Sosok Seniman Astari Rasjid di Mata Para Kurator
13 December 2022 |
07:37 WIB
Seniman Astari Rasjid mengembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 11 Desember 2022 di Farrer Park Hospital Singapura pada pukul 19.48 waktu setempat. Sang seniman yang meninggal dunia pada usia 69 tahun itu memiliki posisi penting di dunia seni rupa Indonesia.
Kurator Sudjud Dartanto mengatakan bahwa sang seniman adalah salah satu perupa perempuan penting di sejarah seni rupa Indonesia. Menurutnya, seni bagi sang seniman adalah sebuah keberpihakkan terhadap posisi perempuan dalam tatanan masyarakat. “Yang didominasi oleh nilai patriarkal dan maskulinitas,” katanya.
Baca juga: Profil Astari Rasjid, Seniman & Mantan Duta Besar RI yang Wafat di Singapura
Dia menambahkan gagasan karya sang seniman pun menyuarakan ekspresi atas posisi dan relasi perempuan dalam sejarah Nusantara sampai dengan Indonesia modern. Tidak hanya itu, karya-karya sang seniman juga mengekspresikan posisi perempuan dalam berbagai corak dan struktur produksi melalui jukstaposisi simbol tradisi dan modern.
Kemudian, karya sang seniman juga mengajak para pencinta seni untuk peka terhadap pola dan lambang visual yang divisualkan dengan menarik dan fashionable dengan ketelitiannya.
Sementara itu, Kurator Asikin Hasan menilai bahwa sang seniman adalah salah satu perempuan seniman kontemporer Indoensia yang terus berkarya sampai akhir hayat. “Beliau bukan hanya seniman, tapi juga mengelola sejumlah peristiwa pameran,” katanya.
Dia menuturkan bahwa sang seniman terus berkarya selain menjalani tugas diplomatik ketika menjadi duta besar Indonesia di Bulgaria. Sang seniman bahkan pernah membuat pameran perempuan Indonesia di Museum Nasional Sofia, sebuah museum yang terkenal di Bulgaria.
Tidak hanya itu, Astari juga memperkenalkan sejumlah pertunjukan dan produk kain tradisional di Museum Nasional Sofia. “Dia sangat sadar bagaimana pentingnya dunia seni dalam kaitan dengan dunia diplomatik. Kita kehilangan sosok multitalenta,” katanya.
Dikutip dari laman Galeri Nasional Indonesia, Astari lahir di Jakarta pada 1953. Selain seniman, dia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria Merangkap Albania dan Makedonia Utara pada 2016-2020.
Astari adalah alumni Jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia pada 1973. Dia kemudian melanjutkan studinya ke Lucy Clayton School of Fashion Design di Inggris (1976), Art Department dari University of Minnesota (1987), dan Art Course di Royal College of Art, Inggris (1988).
Dia telah melakukan beragam pameran, baik tunggal maupun kolektif. Pameran tunggal yang pernah terselenggara adalah YANG TERHORMAT IBU, Retrospective Exhibition, 30 Years Working in the Arts di PKKH Art Center, UGM-Yogyakarta pada 2016 dan His/Hers Exhibition di Vanessa Art Link 798 District, Beijing - Tiongkok pada 2008.
Adapun, pameran kolektif yang pernah diikutinya seperti Synthesis Indonesia – Bulgarian Contemporary Art Exhibition di Nastional Gallery Kvadrat 500, Sofia - Bulgaria pada 2019; Wonders of Indonesia di National Gallery The Palace, Sofia – Bulgaria pada 2017; Aku Diponegoro The Prince in Our Memory di Galeri Nasional Indonesia pada 2015, dan Pameran Sakti di Venice Art Biennale, Italia pada 2013.
Sang seniman juga telah mendapatkan banyak penghargaan dalam, seperti Madara Horseman 1st Degree State Order dari Presiden Republik Bulgaria Rumen Radev pada 2020, penghargaan dari Bulgarian Chamber of Commerse & Industry, Penghargaan dr Code Fashion Award atas perannya di KBRI Sofia dan partisipasi pada Sofia Fashion World pada 2019, Kartini Award dari Mitra Seni Indonesia pada 2015, dan Phillip Morris Art award pada 2005.
Baca juga: Melihat Kembali Karya-karya Terbaik Astari Rasjid, Seniman Feminis Jago Diplomasi
Editor: Dika Irawan
Kurator Sudjud Dartanto mengatakan bahwa sang seniman adalah salah satu perupa perempuan penting di sejarah seni rupa Indonesia. Menurutnya, seni bagi sang seniman adalah sebuah keberpihakkan terhadap posisi perempuan dalam tatanan masyarakat. “Yang didominasi oleh nilai patriarkal dan maskulinitas,” katanya.
Baca juga: Profil Astari Rasjid, Seniman & Mantan Duta Besar RI yang Wafat di Singapura
Dia menambahkan gagasan karya sang seniman pun menyuarakan ekspresi atas posisi dan relasi perempuan dalam sejarah Nusantara sampai dengan Indonesia modern. Tidak hanya itu, karya-karya sang seniman juga mengekspresikan posisi perempuan dalam berbagai corak dan struktur produksi melalui jukstaposisi simbol tradisi dan modern.
Kemudian, karya sang seniman juga mengajak para pencinta seni untuk peka terhadap pola dan lambang visual yang divisualkan dengan menarik dan fashionable dengan ketelitiannya.
Sementara itu, Kurator Asikin Hasan menilai bahwa sang seniman adalah salah satu perempuan seniman kontemporer Indoensia yang terus berkarya sampai akhir hayat. “Beliau bukan hanya seniman, tapi juga mengelola sejumlah peristiwa pameran,” katanya.
Dia menuturkan bahwa sang seniman terus berkarya selain menjalani tugas diplomatik ketika menjadi duta besar Indonesia di Bulgaria. Sang seniman bahkan pernah membuat pameran perempuan Indonesia di Museum Nasional Sofia, sebuah museum yang terkenal di Bulgaria.
Tidak hanya itu, Astari juga memperkenalkan sejumlah pertunjukan dan produk kain tradisional di Museum Nasional Sofia. “Dia sangat sadar bagaimana pentingnya dunia seni dalam kaitan dengan dunia diplomatik. Kita kehilangan sosok multitalenta,” katanya.
Dikutip dari laman Galeri Nasional Indonesia, Astari lahir di Jakarta pada 1953. Selain seniman, dia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria Merangkap Albania dan Makedonia Utara pada 2016-2020.
Astari adalah alumni Jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia pada 1973. Dia kemudian melanjutkan studinya ke Lucy Clayton School of Fashion Design di Inggris (1976), Art Department dari University of Minnesota (1987), dan Art Course di Royal College of Art, Inggris (1988).
Dia telah melakukan beragam pameran, baik tunggal maupun kolektif. Pameran tunggal yang pernah terselenggara adalah YANG TERHORMAT IBU, Retrospective Exhibition, 30 Years Working in the Arts di PKKH Art Center, UGM-Yogyakarta pada 2016 dan His/Hers Exhibition di Vanessa Art Link 798 District, Beijing - Tiongkok pada 2008.
Adapun, pameran kolektif yang pernah diikutinya seperti Synthesis Indonesia – Bulgarian Contemporary Art Exhibition di Nastional Gallery Kvadrat 500, Sofia - Bulgaria pada 2019; Wonders of Indonesia di National Gallery The Palace, Sofia – Bulgaria pada 2017; Aku Diponegoro The Prince in Our Memory di Galeri Nasional Indonesia pada 2015, dan Pameran Sakti di Venice Art Biennale, Italia pada 2013.
Sang seniman juga telah mendapatkan banyak penghargaan dalam, seperti Madara Horseman 1st Degree State Order dari Presiden Republik Bulgaria Rumen Radev pada 2020, penghargaan dari Bulgarian Chamber of Commerse & Industry, Penghargaan dr Code Fashion Award atas perannya di KBRI Sofia dan partisipasi pada Sofia Fashion World pada 2019, Kartini Award dari Mitra Seni Indonesia pada 2015, dan Phillip Morris Art award pada 2005.
Baca juga: Melihat Kembali Karya-karya Terbaik Astari Rasjid, Seniman Feminis Jago Diplomasi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.