Ilustrasi (Sumber gambar: Pexels/Leeloo)

6 Langkah Mewujudkan Resolusi Finansial Lebih Sehat pada 2023

05 January 2023   |   06:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Saat ini kita telah memasuki tahun yang baru. Tentu ada banyak resolusi yang ingin dicapai pada 2023, salah satunya adalah menjadi kuat secara financial. Nah, agar keuangan kita bisa tetap sehat, terjaga, atau bahkan bertumbuh, maka perlu adanya pengaturan yang tepat ya Genhype. Terlebih dengan adanya isu resesi global yang santer. 

Memang hingga memasuki awal tahun ini, kondisi Indonesia masih dalam posisi aman. Akan tetapi, kondisi resesi global tetap perlu diperhatikan. Lebih baik kita mempersiapkan diri sembari tidak terlalu merasa khawatir berlebih. Tindakan bijaksana yang dapat dilakukan yakni mulai mengatur keuangan dengan baik. 

"Mulailah dari hal kecil agar kelak terbiasa pada hal-hal yang besar,” ujar Antonius Tan, Head of Sequis Digital Channel.

Nah, supaya keuangan kita dapat tetap terjaga pada tahun ini, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan. Apa saja itu? Antonius memberikan beberapa kiat yang bisa diterapkan. Yuk simak dalam ulasan berikut ini. 

Baca jugaYuk Simak Cara Membuat Kondisi Finansial Tetap Sehat & Ideal
 

1. Punya Skala Prioritas

Buatlah skala prioritas dengan menyusun daftar kebutuhan dan pengeluaran agar arus kas lebih sehat. Caranya dengan membuat daftar kebutuhan dari yang penting harus didahulukan, penting tapi masih bisa ditunda, dan tidak penting serta bisa ditunda hingga tidak penting dan tidak harus dipenuhi.

Jika terbiasa membuat skala prioritas kebutuhan maka dalam kondisi resesi ataupun tidak, kelak kita akan terbiasa hidup hemat dan sederhana. "Dengan belanja berdasarkan skala prioritas, gaji atau pendapatan juga tidak akan cepat tergerus dan habis di pertengahan bulan. Malahan, saat akhir bulan, masih ada dana tersisa yang dapat dialihkan ke dana darurat, asuransi, atau investasi,” ujarnya.
 

2. Jaga Penghasilan

Saat resesi biasanya fenomena terjadinya PHK tinggi sehingga penting bagi kita mempertahankan kekuatan finansial keluarga agar jika terjadi PHK, anggota keluarga dapat tetap melanjutkan pendidikan dan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Mulailah mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan.

Contohnya, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, mengeksplor hobi atau bakat, memanfaatkan teknologi digital dengan berjualan online, dan sebagainya yang tidak mengganggu pekerjaan utama tapi dapat dlakukan dengan senang hati.

Apalagi, jika bisa melibatkan anggota keluarga lainnya sehingga semua merasakan kerja keras mendapatkan penghasilan ekstra dan kelak akan lebih menghargai waktu dan uang yang dimiliki. 
 

3. Belanja Sesuai Kebutuhan

Genhype sepatutnya bijak memilih barang yang harus dibeli. Jika bukan merupakan kebutuhan dan bisa ditunda, sebaiknya uang yang ada tidak usah dibelanjakan. Sebaliknya, jika merupakan kebutuhan primer maka penuhi agar keluarga tidak kekurangan. Misalnya, jangan sampai anak menjadi kurang gizi karena hanya diberi makan mie instan atau makanan olahan karena harganya murah.

“Belanja harus tetap dilakukan masyarakat karena konsumsi masyarakat penting bagi perputaran roda perekonomian nasional agar dapat terus produktif. Agar pendapatan tidak tergerus untuk belanja tapi tetap bisa mendukung perekonomian nasional maka gunakan uang Anda dengan bijak, yakni saat resesi, belanja untuk kebutuhan pokok dan yang penting-penting dahulu,” ujarnya.


4. Punya Dana Darurat

Dana darurat menjadi instrumen penting dalam keuangan keluarga. Jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan tapi kita harus mengeluarkan uang tunai, maka dana darurat menjadi garda terdepan. Jika sebelumnya kalian sudah terbiasa menyiapkan dana darurat, bisa coba untuk memperbesar jumlahnya. 

Sebaliknya, jika saat ini menjadi kali pertama menyiapkan dana darurat maka dapat mencoba rumus minimal 3 kali pengeluaran bulanan bagi kalian yang masih lajang. Sementara itu, bagi yang sudah berkeluarga dapat menyiapkan 6 kali dari pengeluaran rutin setiap bulan.
 

5. Ikut Asuransi Jiwa & Kesehatan

Banyak yang berpikir asuransi masih dapat ditunda, cukup menjaga kesehatan dan mengandalkan BPJS. Akan tetapi, kebanyak dari kita lupa bahwa risiko sakit bisa datang karena berbagai hal, seperti terpapar polusi udara dan bahan kimia, daya tahan tubuh menurun karena banyak aktivitas dan kurang istirahat, virus dan bakteri yang semakin banyak serta menurunnya kesehatan seiring dengan meningkatnya usia. 

"Jika Anda bijak mengatur pendapatan dengan baik, belanja sesuai skala prioritas maka seharusnya masih tersedia dana untuk melengkapi kebutuhan asuransi bagi keluarga," ucapnya.


6. Berinvestasi

Jika sudah memiliki tabungan, mampu menyiapkan dana darurat, dan sudah mengasuransikan diri dan keluarga. Alangkah baiknya berinvestasi untuk mengembangkan aset yang ada saat ini. Sebab aset yang dimiliki sekarang belum akan punya nilai yang sama dalam beberapa tahun mendatang. 

Hal tersebut disebabkan adanya inflasi yang terus mengerek nilai tukar. Untuk itu, investasi bisa jadi pilihan. Kalian bisa menyesuaikan perilaku investasi dengan profil risiko masing-masing. Bagi yang baru memulai, pilihlah instrumen berisiko rendah dan cenderung aman seperti reksa dana pasar uang atau surat berharga negara, sembari lebih banyak belajar mengenai investasi. 

Baca jugaTips Mengatur Kondisi Finansial bagi Pasangan Milenial

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Tren Fesyen 2023, Dominasi Sustainable & Selebrasi Warna Cerah

BERIKUTNYA

Begini Cara Mengatasi Wi-Fi yang Tidak Terdeteksi di Laptop Windows & Mac

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: