Bakal Ada Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Bagaimana Nasib KA Argo Parahyangan?
16 December 2022 |
14:14 WIB
Seiring dengan rencana pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), operasional Kereta Api (KA) Argo Parahyangan yang punya rute sama yakni Jakarta-Bandung menjadi pertanyaan banyak orang. Apakah nantinya kereta api yang telah eksis tersebut akan dihilangkan atau tidak?
VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus, mengatakan bahwa KA Argo Parahyangan dengan rute Stasiun Gambir-Stasiun Bandung pulang pergi masih beroperasi sampai dengan saat ini. "Adapun terkait isu tersebut, kami sampaikan bahwa belum ada keputusan," katanya kepada Hypeabis.id.
Dia menuturkan bahwa untuk sekarang, perusahaan masih fokus untuk melakukan persiapan kehadiran layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebagai salah satu alternatif transportasi jalur darat dari Ibu Kota Jakarta menuju Bandung, dan juga rute sebaliknya.
Baca juga: KAI Sediakan Kereta Pengumpan untuk Pengguna Kereta Cepat
Adapun, terkait dengan nasib KA Argo Parahyangan pada masa mendatang masih belum tentu. Informasi jumlah pelancong kereta api Jakarta-Bandung eksisting tersebut tiap bulannya juga tidak dibeberkan. Hal tersebut menjadi konsern sejumlah pihak, menyusul kehadiran KCJB.
Pembuat petisi beralasan bahwa secara prinsip seharusnya operasi yang tidak menguntungkan yang harus dihentikan karena akan membebani perusahaan dalam jangka panjang. Kemudian, operasional kereta yang menguntungkan harus dipertahankan dan dikembangkan untuk profitabilitas perusahaan PT KAI.
Alasan lainnya adalah KA Argo Parahyangan pernah menjadi bread and butter perusahaan, sehingga mampu melakukan subsidi silang ke operasi di rute yang kurang menguntungkan; KA Argo Parahyangan menjadi pilihan bagi warga Bandung yang bekerja di Jakarta secara rutin brangkat pada Minggu dan kembali pada Jumat.
Selain itu, perpindahan dari KA Argo Parahyangan ke Kereta Cepat Jakarta Bandung akan sangat membebani para komuter mengingat pada saat ini sudah sangat nyaman, efisien, dan tanpa keluhan. Terakhir, pembuat petisi menuliskan semua keputusan bisnis harus berdasarkan alasan rasional, bukan alasan yang akan membebani perusahaan pada masa yang akan datang.
Untuk diketahui, PT Kereta Api Indonesia meyiapkan Kereta Api Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Kereta ini dapat digunakan oleh para pelancong yang akan menggunakan KCJB menuju Stasiun Bandung dari Stasiun KCJB Padalarang atau sebaliknya.
Kereta api feeder tersebut memiliki jadwal yang menyesuaikan dengan jadwal kedatangan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun KCJB Padalarang. “Adapun waktu tempuh KA Feeder KCJB untuk menuju Stasiun Bandung adalah hanya 18 menit,” katanya.
Kereta pengumpan yang akan tersedia terdiri dari lima rangkaian kereta rel diesel elektrik (KRDE). Setiap rangkaian kereta pengumpan yang dapat digunakan oleh pelancong terdiri dari lima kereta dengan total kapasitas 280 pelancong.
Baca juga: Stasiun Kereta Peninggalan Belanda yang Masih Berdiri Megah di Jakarta
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus, mengatakan bahwa KA Argo Parahyangan dengan rute Stasiun Gambir-Stasiun Bandung pulang pergi masih beroperasi sampai dengan saat ini. "Adapun terkait isu tersebut, kami sampaikan bahwa belum ada keputusan," katanya kepada Hypeabis.id.
Dia menuturkan bahwa untuk sekarang, perusahaan masih fokus untuk melakukan persiapan kehadiran layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebagai salah satu alternatif transportasi jalur darat dari Ibu Kota Jakarta menuju Bandung, dan juga rute sebaliknya.
Baca juga: KAI Sediakan Kereta Pengumpan untuk Pengguna Kereta Cepat
Adapun, terkait dengan nasib KA Argo Parahyangan pada masa mendatang masih belum tentu. Informasi jumlah pelancong kereta api Jakarta-Bandung eksisting tersebut tiap bulannya juga tidak dibeberkan. Hal tersebut menjadi konsern sejumlah pihak, menyusul kehadiran KCJB.
Petisi
Dikutip dari laman change.org, sebuah petisi berjudul Pertahankan KA Argo Parahyangan muncul. Hingga artikel ini dibuat, petisi itu telah ditanda tangani oleh lebih dari 4.200 orang, dengan target sebanyak 5.000 tanda tangan. Petisi ditujukan kepada PT KAI, Menteri Perhubungan Menteri BUMN, dan pengguna kereta api itu meminta agar operasional Argo Parahyangan tidak berhentika setelah KCJB beroperasi.Pembuat petisi beralasan bahwa secara prinsip seharusnya operasi yang tidak menguntungkan yang harus dihentikan karena akan membebani perusahaan dalam jangka panjang. Kemudian, operasional kereta yang menguntungkan harus dipertahankan dan dikembangkan untuk profitabilitas perusahaan PT KAI.
Alasan lainnya adalah KA Argo Parahyangan pernah menjadi bread and butter perusahaan, sehingga mampu melakukan subsidi silang ke operasi di rute yang kurang menguntungkan; KA Argo Parahyangan menjadi pilihan bagi warga Bandung yang bekerja di Jakarta secara rutin brangkat pada Minggu dan kembali pada Jumat.
Selain itu, perpindahan dari KA Argo Parahyangan ke Kereta Cepat Jakarta Bandung akan sangat membebani para komuter mengingat pada saat ini sudah sangat nyaman, efisien, dan tanpa keluhan. Terakhir, pembuat petisi menuliskan semua keputusan bisnis harus berdasarkan alasan rasional, bukan alasan yang akan membebani perusahaan pada masa yang akan datang.
Untuk diketahui, PT Kereta Api Indonesia meyiapkan Kereta Api Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Kereta ini dapat digunakan oleh para pelancong yang akan menggunakan KCJB menuju Stasiun Bandung dari Stasiun KCJB Padalarang atau sebaliknya.
Kereta api feeder tersebut memiliki jadwal yang menyesuaikan dengan jadwal kedatangan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun KCJB Padalarang. “Adapun waktu tempuh KA Feeder KCJB untuk menuju Stasiun Bandung adalah hanya 18 menit,” katanya.
Kereta pengumpan yang akan tersedia terdiri dari lima rangkaian kereta rel diesel elektrik (KRDE). Setiap rangkaian kereta pengumpan yang dapat digunakan oleh pelancong terdiri dari lima kereta dengan total kapasitas 280 pelancong.
Baca juga: Stasiun Kereta Peninggalan Belanda yang Masih Berdiri Megah di Jakarta
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.