Ilustrasi pasar di China yang menjadi tempat risiko tinggi penularan Covid-19. (Sumber gambar : Unsplash/Paulo Evangelista)

China Krisis Covid-19, Epidemiolog Imbau Indonesia Perkuat Skrining Pelancong

29 December 2022   |   16:40 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Sejumlah negara memberlakukan persyaratan perjalanan bagi para pelancong yang baru kembali dari China. Hal ini sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 yang kembali mengganas di Negeri Tirai Bambu itu sejak awal Desember ini.

Meskipun belum ada angka pasti yang diumumkan, diprediksi 37 juta penduduk China telah terinfeksi Covid-19 sejak pekan lalu. Sempat melakukan lockdown dan memberlakukan kebijakan Zero Covid, otoritas China berencana membuka kembali perbatasan pada 8 Januari 2023. Pembukaan kembali China disinyalir untuk meraih potensi wisata. 

Sementara itu, hampir setengah penumpang dua penerbangan dari China ke Milan dinyatakan positif Covid-19 dalam pekan ini. Dua penerbangan penumpang yang terinfeksi tiba di Bandara Malpensa dari Tiongkok pada Senin, (26/12/2022).

Menurut kepala kesehatan wilayah setempat, Lombardy Guido Bertolaso, pada penerbangan pertama, 35 dari 92 penumpang dinyatakan positif terkena virus SARS CoV-2. Sementara pada penerbangan kedua, ada 62 penumpang dari 120 orang yang terinfeksi. Penumpang yang dites positif pun telah diisolasi dan petugas langsung meningkatkan upaya pelacakan kontak.

Menteri Kesehatan Italia Orazio Schillaci mengumumkan bahwa negara itu akan melakukan tes Covid-19 kepada semua penumpang dari China dan transit melalui Italia. “Langkah ini penting untuk memastikan pengawasan dan identifikasi varian virus apa pun untuk melindungi populasi Italia,” kata Schillaci dikutip dari New York Post, Kamis (29/12/2022).

Selain Italia, Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan juga melakukan langkah serupa. Korea Selatan dan beberapa negara lainnya sedang mengambil ancang-ancang.

Adapun Inggris, Australia, dan Jerman belum memberlakukan pembatasan baru pada wisatawan dari China, meskipun mereka memantau perkembangan dengan ketat. Di sisi lain, sejumlah negara masih menyambut wisatawan China untuk melancong ke negaranya, termasuk Indonesia.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, mengatakan sudah waktunya Indonesia memperkuat skrining terutama di musim libur saat ini. “Penting pengetatan masuk dari China dan negara yang berpotensi lonjakan serupa dalam kaitan sub varian baru yang timbul dan masif,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Kamis (29/12/2022). 

 

Dicky Budiman epidemiolog University Griffith/Bisnis/com

Dicky Budiman epidemiolog University Griffith/Bisnis/com


Selain skrining, dia menyarankan agar para pelancong dari China  wajib sudah vaksin booster dalam durasi 6 bulan ketika datang ke Indonesia. Wisatawan Negeri Panda itu juga harus melakukan tes PCR  ketiga masuk ke Tanah Air.

Apabila hasil tes dinyatakan positif, Dicky menyarankan agar wisatawan tersebut dikarantina selama tiga hari. “Wisma Atlet jangan semua ditutup. Kapasitas ratusan (kamar) harus dijaga. Ketika ada kasus positif ada tempat yang bisa dipusatkan. Sisakan satu tower,” tegasnya.

Dicky menambahkan bahwa subvarian Omicron BF.7 yang menjadi peningkatan kasus di China  memiliki kemampuan kuat dalam menginfeksi. Oleh karena itu, dia meminta kewaspadaan tetap ditingkatkan. 

“Subvarian BF.7 menembus vaksinasi, data menunjukkan reproduksi tinggi, di tengah imunitas rendah,” ungkapnya. 

Dia pun menyarankan sebaiknya warga negara Indonesia (WNI) yang berniat pergi ke China, menunda rencananya. “Ditunda dulu sampai Februari untuk lihat situasi gelombang yang diprediksi berlangsung 3 bulan, sekarang kurang lebih sudah 1 bulan,” saran Dicky. . 

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Asyik, Film Dokumenter Legenda Marvel Stan Lee Siap Dirilis Tahun Depan

BERIKUTNYA

GOT the beat Siap Comeback dengan Abum Baru Stamp On It Tahun Depan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: