Viralnya Video Susu Beruang, Ketika Konten ‘Receh’ Mampu Dongkrak Penjualan Signifikan
07 July 2021 |
16:19 WIB
Genhype masih ingat ngga fenomena beberapa hari lalu ketika munculnya sebuah video viral mengenai masyarakat yang saling berebut membeli susu beruang? Viralnya video tersebut ternyata memunculkan efek domino panic buying loh yang membuat susu beruang menjadi sulit ditemukan.
Walhasil penjualan pun meningkat signifikan hanya dalam waktu beberapa hari. Netizen pun makin sering membicarakannya sehingga popularitas susu beruang makin terdongkrak. Orang yang tadinya tidak tahu dan belum pernah mencoba menjadi penasaran dan akhirnya membeli.
Dampak baiknya orang bisa lebih mempelajari khasiat susu beruang, dan merasa adanya kecocokan dengan yang dibutuhkan saat ini dalam menghadapi pandemi. Padahal, brand tersebut telah puluhan tahun membangun branding sebagai susu steril yang baik untuk menetrakan racun di tubuh serta menyembuhkan berbagai penyakit tetapi baru saat ini popularitasnya kian meroket.
Pakar Digital Branding Soegimitro menilai viralnya video rebutan susu berang tersebut merupakan konten kreatif yang berhasil memicu omzet sebuah produk. Konten viral sebuah brand, menurutnya bisa diciptakan oleh si pemilik brand itu sendiri maupun orang biasa yang kemudian menyebarkannya.
Baik konten tersebut sengaja atau tidak sengaja tetapi dengan viralnya video tersebut mampu membuat banyak orang tertular melakukan hal yang sama di tempat lain. Ada yang penasaran dengan rasanya, ada yang membeli karena kebutuhan, bahkan ada yang sengaja membeli untuk dibuat konten atau dijual kembali.
Jika menilik kembali viralnya video tersebut sehingga dapat mendongkrak omzet susu beruang secara signifikan hanya dari video ‘receh’ tanpa harus menggunakan artis terkenal, seolah menunjukkan bahwa inilah gaya marketing era digital saat ini.
“Satu percikan kecil dari sebuah konten yang viral, bisa menyalakan pembrandingan yang sudah dilakukan puluhan tahun di Indonesia. Konten yang terlihat sederhana tapi sebenarnya sudah dibangun sebagai terusan pembrandingan sejak puluhan tahun yang lalu,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kegagalan dari banyaknya brand senior di antaranya karena karena mereka tidak mampu menciptakan ide kreatif kekinian yang disukai netizen sehingga posisi mereka digeser oleh brand baru.
Padahal, branding yang kreatif sangatlah penting dalam menaikkan omzet sebuah produk. Cara mempromosikan brand juga sudah berbeda dengan gaya lama menyesuaikan perkembangan zaman. Utamanya adalah bagaimana strategi branding dapat memberi efek domino.
Ketika sebuah postingan membuat banyak orang termasuk influencer ikut mereposting brand kita di media sosialnya tanpa dibayar, itu juga menjadi salah satu gaya marketing kekinian.
“Mereka yang mampu beradaptasi itulah yang akan menguasai market di era digital saat ini. Jadi beradaptasilah, brandinglah produk Anda dengan konsisten dan terarah. Dilanjutkan ciptakan konten viral, maka makin sukseslah brand anda,” tutur pria yang sudah berpengalaman 25 tahun menangani banyak brand ini.
Editor: M R Purboyo
Walhasil penjualan pun meningkat signifikan hanya dalam waktu beberapa hari. Netizen pun makin sering membicarakannya sehingga popularitas susu beruang makin terdongkrak. Orang yang tadinya tidak tahu dan belum pernah mencoba menjadi penasaran dan akhirnya membeli.
Dampak baiknya orang bisa lebih mempelajari khasiat susu beruang, dan merasa adanya kecocokan dengan yang dibutuhkan saat ini dalam menghadapi pandemi. Padahal, brand tersebut telah puluhan tahun membangun branding sebagai susu steril yang baik untuk menetrakan racun di tubuh serta menyembuhkan berbagai penyakit tetapi baru saat ini popularitasnya kian meroket.
Pakar Digital Branding Soegimitro menilai viralnya video rebutan susu berang tersebut merupakan konten kreatif yang berhasil memicu omzet sebuah produk. Konten viral sebuah brand, menurutnya bisa diciptakan oleh si pemilik brand itu sendiri maupun orang biasa yang kemudian menyebarkannya.
Baik konten tersebut sengaja atau tidak sengaja tetapi dengan viralnya video tersebut mampu membuat banyak orang tertular melakukan hal yang sama di tempat lain. Ada yang penasaran dengan rasanya, ada yang membeli karena kebutuhan, bahkan ada yang sengaja membeli untuk dibuat konten atau dijual kembali.
ilustrasi branding/freepik
Jika menilik kembali viralnya video tersebut sehingga dapat mendongkrak omzet susu beruang secara signifikan hanya dari video ‘receh’ tanpa harus menggunakan artis terkenal, seolah menunjukkan bahwa inilah gaya marketing era digital saat ini.
“Satu percikan kecil dari sebuah konten yang viral, bisa menyalakan pembrandingan yang sudah dilakukan puluhan tahun di Indonesia. Konten yang terlihat sederhana tapi sebenarnya sudah dibangun sebagai terusan pembrandingan sejak puluhan tahun yang lalu,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kegagalan dari banyaknya brand senior di antaranya karena karena mereka tidak mampu menciptakan ide kreatif kekinian yang disukai netizen sehingga posisi mereka digeser oleh brand baru.
Padahal, branding yang kreatif sangatlah penting dalam menaikkan omzet sebuah produk. Cara mempromosikan brand juga sudah berbeda dengan gaya lama menyesuaikan perkembangan zaman. Utamanya adalah bagaimana strategi branding dapat memberi efek domino.
Ketika sebuah postingan membuat banyak orang termasuk influencer ikut mereposting brand kita di media sosialnya tanpa dibayar, itu juga menjadi salah satu gaya marketing kekinian.
“Mereka yang mampu beradaptasi itulah yang akan menguasai market di era digital saat ini. Jadi beradaptasilah, brandinglah produk Anda dengan konsisten dan terarah. Dilanjutkan ciptakan konten viral, maka makin sukseslah brand anda,” tutur pria yang sudah berpengalaman 25 tahun menangani banyak brand ini.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.