Ilustrasi gaslighting. (Dok. RODNAE Productions dari Pexels)

Ternyata, 7 Ucapan Ini Biasa Dipakai Buat Gaslighting!

13 September 2021   |   08:00 WIB

Genhype suka mengingat berbagai ucapan dari orang lain yang seringkali membuat Genhype bertanya-tanya tentang pemikiran atau ingatan yang dirasakan? Hati-hati, bisa saja itu merupakan tanda bahwa Genhype baru saja mendapatkan perlakuan gaslighting dari orang lain.

Gaslighting merupakan bentuk kekerasan psikologis yang dilakukan dengan cara memanipulasi emosional seseorang melalui beragam cara yang membuat korban mempertanyakan kewarasan, persepsi terhadap realitas, atau memori sehingga muncul perasaan bingung, cemas, dan kurang bisa percaya pada diri sendiri.

Meski sebelumnya Genhype sudah tahu tanda-tanda perilaku dari gaslighting, kali ini Hypeabis.id mau bahas tentang ucapan yang biasanya digunakan untuk memojokkan orang lain. Simak yuk!

1. "Kamu gila dan butuh bantuan"
Ucapan yang terkesan seperti diagnosa ini ternyata merupakan bentuk gaslighting yang pada dasarnya bertujuan untuk memojokkan orang lain sehingga pelaku meletakan kesalahan pada korban. Selain itu, ucapan ini juga menandakan bahwa pelaku enggak akan peduli atau bertanggung jawab terhadap perubahan pola pikir dan perilaku.

2. "Kamu harus memperbaikinya"
Mungkin ucapan ini pas ketika seseorang ditegur atas kesalahan yang menimbulkan dampak buruk, tapi dalam kasus gaslighting korban yang mendapatkan ucapan ini seakan-akan perilaku korban bermasalah bagi pelaku, padahal ini adalah cara pelaku untuk mengganggu emosional dan memperkuat upaya dominasi terhadap korbannya.

3. "Kamu hanya enggak pede (percaya diri) dan cemburu"
Metode ini dilakukan pelaku untuk menanamkan ketidakpercayaan diri dan keraguan bagi korbannya ketika berhadapan dengan karakteristik, hal yang menarik dari diri korban, dan sifat sehingga upaya dominasi yang direncanakannya berjalan dengan lancar.

4. "Kamu terlalu sensitif" atau "Kamu bertindak berlebihan"
Dua jenis ucapan ini menunjukkan ketidakpedulian pelaku terhadap perasaan yang dialami korban. Menurut para ahli psikologi, perasaan sensitif yang berlebihan merupakan sasaran empuk bagi pelaku untuk bermain-main dengan psikologi tentang tingkat keparahan kekerasan yang dialami korbannya.

5. "Mungkin itu yang kamu dengar di kepalamu, bukan dari apa yang kukatakan"
Dengan mengelak eksistensi dan perasaan, pelaku mencoba mendominasi dan mengambil kendali dari diri korban dengan memutarbalikan klaim sebagai sesuatu yang belum pernah dilakukan atau dikatakan serta sebagai ilusi bagi korbannya.

6. "Itu cuma bercanda saja"
Menganggap hal serius yang jahat dan negatif sebagai candaan adalah taktik yang populer dari pelaku terhadap korbannya. Ini juga termasuk dengan menggunakan julukan, menantang, dan menghindari tanggung jawab untuk melakukan permintaan maaf.

7. "Kamulah sumber masalahnya, bukan aku"
Penegasan ini merupakan bentuk sikap pelaku yang menganggap korbannya sebagai orang yang narsisis dan sebagai kambing hitam serta membuang segala tindakan buruk dari pelaku ke korbannya. Cara ini juga digunkan untuk memenangkan argumen agar korban akhirnya percaya bahwa korbanlah yang bersalah.


Editor: Indyah Sutriningrum

 

SEBELUMNYA

5 Siasat Memaksimalkan Fungsi Ruangan di Rumah Minimalis

BERIKUTNYA

Dunia Bollywood Berduka, Aktor Legendaris India Dilip Kumar Meninggal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: