Ilustrasi Organoid Intelligence (Sumber gambar: Bret Kavanaugh/Unsplash)

Mengenal Organoid Intelligence, Teknologi Kecerdasan yang Disebut Lebih Canggih Dari AI

15 March 2023   |   19:21 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Organoid Intelligence, mungkin teknologi ini belum banyak terdengar oleh masyarakat awam. Belakangan ini, dunia teknologi masih berfokus pada Artificial Inteligence (AI). Meski telah banyak membantu tugas manusia, Ai dinilai maish jauh dari kata sempurna. Penyempurnaan dicoba dihadirkan dalam teknologi yang lebih masif lagi dalam Organoid Inteligence (OI).

Jika AI berfokus pada kecedasan buatan berbasis sistem artifisial yang bisa diatur dalam konteks ilmiah, maka OI disebut-sebut melampaui kemampuan itu. Alasannya adalah karena teknologi OI dibuat dengan basis otak manusia. Teknologi ini diharapkan lebih sempurna dari kecerdasan buatan bebasis artifisial seperti AI.

Saat ini, peneliti mulai mengembangkan OI untuk menciptakan kekuatan biokomputer dengan sel otak manusia. Ilmuwan dari berbagai bidang bekerja bersama untuk membuat teknologi ini. Salah satu penelitian mengenai OI dilakukan oleh Johns Hopkins Univeristy yang dirilis melalui Frontiers pada 28 Februari 2023.

Baca juga: Cek Kelebihan GPT4 Versi Baru ChatGPT dari Open AI

Penelitian itu menjabarkan jika OI bisa lebih cepat, efisien, dan kuat dibandingkan AI. Saat ini, Lena Smirnova dan peneliti lainnya sedang berfokus pada aktifiasi model biokomputasi baru melalui pelatihan stimulus respon dan antarmuka organoid. Teknologi ini dibayangkan mampu menghubungkan OI dengan sensor dunia nyata dan perangkat khusus didukung dengan gudang data dan pembelajaran mesin.

Pengembangan OI sebetulnya ikut andil dari kecanggihan AI. Dengan demikian, AI juga akan mendukung banyak perkembangan teknologi OI kedepannya. OI perlu model, algoritma, dan teknologi mutakhir untuk pada akhirnya mampu menyimpan data dalam jumlah besar. Peneliti juga tak mau terburu-buru membuat konsep ini menjadi teknologi jadi. Diperlukan pengamatan khusus dan mendalam sehingga teknologi OI tidak merusak ranah etis dan moral yang terkait dengan kehidupan manusia.

Penelitian OI juga digarap demi meningkatkan pemahaman manusia tentang perkembangan otaknya sendiri, misalnya dalam hal ingatan. Peneliti dari Johns Hops Univeristy bahkan mengkalim OI berpotensi membantu menemukan pengobatan untuk gangguan saraf seperti demensia. OI tak hanya dibuat untuk melampaui kecanggihan teknologi biasa, tetapi lebih jauh dalam dunia kesehatan modern.

Dengan memanfaatkan teknologi dengan kehebatan otak manusia yang belum banyak terkeplorasi, peneliti ingin melampaui segala kemungkinan teraik. Profesor Thomas Hartung dari Johns Hopkins Univerity menuturkan, manusia diestimasikan memiliki 2.500 TB kapasitas informasi.

Dengan teknologi secanggih itu, orang mulai menanyakan bentuk OI. Dilansir dari Eurekalert, Profesor Hartng menyebut jika OI dikembangkan dalam bentuk perangkat antarmuka otak komputer yang dibuat seperti penutup atau cangkang yang fleksibel.

"Ini adalah cangkang fleksibel yang tertutup rapat dengan elektroda kecil yang dapat mengambil sinyal dari organoid, dan mengirimkan sinyal ke organoid tersebut,” kata Hartung.

Saat ini, teknologi OI sudah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dalam pengujian. Budaya sel tak datar sudah teruji mampu memainkan video game dengan normal. Hartung menyebut, diperlukan pembangunan alat dan komunitas untuk mewujudkan potensi OI secara penuh.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Sinopsis Drama Korea Bad Mom yang Dibintangi Lee Do Hyun, Angkat Kisah Ibu dan Anak yang Menyentuh

BERIKUTNYA

Tayang di Bioskop Mei 2023, Simak Yuk Bocoran Cerita Film The Little Mermaid

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: