Begini Strategi Mengelola Keuangan di Masa Pandemi
18 June 2021 |
20:25 WIB
Sepanjang pandemi Covid-19 perekonomian anjlok cukup parah dan membuat masyarakat mengalami penurunan pendapatan. Dalam situasi ini kita pun dituntut cermat dalam mengelola keuangan, karena jika tidak bisa semakin memperparah keadaan.
Dalam suasana yang penuh ketidakpastian ini, pengelola keuangan yang sudah memberikan tips melakukan distribusi keuangan untuk dana darurat. Tak tanggung-tanggung, pengelolaan dana darurat ini harus dibuat secara rinci sesuai jumlah anggota keluarga dengan tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Founder dan CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni mengatakan dana darurat bertujuan untuk mendanai keadaan tak terduga misalnya untuk membiayai kelahiran atau sakit tertentu.
Kondisi krisis yang menggerus pendapatan membuat masyarakat mulai bergerilya mengisi kantong keuangan selama masa pandemi. Salah satunya dengan inovasi dan usaha. Cara lain yang dilakukan juga dengan melakukan penghematan dalam pengeluaran dengan mengubah lifestyle.
Dua strategi ini menurut Melvin sangat penting karena melalui pengelolaan dana yang tepat, seseorang bisa menyusun alokasi dana ke sektor yang lebih tepat. Misalnya dengan menabung lebih banyak untuk persiapan dana pendidikan anak.
Dia menyatakan perencanaan keuangan dana darurat termasuk dana pendidikan anak jauh lebih penting saat ini ketimbang melakukan investasi.
“Perencanaan keuangan itu sulit, namun akan lebih sulit lagi jika tidak ada keuangan yang direncanakan. Orang tak investasi tidak miskin, sementara kalau orang tak punya dana darurat ujung-ujungnya berhutang,” jelas Melvin.
Senada dengan Melvin, Vice President Mass Funding Bank BRI Kicky Andrie Devata juga menambahkan, selama masa pandemi masyarakat harus mampu bisa mengalokasikan dan manajemen keuangan dengan baik. Dia menilai cara paling tepat adalah dengan mengubah gaya hidup, atau cara lain dengan mencari
“Kalau tidak bisa ubah lifestyle kita harus cari sumber pendapatan lain. Misalnya dulu masker sekarang mungkin juga face shield, lalu frozen food. Sehingga side income bisa tetap membuat menjaga lifestyle dan keuangan tetap sehat. Intinya jangan korbankan keuangan kita yang utama,” kata Kicky.
Sementara itu menurut Mike Rini, CFP CFEI Financial Planner dalam masa normal baru masyarakat sebenarnya masih diliputi ketidakpastian hingga vaksin Covid-19 ditemukan. Alhasil, tidak ada jaminan apapun terhadap kesuksesan investasi.
Selama pandemi ada pengeluaran lain yang membengkak selama masa karantina di rumah sampai saat normal baru ini. Beberapa di antaranya yakni biaya listrik, pulsa, hingga biaya makanan dan minuman termasuk biaya belanja secara online. Kondisi ini yang memberi tantangan dalam perencanaan keuangan keluarga terutama dalam menyusun tabungan dana pendidikan anak.
“Belanja online itu jadi sulit berhemat, apalagi ada promo-promo. Kerja di rumah banyak waktu online, namun terekspose ragam iklan promo. Godaan belanja jadi besar, akhirnya beli karena promo. Terus begitu, awalnya tak terasa, nanti baru terasa setelahnya karena jumlah uang dikeluarkan itu besar,” pungkas Mike.
Dia pun menegaskan dalam menyusun dana pendidikan anak selain dari alokasi dana darurat, Anda masih bisa memanfaatkan sejumlah produk investasi yang juga sangat banyak jenisnya. Mike menyebut produk investasi untuk dana pendidikan sebenarnya tidak terbatas pada reksadana, saham, maupun tabungan.
Dia menyebut ada beberapa jenis investasi lain dengan imbal hasil rendah, bunga flat, dan aman bagi Anda yang masih butuh kepastian dan kenyamanan melalui masa pandemi ini. Misalnya, deposito. Dia juga menyebut investasi lain yang masih cukup baik jadi opsi adalah emas dengan pengaturan rencana, tujuan, dan pemakaian yang tepat.
“Jadi kalau mau investasi tujuannya harus jelas, misalnya dana pendidikan, barulah Anda memilih produk investasi. Sebab tidak semua produk investasi itu cocok untuk membiayai pendidikan,” kata Mike.
Dia juga mengingatkan agar selama masa normal baru yang penuh ketidakpastian ini, masyarakat menahan diri untuk menjual atau menggadai aset. Oleh sebab itu, dana darurat masih harus jadi prioritas untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga.
Dia pun menambahkan, agar dana darurat jangan cepat dihabiskan jika bukan dalam keadaan yang sangat darurat dan tidak terduga. Dengan pengelolaan dana darurat yang terukur, Anda terbebas dari jerat hutang dan sehingga Anda tak perlu mengambil jalan radikal hingga menjual aset.
“Jadi solusi kalau krisis jangan dikit-dikit aset dijual, digadai. Jadi mulailah dana darurat ini dihitung dan diakumlasikan sesuai kebutuhan dalam rumah,” tuturnya.
Editor: Dika Irawan
Dalam suasana yang penuh ketidakpastian ini, pengelola keuangan yang sudah memberikan tips melakukan distribusi keuangan untuk dana darurat. Tak tanggung-tanggung, pengelolaan dana darurat ini harus dibuat secara rinci sesuai jumlah anggota keluarga dengan tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Founder dan CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni mengatakan dana darurat bertujuan untuk mendanai keadaan tak terduga misalnya untuk membiayai kelahiran atau sakit tertentu.
Kondisi krisis yang menggerus pendapatan membuat masyarakat mulai bergerilya mengisi kantong keuangan selama masa pandemi. Salah satunya dengan inovasi dan usaha. Cara lain yang dilakukan juga dengan melakukan penghematan dalam pengeluaran dengan mengubah lifestyle.
Dua strategi ini menurut Melvin sangat penting karena melalui pengelolaan dana yang tepat, seseorang bisa menyusun alokasi dana ke sektor yang lebih tepat. Misalnya dengan menabung lebih banyak untuk persiapan dana pendidikan anak.
Dia menyatakan perencanaan keuangan dana darurat termasuk dana pendidikan anak jauh lebih penting saat ini ketimbang melakukan investasi.
“Perencanaan keuangan itu sulit, namun akan lebih sulit lagi jika tidak ada keuangan yang direncanakan. Orang tak investasi tidak miskin, sementara kalau orang tak punya dana darurat ujung-ujungnya berhutang,” jelas Melvin.
Senada dengan Melvin, Vice President Mass Funding Bank BRI Kicky Andrie Devata juga menambahkan, selama masa pandemi masyarakat harus mampu bisa mengalokasikan dan manajemen keuangan dengan baik. Dia menilai cara paling tepat adalah dengan mengubah gaya hidup, atau cara lain dengan mencari
“Kalau tidak bisa ubah lifestyle kita harus cari sumber pendapatan lain. Misalnya dulu masker sekarang mungkin juga face shield, lalu frozen food. Sehingga side income bisa tetap membuat menjaga lifestyle dan keuangan tetap sehat. Intinya jangan korbankan keuangan kita yang utama,” kata Kicky.
Sementara itu menurut Mike Rini, CFP CFEI Financial Planner dalam masa normal baru masyarakat sebenarnya masih diliputi ketidakpastian hingga vaksin Covid-19 ditemukan. Alhasil, tidak ada jaminan apapun terhadap kesuksesan investasi.
Selama pandemi ada pengeluaran lain yang membengkak selama masa karantina di rumah sampai saat normal baru ini. Beberapa di antaranya yakni biaya listrik, pulsa, hingga biaya makanan dan minuman termasuk biaya belanja secara online. Kondisi ini yang memberi tantangan dalam perencanaan keuangan keluarga terutama dalam menyusun tabungan dana pendidikan anak.
“Belanja online itu jadi sulit berhemat, apalagi ada promo-promo. Kerja di rumah banyak waktu online, namun terekspose ragam iklan promo. Godaan belanja jadi besar, akhirnya beli karena promo. Terus begitu, awalnya tak terasa, nanti baru terasa setelahnya karena jumlah uang dikeluarkan itu besar,” pungkas Mike.
Dia pun menegaskan dalam menyusun dana pendidikan anak selain dari alokasi dana darurat, Anda masih bisa memanfaatkan sejumlah produk investasi yang juga sangat banyak jenisnya. Mike menyebut produk investasi untuk dana pendidikan sebenarnya tidak terbatas pada reksadana, saham, maupun tabungan.
Dia menyebut ada beberapa jenis investasi lain dengan imbal hasil rendah, bunga flat, dan aman bagi Anda yang masih butuh kepastian dan kenyamanan melalui masa pandemi ini. Misalnya, deposito. Dia juga menyebut investasi lain yang masih cukup baik jadi opsi adalah emas dengan pengaturan rencana, tujuan, dan pemakaian yang tepat.
“Jadi kalau mau investasi tujuannya harus jelas, misalnya dana pendidikan, barulah Anda memilih produk investasi. Sebab tidak semua produk investasi itu cocok untuk membiayai pendidikan,” kata Mike.
Dia juga mengingatkan agar selama masa normal baru yang penuh ketidakpastian ini, masyarakat menahan diri untuk menjual atau menggadai aset. Oleh sebab itu, dana darurat masih harus jadi prioritas untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga.
Dia pun menambahkan, agar dana darurat jangan cepat dihabiskan jika bukan dalam keadaan yang sangat darurat dan tidak terduga. Dengan pengelolaan dana darurat yang terukur, Anda terbebas dari jerat hutang dan sehingga Anda tak perlu mengambil jalan radikal hingga menjual aset.
“Jadi solusi kalau krisis jangan dikit-dikit aset dijual, digadai. Jadi mulailah dana darurat ini dihitung dan diakumlasikan sesuai kebutuhan dalam rumah,” tuturnya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.