji, mengungkapkan bahwa Alkhan telah mengikuti les robotik sejak kelas 1 sekolah dasar dan senang bermain menyusun brick atau lego.

Tidak hanya itu, dukungan penuh juga tersedia untuk sang anak dari mulai les, private, dan semua perlengkapan yang diperlukan. Alkhan bisa tahan berjam-jam fokus saat mengotak-atik robotik meskipun kedua orang tua tidak memiliki latar belakang robotik.

Puji dan suami selalu percaya sang anak dapat bertumbuh dan berkarya dengan percaya diri meskipun memiliki kondisi disleksia, diskalkulia, dan dispraksia. Dia percaya bahwa setiap anak punya kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan Alkhan.

“Kami, orang tua Alkhan, sangat bangga dan menghargai kerja keras juga ketekunannya apapun hasilnya. InsyaAllah selama Alkhan masih suka dan mau menekuni robotik kami akan selalu support Alkhan, meskipun kadang ada up and down-nya Alkhan selalu bersungguh-sungguh mengerjakan proyek karya robotiknya.” ucapnya.


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Cerita Pendalaman Karakter Ara Ajisiwi dalam Drama Musikal Ken Dedes

BERIKUTNYA

Kenalan dengan ChatGPT, Chat Bot Cerdas dari OpenAI

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: