Mengenal Karakteristik dan Gejala Covid-19 Varian Kraken
12 January 2023 |
18:52 WIB
Meski status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut, sejatinya pandemi Covid-19 belum berakhir. Virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron bahkan kembali mengalami mutasi dan mulai menyebar ke sejumlah negara. Varian baru Covid-19 tersebut dijuluki dengan sebutan Kraken.
Varian ini sudah terdeteksi di 74 negara, seperti Amerika Serikat, China, India, Pakistan, Australia, dan sebagainya. Masyarakat perlu mewaspadai adanya varian baru ini karena memiliki tingkat penyebaran yang berbeda dari sebelumnya.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan varian Kraken merupakan subvarian dari Omicron XBB.1.5. Varian ini memiliki karakter yang mirip dengan subvarian lain dari Omicron.
“Gejala yang ditimbulkan oleh Kraken cenderung ringan. Namun, pada orang-orang yang berisiko atau memiliki komorbid, gejalanya bisa berat bahkan dapat mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Masdalina kepada Hypeabis.id.
Masdalina menjelaskan gejala ringan yang dirasakan pengidap Kraken ialah demam, batuk, kelelahan, tidak nafsu makan, dan sakit kepala. Selain itu, gejala lain yang kerap menyertai ialah hidung yang tidak bisa mencium, lidah tidak bisa merasakan, nyeri, sakit tengorokan, dan pilek.
Namun, sebagian besar pengidap varian Kraken justru tanpa gejala. Oleh karena itu, perlu ada antisipasi lebih untuk mendeteksi varian baru Covid-19 ini.
Masdalina menyarankan ke depan pengetesan terhadap masyarakat tidak selalu didahului oleh adanya gejala-gejala umum saja. Namun, langsung spesifik terhadap demam. Jadi, seseorang yang tiba-tiba demam mesti segera melakukan pengecekan mandiri agar Covid-19 tidak kembali menyebar.
Meskipun cepat menyebar, varian Kraken termasuk tidak terlalu ganas. Sama seperti pendahulunya, Omicron, seseorang yang terkena Kraken tidak lantas masuk rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lanjutan. Pasien hanya perlu beristirahat di rumah dan menghindari kontak dengan kerabat dekatnya untuk sementara waktu.
“Namun, bagi populasi yang rentan, seperti orang tua, komorbid, dan lainnya, bisa berakibat buruk jika terkena Covid-19 varian Kraken,” imbuhnya.
Masdalina mengatakan pencegahan virus Covid-19 varian Kraken tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya. Masyarakat tetap perlu melakukan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dari kerumunan.
Meski status PPKM telah dicabut, Masdalina meminta masyarakat tetap waspada dengan Covid-19. Menurut dia, penggunaan masker untuk pencegahan masih sangat penting dan perlu dilakukan oleh semua orang.
Sementara itu, pemerintah juga mesti tetap ikut membantu dan berperan agar penyebaran varian Kraken tidak meluas. Caranya ialah dengan kembali menerapkan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Sebab, Masdalina meyakini varian Kraken sudah masuk ke Indonesia.
Baca juga: 3 Fakta yang Perlu Kamu Tahu tentang Kraken, Subvarian Covid-19 Omicron
“Kemenkes memang menyatakan varian Kraken ini belum terdeteksi, tetapi kemungkinan itu sudah masuk. Alasannya, kita tidak melakukan penutupan terhadap pintu masuk dari 29 negara yang sudah dimasuki oleh Kraken, terutama Amerika Serikat,” kata Masdalina.
Menurut Masdalina, Indonesia kerap kali terlambat dalam melaporkan kasus. Bukan karena tidak ada kasus, melainkan lantaran terlambat dalam deteksi dini. Hal itu terlihat dari awal Covid-19 hingga kemunculan varian-varian lain di bawahnya.
Namun, Masdalina meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, varian ini termasuk yang tidak terlalu berbahaya, terutama bagi mayoritas. Namun, bagi sebagian masyarakat yang rentan, tentu mereka perlu melakukan perlindungan ekstra.
Editor: M R Purboyo
Varian ini sudah terdeteksi di 74 negara, seperti Amerika Serikat, China, India, Pakistan, Australia, dan sebagainya. Masyarakat perlu mewaspadai adanya varian baru ini karena memiliki tingkat penyebaran yang berbeda dari sebelumnya.
Karakteristik Kraken
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan varian Kraken merupakan subvarian dari Omicron XBB.1.5. Varian ini memiliki karakter yang mirip dengan subvarian lain dari Omicron.
“Gejala yang ditimbulkan oleh Kraken cenderung ringan. Namun, pada orang-orang yang berisiko atau memiliki komorbid, gejalanya bisa berat bahkan dapat mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Masdalina kepada Hypeabis.id.
Masdalina menjelaskan gejala ringan yang dirasakan pengidap Kraken ialah demam, batuk, kelelahan, tidak nafsu makan, dan sakit kepala. Selain itu, gejala lain yang kerap menyertai ialah hidung yang tidak bisa mencium, lidah tidak bisa merasakan, nyeri, sakit tengorokan, dan pilek.
Namun, sebagian besar pengidap varian Kraken justru tanpa gejala. Oleh karena itu, perlu ada antisipasi lebih untuk mendeteksi varian baru Covid-19 ini.
Ilustrasi Covid-19 (Sumber gambar: Freepik)
Masdalina menyarankan ke depan pengetesan terhadap masyarakat tidak selalu didahului oleh adanya gejala-gejala umum saja. Namun, langsung spesifik terhadap demam. Jadi, seseorang yang tiba-tiba demam mesti segera melakukan pengecekan mandiri agar Covid-19 tidak kembali menyebar.
Meskipun cepat menyebar, varian Kraken termasuk tidak terlalu ganas. Sama seperti pendahulunya, Omicron, seseorang yang terkena Kraken tidak lantas masuk rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lanjutan. Pasien hanya perlu beristirahat di rumah dan menghindari kontak dengan kerabat dekatnya untuk sementara waktu.
“Namun, bagi populasi yang rentan, seperti orang tua, komorbid, dan lainnya, bisa berakibat buruk jika terkena Covid-19 varian Kraken,” imbuhnya.
Pencegahan Varian Kraken
Masdalina mengatakan pencegahan virus Covid-19 varian Kraken tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya. Masyarakat tetap perlu melakukan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dari kerumunan.
Meski status PPKM telah dicabut, Masdalina meminta masyarakat tetap waspada dengan Covid-19. Menurut dia, penggunaan masker untuk pencegahan masih sangat penting dan perlu dilakukan oleh semua orang.
Sementara itu, pemerintah juga mesti tetap ikut membantu dan berperan agar penyebaran varian Kraken tidak meluas. Caranya ialah dengan kembali menerapkan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Sebab, Masdalina meyakini varian Kraken sudah masuk ke Indonesia.
Baca juga: 3 Fakta yang Perlu Kamu Tahu tentang Kraken, Subvarian Covid-19 Omicron
“Kemenkes memang menyatakan varian Kraken ini belum terdeteksi, tetapi kemungkinan itu sudah masuk. Alasannya, kita tidak melakukan penutupan terhadap pintu masuk dari 29 negara yang sudah dimasuki oleh Kraken, terutama Amerika Serikat,” kata Masdalina.
Menurut Masdalina, Indonesia kerap kali terlambat dalam melaporkan kasus. Bukan karena tidak ada kasus, melainkan lantaran terlambat dalam deteksi dini. Hal itu terlihat dari awal Covid-19 hingga kemunculan varian-varian lain di bawahnya.
Namun, Masdalina meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, varian ini termasuk yang tidak terlalu berbahaya, terutama bagi mayoritas. Namun, bagi sebagian masyarakat yang rentan, tentu mereka perlu melakukan perlindungan ekstra.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.