Dampak Anak yang Memiliki Orang Tua Sibuk Bekerja
06 January 2023 |
19:30 WIB
1
Like
Like
Like
Orang tua yang sibuk bekerja dan memiliki waktu yang sedikit untuk keluarga bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak. Oleh karena itu, orang tua harus mampu menyeimbangkan antara kehidupan kantor dan kehidupan keluarga.
Namun, menciptakan kehidupan yang seimbang antara bekerja dan berkeluarga bukan hal mudah. Beban kerja yang tinggi membuat orang tua kerap lembur atau membawa pekerjaannya ke dalam rumah.
Hal itu membuat orang tua masih harus berjibaku dengan deadline dan alpa dalam merawat anak. Padahal, anak juga butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Psikolog Keluarga dan Anak Klinik PION Clinician Astrid WEN mengatakan kesibukan orang tua yang membuat anak tidak mendapatkan kasih sayang seharusnya termasuk ke dalam bentuk kekerasan.
Baca juga: Bunda Sibuk Bekerja? Begini Cara Agar Anak Tidak Berulah
Ibaratnya, anak sebagai sebuah individu telah lahir dan hadir di tengah keluarga. Namun, keberadaannya tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua. Hal itu membuat anak jadi merasa terabaikan, bingung, dan kehilangan sosok orang tuanya.
Padahal, anak sangat membutuhkan sosok orang tua untuk menemani mereka bertumbuh dan berkembang. Jika peristiwa ini terus terjadi, anak akan merasa dirinya tidak penting dari pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang tuanya.
“Anak akan merasa diabaikan, tidak berharga, dan bukan prioritas orang tuanya. Tanpa sadar, orang tua sedang menjadikan anak korban kekerasan psikis secara halus,” ujar Astrid kepada Hypeabis.id.
Ada dampak panjang yang terjadi pada anak yang kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Masalah ini bahkan bisa memengaruhi perkembangan anak hingga dirinya beranjak dewasa.
Dari sisi keharmonisan, anak akan merasa tidak dekat dengan orang tuanya. Minimnya bonding antara orang tua dan anak membuat suasana rumah jadi tidak nyaman. Anak jadi lebih suka berada di luar rumah dibanding di rumah.
Astrid mengatakan sebagian anak akan menjadi mudah marah dan memiliki pribadi pemberontak. Anak jadi tidak merasa harus mengikuti aturan-aturan dari orang tuanya karena tidak punya hubungan yang dekat.
“Sebagian anak yang merasa diabaikan juga akan mencari sosok dewasa lain untuk mengisi posisi orang tuanya. Jika sosok dewasa itu masih dalam satu keluarga, mungkin masih aman. Namun, jika sosok dewasa itu adalah orang asing, tentu hal itu bisa membahayakan si anak,” imbuhnya.
Selain itu, anak juga akan menunjukkan sifat mencari-cari perhatian. Misalnya, mereka jadi gampang menangis, sensifit, cengeng, dan banyak mau, agar orang tuanya bisa lebih perhatian dengannya.
Namun, ada juga anak yang memilih sebaliknya. Anak akan menjadi pribadi yang apatis dan cuek terhadap lingkungannya. Mereka meniru sifat-sifat orang tua yang tidak memperhatikannya dengan bersikap apatis terhadap lingkungannya.
Jika pada anak-anak, ciri-ciri tersebut mungkin tidak terlalu terlihat atau berefek besar. Namun, tanpa disadari, permasalahan emosi itu akan terus terbawa hingga mereka dewasa. Mereka tumbuh dengan gangguan emosi yang diakibatkan oleh orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Baca juga: 5 Tips Membuat Anak Remaja Mau Terbuka dengan Orang Tua
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Namun, menciptakan kehidupan yang seimbang antara bekerja dan berkeluarga bukan hal mudah. Beban kerja yang tinggi membuat orang tua kerap lembur atau membawa pekerjaannya ke dalam rumah.
Hal itu membuat orang tua masih harus berjibaku dengan deadline dan alpa dalam merawat anak. Padahal, anak juga butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Psikolog Keluarga dan Anak Klinik PION Clinician Astrid WEN mengatakan kesibukan orang tua yang membuat anak tidak mendapatkan kasih sayang seharusnya termasuk ke dalam bentuk kekerasan.
Baca juga: Bunda Sibuk Bekerja? Begini Cara Agar Anak Tidak Berulah
Ibaratnya, anak sebagai sebuah individu telah lahir dan hadir di tengah keluarga. Namun, keberadaannya tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua. Hal itu membuat anak jadi merasa terabaikan, bingung, dan kehilangan sosok orang tuanya.
Ilustrasi anak dan orang tua (Sumber gambar: Freepik)
Padahal, anak sangat membutuhkan sosok orang tua untuk menemani mereka bertumbuh dan berkembang. Jika peristiwa ini terus terjadi, anak akan merasa dirinya tidak penting dari pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang tuanya.
“Anak akan merasa diabaikan, tidak berharga, dan bukan prioritas orang tuanya. Tanpa sadar, orang tua sedang menjadikan anak korban kekerasan psikis secara halus,” ujar Astrid kepada Hypeabis.id.
Efek Jangka Panjang
Ada dampak panjang yang terjadi pada anak yang kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Masalah ini bahkan bisa memengaruhi perkembangan anak hingga dirinya beranjak dewasa.Dari sisi keharmonisan, anak akan merasa tidak dekat dengan orang tuanya. Minimnya bonding antara orang tua dan anak membuat suasana rumah jadi tidak nyaman. Anak jadi lebih suka berada di luar rumah dibanding di rumah.
Astrid mengatakan sebagian anak akan menjadi mudah marah dan memiliki pribadi pemberontak. Anak jadi tidak merasa harus mengikuti aturan-aturan dari orang tuanya karena tidak punya hubungan yang dekat.
“Sebagian anak yang merasa diabaikan juga akan mencari sosok dewasa lain untuk mengisi posisi orang tuanya. Jika sosok dewasa itu masih dalam satu keluarga, mungkin masih aman. Namun, jika sosok dewasa itu adalah orang asing, tentu hal itu bisa membahayakan si anak,” imbuhnya.
Selain itu, anak juga akan menunjukkan sifat mencari-cari perhatian. Misalnya, mereka jadi gampang menangis, sensifit, cengeng, dan banyak mau, agar orang tuanya bisa lebih perhatian dengannya.
Namun, ada juga anak yang memilih sebaliknya. Anak akan menjadi pribadi yang apatis dan cuek terhadap lingkungannya. Mereka meniru sifat-sifat orang tua yang tidak memperhatikannya dengan bersikap apatis terhadap lingkungannya.
Jika pada anak-anak, ciri-ciri tersebut mungkin tidak terlalu terlihat atau berefek besar. Namun, tanpa disadari, permasalahan emosi itu akan terus terbawa hingga mereka dewasa. Mereka tumbuh dengan gangguan emosi yang diakibatkan oleh orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Baca juga: 5 Tips Membuat Anak Remaja Mau Terbuka dengan Orang Tua
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.